1.b

1.1K 175 30
                                    

Disebuah ruangan terdapat empat orang yang terdiri dari dua wanita dan dua pria. Mereka sedang duduk melingkar dengan salah satu wanita sedang melihat komputer didepannya serius. Salah satu pria yang berdiri disebelah wanita yang berkutat dengan komputer menegakkan badannya lalu melihat satu persatu anggotanya.

"Kita akan mendapat tambahan anggota." Ujar sang ketua kelompok yang bernama Zidan.
"Siapa?" Tanya seorang wanita berambut hitam panjang, Niara.
"Salah satu anggota The Killer." Jawab Zidan membuat mereka tersentak kaget.
"Apa maksudnya? Bagaimana mungkin? Misi kita bukan misi besar." Ujar laki laki lain yang ada diruangan itu, Jack.
"Sebenarnya dia sedang dibebas tugaskan setelah menjalankan misi pemberantasan mafia. Hanya saja, pimpinan mengizinkan dia untuk memilih ikut menjalankan misi bersama kelompok seperti kita." Jelas perempuan yang tadi berkutat dengan komputer, Jeny.

Niara menganga tak percaya. Ini perdana pimpinan mereka membebas tugaskan para anggota The Killer. Apa lagi sampai mengizinkan untuk ikut menjalankan misi bersama kelompok seperti mereka. Sungguh sangat sesuatu.

Jack menggeleng tak percaya, merasa bangga karena salah satu anggota The Killer mau menjalankan misi bersama mereka sebagai anggota. Sungguh luar biasa.

The Killer adalah sebuah kelompok yang paling disegani di organisasi mereka. Bisa dibilang mereka adalah inti organisasi ini. Dan sangat mengejutkan bagi kelompok biasa seperti kelompok A mendapat tambahan anggota dari The Killer.

Pintu terbuka menampilkan sosok yang mereka bicarakan. Seperti biasa, Allura berpakaian serba hitam. Khas seorang Allura. Hanya saja, pakaiannya kali ini terlihat lebih santai. Tidak ada sarung tangan yang berkuku tajam ditangannya. Tidak ada senjata di sisi tubuhnya. Dia hanya membawa pedang kebanggaannya. Dan tak lupa masker yang menutupi sebagian wajahnya. Ciri khas The Killer jika menjalankan misinya.

Rambut perak sebahunya dia ikat separuh. Allura menatap satu persatu orang yang ada diruangan itu. Wajah mereka bahkan syok dengan kedatangan Allura. Tanpa memperdulikan tatapan mereka, Allura berjalan dengan santai dan duduk dibangku tepat dihadapan Jeny.

"Aku Allura." Ucap Allura memecah keheningan diruangan itu. Membuat mereka tersadar dan mengontrol ekspresi mereka. Zidan berdehem,
"Aku Zidan, ketua kelompok ini." Ujar Zidan ramah.
"Aku Jeny. Ahli komputer dikelompok ini." Ucap wanita dihadapan Allura.
"Aku Jack."
"Aku Niara."

Allura mengangguk, mendengar nama nama mereka.
"Baiklah, kurasa kau sudah tahu apa misi kita kali ini dari pimpinan." Ucap Zidan. Allura mengangguk.
"Misi kita hanya akan menemukan pengkhianat ini lalu membawanya kemari agar dieksekusi oleh cara organisasi." Jelas Zidan.

Allura tersenyum miring dibalik maskernya. Benar benar lugu. Jika itu anggota The Killer maka akan mereka eksekusi ditempat. Tanpa persetujuan pimpinan. Itulah mengapa anggota mereka paling disegani.

"Kenapa tidak dieksekusi ditempat?" Tanya Allura santai.
"Ehem. Kami tidak bisa sama seperti kelompok The Killer yang bisa mengambil tindakan tanpa persetujuan pimpinan." Jelas Zidan.

Allura menaikkan alisnya pura pura terkejut. Nyatanya, dulu saat The Killer belum menjadi kelompok nomor 1 di organisasi, mereka sangat jarang mentaati aturan organisasi.

"Baiklah. Karena aku disini adalah anggota, maka aku akan mengikuti apapun rencana kalian." Ucap Allura santai.
Zidan mengangguk lalu menatap Jeny. Jeny mengangguk gugup.
"Dari data yang kudapat, pengkhianat itu hanya 1 orang. Tapi kita belum bisa pastikan apakah dia hanya sendiri atau bersekutu. Dia sekarang berada di pusat kota. Kita akan kesana sekarang dengan menyamar menjadi warga biasa." Jelas Jeny.

Cara mereka benar benar lamban. Batin Allura. Mau bagaimana lagi, Allura harus mengikuti cara mereka. Jika itu Allura maka dia akan dengan senang hati langsung mendatangi pengkhianat itu tanpa peduli warga yang akan melihat dia. Dia tidak peduli.

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang