0.5 : Sebenarnya
...
Sebenarnya
Aku bukan anak yang diinginkan.
Aku hanya anak sialan yang seharusnya tidak terlahir didunia ini.
Mengapa dunia begitu kejam untukku yang lemah.
Orang tua ku, tidak menginginkan ku.
Iya, mereka menikah bukan atas dasar cinta. Tapi karna dipaksa.
Dan yang menjadi korban atas dasar paksaan itu ialah aku.
Mereka bilang, malam itu hanyalah suatu kesalahan.
Dan mama bilang, seharusnya aku sudah mati ketika dia berusaha membunuh ku saat masih dalam kandungan.
Percobaan pertamanya gagal.
Nenekku, marah padanya. Dan mengancam nya tidak menerima warisan, jika dia membunuhku.
Aku selamat dari kematian.
Tapi, bukankah hidup dikelilingi kebencian lebih menyakitkan daripada mati?
Benar.
...
FLASHBACK
"ASAHI!!" teriak mama padaku, suaranya begitu menyeramkan.
"DIMANA KAU ANAK SIALAN?!" teriak mama lagi.
Jujur, aku tadi tidak mendengarkan karna aku sedang belajar di kamar.
"I-iya, apa ma?" ujarku lembut berlari menghampiri mama dengan senyum hangat.
"KAMU TULI YA?!" Mama mencengkram tanganku, dan tanganku tertusuk kukunya yang tajam.
"Sakit ma" rintih ku kecil
"SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG, JANGAN PANGGIL SAYA MAMA!! Bikinin saya kopi cepat!!" Kata mama lagi kasar mendorongku sampai aku tersungkur.
Kakiku terasa sakit, karna aku selama ini memang sering di siksa. Jadi tubuhku sudah penuh luka, dan itu menyakitkan.
Aku dengan senyum tulus ku membuatkan mama kopi dengan sepenuh hati.
Aku yakin, dia pasti senang.
"Kopi ini pasti enak!" yakinku dengan suara kecil, supaya mama tidak mendengarnya.
"Ini ma.." Aku berjalan menuju mama yang terus memperhatikan ponselnya.
Namun karna kaki yang pincang, aku salah langkah.
Aku tersandung, dan membuat kopi panas itu tertumpah ke mama.
"BAJINGAN" teriak Mama
"DASAR ANAK SIALAN YA KAMU!!"
"Ma-maaf ma. Sahi gak sengaja" ujarku ketakutan.
"SINI KAMU!" ujar mama sembari menjambak rambutku, lalu menghempaskan tubuhku ketembok.
Lagi-lagi punggung ku mati rasa.
Dengan senyum kesakitan aku menyampaikan pada mama
"Maaf"
"MAAF KAMU KIRA BERGUNA?"
Entah sejak kapan, mama mengambil ceret tempat aku memasak air panas tadi.
Dia menumpahkan air panas itu keatas tubuhku.
"Mm-a Sa-sakit.." ujarku melemah, semua kulitku melepuh.
"ITU RASANYA KENA KOPI PANAS, PUAS KAMU?"
Tiba-tiba bel rumah berbunyi
Mama melupakan aku, lalu membuka pintu nya.
"Siapa?"
Dia, wanita itu. Dia pasti datang, dikirim Tuhan untuk menyelamatkan ku.
Entah kenapa, hanya dia harapanku.
Perisai pelindung ku.
Dia, yang selalu menyemangati ku, di sulitnya keadaan.
Bahkan, mama tak pernah menghalanginya.
Dia adalah satu-satunya penyelamat ketika aku disiksa oleh Mama, atau Papa.
"Oh, kamu? Silahkan masuk" ujar mama lembut padanya dengan senyum.
Mama tak pernah tersenyum manis, ketika dihadapanku. Begitu juga dengan papa.
Aku juga ingin diperlakukan seperti itu.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Ok || Hamada Asahi[HIATUS]
FanfictionAsahi... Cuma mau disayang sama Mama, dan Papa.