Setelah turun dari mobil, mereka bertiga terus melihat markas The Killer dengan tatapan kagum. Dari luar bangunan ini terlihat seperti bangunan usang yang tak layak huni. Tetapi coba bayangkan saat kau masuk kedalamnya, bangunan ini benar benar sangat modern. Bagaimana tidak, bangunan ini difasilitasi alat alat canggih.
Allura memimpin mereka masuk kedalam ruangannya. Lebih tepatnya ruangannya untuk mengadakan rapat bersama para anggotanya.
Mereka duduk memutar saling berhadapan.
"Jadi, seperti yang Jeny katakana pada kalian, The Killer memang membangun sebuah organisasi tanpa sepengetahuan pimpinan. Kami tidak berkhianat padanya. Alasannya hanya para pimpinan The Killer yang tahu. Sebelum kalian resmi menjadi anggota The Killer, kalian harus bersumpah untuk tidak berkhianat pada kami dengan membocorkan informasi kami. Contohnya ingin membocorkan info ini pada pimpinan." Jelas Allura panjang.
Mereka bertiga masih terus menyimak dengan serius. Tak lama seseorang masuk kedalam ruangan. Lalu berjalan dan berdiri tepat disamping Allura.
"Ini data yang anda minta Nona." Ucap Albert sopan tanpa menatap ketiga orang lain didalam ruangan itu.
"Oke terima kasih Albert." Albert mengangguk lalu berdiri tegak tanpa ekspresi diwajahnya.
"Jadi, bagaimana keputusan kalian?" Tanya Allura.
"Apa syaratnya hanya itu?" Tanya Jack dan dijawab anggukan oleh Allura.
"Ya. Tapi jika kalian mengkhianati kami, tidak akan ada hari esok untuk kalian. Juga, jangan pernah untuk penasaran dengan alasan mengapa kami membentuk sebuah organisasi dibelakang pimpinan." Ucap Allura jelas.
Mereka saling berpandangan. Bingung harus apa. Allura terkekeh,
"Baiklah. Kalian kuberi waktu untuk berdiskusi. Aku akan kembali." Ucap Allura lalu berdiri meninggalkan mereka diruangan itu. Tentu saja Albert ikut bersama Allura.
"kurasa kita harus memikirkannya matang matang." Ucap Zidan yang diangguki kedua partnernya.
***
Allura dan Albert berjalan menuju ke sebuah tempat pelatihan untuk para calon anggota elite The Killer.
"Albert, tidak bisakah kau tidak berjalan dibelakangku? Kau bisa berjalan disampingku." Ucap Allura tanpa menoleh.
"Terimakasih atas tawaranmu Nona. Tapi aku akan berjalan dibelakangmu saja." Jawab Albert formal. Allura berdecak malas.
"Aku tidak suka jika kau berbicara formal padaku, padahal hanya ada kita berdua." Albert berdehem menanggapi Allura.
Allura berhenti lalu berbalik menatap Albert tajam. Albert menunduk, "Maaf Nona." Allura menghela nafas kesal.
"Berhenti seperti itu! Aku benar benar tidak suka!"
Albert mengangguk, "Baiklah All." Wajahnya berubah lebih santai daripada yang tadi.
"Aku lebih suka kau seperti ini. Kau bukan pengawal ku Albert."
"Hm. Apapun asal kau senang."
Allura berbalik lalu tersenyum tulus pada Albert. Hanya pada Albert saja Allura seperti itu. Tidak dengan yang lain, baginya Albert seperti kakak lelakinya. Dia selalu ada untuk Allura, dan Allura tau Albert selalu tulus padanya.
"Bagaimana dia?" Tanya Allura.
"Lumayan. Sejauh ini baik." Jawab Albert santai.
Albert membuka pintu yang menuju ke sebuah ruang latihan. Sebuah halaman luas terpampang jelas dihadapan mereka. Banyak alat alat untuk latihan. Begitupun anggota anggota yang sedang berlatih maupun yang dilatih.
Albert dan Allura memandang ke satu titik yang sama. Allura berdecak,
"Ck. Dia sangat mencolok." Ucap Allura.
"Aku ingin laporan selama dia latihan." Sambung Allura. Albert mengangguk lalu berjalan meninggalkan Allura menuju ke seseorang yang sedang melatih Erlan. Allura melihat dia berbincang sebentar lalu sosok pelatih itu memberikan sebuah tablet pada Albert.
