40-Hari Bahagia

59 8 2
                                    

40-Hari Bahagia

Para tamu yang baru datang segera naik ke panggung untuk foto dan berbincang sebentar dengan Tari dan Anthony.

Setelah menunggu putra kesayangan mereka tiba kembali di Jakarta, akhirnya tanggal pernikahan Tari dan Anthony ditetapkan. Dan setelah 2 Minggu setelah persiapan, hari ini tiba.

Tari dan Anthony memang berencana untuk bersatu kembali. Selain karena perasaan yang tak berubah melainkan semakin bertambah, mereka juga saling berjanji akan menghadirkan suasana keluarga yang Alpha sempat impikan dulu.

Di tengah-tengah kebahagiaan dan suasana gembira. Tari menyadari Alpha yang tak seperti biasanya. Meski tau watak putranya memang pendiam, tapi Tari tau bahwa diamnya Alpha kali ini disebabkan sesuatu.

Tari memperhatikan wajah sang anak yang terlihat datar. Bahkan setau Tari, Alpha belum mengucapkan sepatah katapun sejak acara dimulai. Duduk, tersenyum kecil yang singkat, lalu mengecek ponselnya beberapa kali. Hanya itu yang dilakukannya sejak tadi hingga sekarang.

Meninggalkan Anthony beserta orangtuanya dan orangtua pria itu, Tari berjalan menuju sang putra.

"Mikirin apa?" tanya Tari lembut seraya mengelus pundak Alpha yang tertutup jas hitam.

Tari mengetahui jika Alpha melamun melalui reaksi putranya itu yang tersentak ketika Tari datang.

Alpha menghela napas, "nggak, Mi. Lagi bosen aja tadi."

"Kok bosen? Ini banyak tamu, keluarga, kerabat, itu juga sepupu kesayangan kamu dateng, si Aero, biasanya kalo udah ketemu susah pisahnya kok ini tumben diem-diem aja?" Tari menunjuk orang-orang di ruangan.

"Nah itu, Zero sama Citra juga udah dateng. Sana samperin, ajak ngobrol, katanya bosen," ujar Tari menunjuk pintu aula.

"Gak ah, Mi. Males."

"Ini, kalo nggak Alpha makan aja. Mami bilang sama orang yang handle makanan untuk siapin semua makanan yang Alpha suka."

"Iya, Mi. Udah Mami balik aja, Alpha gapapa. Tuh liat Papi udah manggil-manggil terus," ujar Alpha.

"Iya sayang," balas Tari merapikan rambut Alpha lalu mencium kepala putranya penuh kasih.

"Terima kasih udah Mami ya," ujar Tari mau menangis.

Alpha kemudian berdiri, meraih tangan sang Ibu dan menghantarkannya ke atas panggung.  Otomatis para tamu menoleh dan memusatkan perhatiannya.

Alpha tak mengira bahwa akan seperti ini. Dia hanya ingin mengantarkan Tari ke panggung sebab wanita itu memakai gaun panjang.

"Kayak adik cowok yang anter kakak perempuannya ke pelaminan ya kalau gini?" MC naik ke atas panggung membuat Alpha menghela napas. Sebisa mungkin cowok itu menghindari perhatian dan sekarang dirinya menjadi pusat perhatian.

"Alpha. Anak kami." Anthony mendekat dan merangkul pundak putranya lalu memeluk pinggang Tari.

Tepuk tangan meriah langsung saja terdengar memenuhi ruangan luas itu.

Netra Alpha tak sengaja menangkap Aero yang berlari tak sabaran ke arah pintu. Ramainya tamu dan gemerlap lampu tak menghalangi Alpha melihat.

Ternyata Aero menghampiri seseorang—nampaknya tamu dan menyambutnya langsung di pintu aula. Ketika wajah tamu tersebut dilihatnya jelas, Alpha benar-benar ingin mengakhiri ini dan turun dari panggung.

Alpha tersenyum kecil lalu membisikkan sesuatu meminta tolong Tari untuk membantunya turun panggung tanpa akan menimbulkan pertanyaan di benak para tamu nantinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALPHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang