6-Keluarga Alpha

95 14 54
                                    

Ketemu lagi kita guys, selamat datang di cerita ALPHA!!🤩🤩🤩

Sebelum mulai membaca, seperti biasa mari nikmati kerecehan yuuu

Kalo ada pembacaku yang belum ketawa liat kerecehan ini, aku bakal cari yg lebih receh lagi😭🤩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalo ada pembacaku yang belum ketawa liat kerecehan ini, aku bakal cari yg lebih receh lagi😭🤩.

Happy reading 🤍

***

6-Keluarga Alpha

Narabitha memencet tombol memanggil berulang kali sedari tadi, cewek yang dipanggil 'Anak Suci' oleh Mega itu mengkhawatirkan pacarnya yang sudah menjalin hubungan 4 tahun dengannya- sebab cowok itu mengirim pesan bahwa ia akan berkelahi, bersama pasukan gengnya. Mungkin iya, cewek itu sudah melarang pacarnya agar tak berkelahi, tapi kalian harus tau pacar Narabitha itu cowok keras kepala.

Bitha, akrabnya, menggerutu kesal sembari menggigit telunjuknya kala panggilan itu tetap tidak diterima, apalagi ditolak. Layar ponselnya terus menampilkan 'berdering'.

"Bitha sayang, udah malem ngapain masih di luar?" tanya Mamanya menghampiri Narabitha yang duduk melipat kakinya di atas kursi teras.

"Kenapa? Pacar kamu ya?" tanya Mamanya menarik kursi dan duduk.

"Iya. Bitha, Bitha udah bilangin jangan kelahi, tapi dia kan keras kepala, Mama," adu Bitha pada Mamanya.

"Tapi berarti dia udah bilang sama kamu?" tanya Mama.

Narabitha mengangguk lesu. "Kamu percaya dia ga bakal kenapa-kenapa?"

"Percaya, dia kan kuat. Tapi Bitha takut, kalo dia luka-luka gimana, Mama?"

"Kalo kamu percaya harusnya kamu ga perlu takut, okelah mungkin kamu khawatir. Tapi kalo kamu ga berlebihan dan percaya pacar kamu ga bakal kenapa-kenapa, pacar kamu bakalan senang dan merasa kamu percaya sama dia."

"Dia bakal merasa kamu yakin dia hebat, dia ga bakal kenapa-kenapa, dia bakal merasa kamu ga remehin dia," ujar Mama dengan lembut.

"Aaaaaa, Mamaaaa, Bitha jadi sayang Mama Tiaaa," ujar Narabitha malu-malu.

"Emang kemaren-kemaren engga, heh?" tanya Tia.

"Ih bukan, maksudnya, makin," ujar Narabitha mendekat dan memeluk Tia.

Asik berbincang di malam yang dingin itu, Narabitha lama kelamaan mulai mengantuk, sementara Tia memilih masuk terlebih dulu karena Narabitha masih ingin di luar.

"Gak diangkat sampe hitungan ketiga fix Zero kayak monyet," ancam Narabitha menelepon kembali pacarnya. Eh tapi kenapa jadi Zero yang dibawa-bawa, aduh kasian bener manusia berdosa ini.

Suara klakson terus terdengar dari arah jalanan di depan rumahnya, Narabitha kesal. Cewek itu mematikan panggilannya dan mengangkat tatapannya.

Kedua mata Narabitha mengerjap. "Lah?" gumamnya.

ALPHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang