It's Ok || Hamada Asahi[HIATUS]

0.7

0.7 : Si Brengsek

...

BUGH

"Heh, Anak sialan!" ujar papa menendang tubuhku, sampai jatuh dari atas kasur kecilku.

"Awh." ujar ku bangkit

"Enak²kan tidur kamu ya?! Dasar beban. Sama aja kayak ibu kamu. Ibu sama Anak sama aja, gak ada gunanya!" ujar papa memukul punggung ku menggunakan belt sekali

"Om berhenti.."

Papa dan aku refleks menoleh keasal suara itu.

"Jangan sakitin Asahi.." ujar Winter berlari menghampiriku.

Dia ternyata belum pulang.

Dia penasaran, jadi dia mengintip dan menguping yang terjadi padaku.

"Arghh" ujar Papa menjambak rambutnya frustasi, menjatuhkan belt lalu keluar dari kamarku.

"W-winter.. Kamu belum pulang" ujar ku tersenyum lalu berusaha duduk di kasur.

Dia membantuku.

"Asahi.." ujarnya sembari membelai pipiku yang berdarah.

"Kenapa kamu diam aja huh?!!! Kenapa gak ngelawan" marah Winter padaku.

"Gakpapa kok" Senyumku.

"Gakpapa apanya?!"

"Untung aku gak pulang, kalau gak kamu bakal diapain lagi?!

Selama ini kamu diginiin yah sama orang tua kamu?" marah Winter memalingkan wajahnya.

"Kamu bilang kita teman, kenapa kamu gak jujur.."

"Apa perlu aku minta papa aku buat mutusin kerja sama dengan papa kamu itu!"

"J-jangan.. " ujarku takut lalu memegang tangan Winter.

"Buat apa punya rekan kerja seburuk itu sifatnya!" Kesal Winter

"Winter.. Kamu bayangin kalau papa kamu mutusin kerja sama sama papa aku, terus papa aku nyalahin aku. Gimana hmm?" ujarnya.

"Mm" ujar Winter terlihat berpikir.

Dia mengerti, itu hanya akan membahayakanku. Jadi aku pikir dia mempertimbangkan nya.

"Yaudah."

"Aku mau ngelamar kerja disini aja deh ya. Jadi pembantu" ujar Winter membuat ku kaget.

"Heh, kamu anak orang kaya loh. Apa gak malu" ujarku pada winter sambil tertawa

"Hahahaha, kalau bisa aku mau kok. Aku gak tega lihat kamu diginiin tau gak. Ternyata selama ini kamu datang kesekolah penuh luka itu karna ini"

"Gak kok"

"BOHONG!"

"Hahahaha" kami tertawa bersama.