Albert kembali menuju Allura lalu memberikan tablet itu. Allura menerima tablet itu lalu mengotak atik sebentar. Dia tersenyum miring,
"Aku tidak menyangka dia sebagus ini."
"Apa kau berharap dia adalah bocah yang cerobah tak tahu apa apa disaat dia diasuh oleh seorang mafia?" Tanya Albert.
"Hmm, tidak buruk. Awasi dia terus Albert. Aku akan kembali melihat kelompok A." Allura mengembalikan tablet yang dia pegang pada Albert lalu berbalik pergi.
"Selalu jaga kesehatanmu All." Ucap Albert pelan. Allura hanya bergumam membalas Albert.
Bukan tanpa alasan Albert menjadi sangat datar. Dan bukan sebuah rahasia lagi jika Albert dan Allura saling menyukai. Hanya saja, ada sebuah insiden yang membuat Jessana mengeluarkan sebuah peraturan bahwa tidak ada yang boleh saling melibatkan perasaan dalam organisai ini.
Peraturan itu dibuat karena insiden Albert dan Allura dan membuat mereka berdua harus benar benar menjaga jarak.
Albert tersenyum miris. Demi Allura, dia mengorbankan perasaannya agar terus berada disampingnya. Jika tidak seperti itu pilihannya hanya satu, Allura atau Albert yang keluar dari The Killer.
***
Allura sudah sampai diruangan yang ditempati kelompok A. Dia masuk dan duduk dihadapan kelompok A.
"Bagaimana?" Tanya Allura.
"Kami akan menerima tawaranmu." Ucap Zidan mewakili yang lain. Allura mengangguk.
"Baiklah." Ucap Allura lalu mengambil sebuah tablet dimejanya lalu mengotak atik sebentar.
"Apa yang kau katakan pada pimpinan saat membawa kami?" Tanya Jeny.
Allura menatap Jeny, "Aku bilang padanya, bahwa aku akan membawa kalian bertiga."
"Maksud pertanyaanku adalah, apa pimpinan tidak mencurigai dirimu?" Tanya Jeny.
Allura terkekeh, "Kau tau, para anggota inti The Killer diperbolehkan mengambil beberapa anggota untuk membantu menjalankan misi. Tetapi dia tidak tahu jika kami sudah berkembang sampai sejauh ini."
"Bagaimana jika dia tahu?"
"Perang."
Mereka bertiga terkejut mendengar jawaban Allura. Allura tertawa melihat ekspresi mereka.
"Aku hanya bercanda. Kalian tidak perlu memikirkan itu. Oh, jika kalian ragu untuk setia pada The Killer lebih baik kalian kembali ke organisasi." Ucap Allura santai.
"Dan merasakan pencucian otak?" Tanya Jack.
"Tentu saja. Itu sudah pasti."
"Kau seperti memaksa kami menjadi anggotamu." Ucap Zidan.
"Tidak juga. Aku merekrut orang sesuai instingku. Dan jika aku benar benar menginginkan orang itu, aku akan melakukan apapun. Lagi pula kalian tidak akan berkembang disana, mengingat kalian adalah anggota terlamban disana."
Zidan dan Jack hanya mendengus mendengar nada bicara Allura yang meremehkan organisasi.
"Seharusnya kalian bersyukur karena bertemu denganku. Karena jika kalian bertemu dengan dua orang lainnya, aku tidak yakin jika kalian akan diperlakukan sebaik ini. Aku yang paling baik diantara mereka berdua jika kalian mau tau."
"Lalu seperti apa dua orang lainnya itu?" Tanya Jeny.
"Kalian akan tahu setelah diresmikan menjadi bagian dari kami. Hari ini kalian harus menjalani pendataan diri. Besok kalian akan diperkenalkan secara global pada semua anggota The Killer." Jelas Allura.
Mereka mengangguk mendengar penjelasan Allura. Allura berdiri, "Ayo ikut aku."
###Haloo!! Sahdow update lagi!!
Kaget ya ini cepet banget updatenya hahahha
Otak ku lagi encer jadi bisa cepet update hehehe
Semoga suka ya sama part ini yaaa..
Happy Reading!!
🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW
FantasyFOLLOW sebelum membaca !!! VOTE & COMMENT setelah membaca !! Allura. Salah satu anggota The Killer yang terdiri dari 3 wanita. The killer, satu dari sekian banyaknya kelompok di agen rahasia. Mereka dibentuk khusus untuk menjadi assasin. Ditugaskan...