What Happen?

184 14 0
                                    

"Hai," sapa orang itu. Aku melongo tidak percaya. "Ardi?" Sapaku. "Iya, aku Ardi. Boleh masuk kan?" Belum sempat kujawab, Ardi sudah menyelonong masuk.

"Siapa itu Del?" Teriak Clara dari kamar. "Yang datang itu Ardi!" Teriakku balik.

Gubrak! Terdengar suara sesuatu terjatuh. Aku berlari memasuki kamar. Disana, Clara jatuh dari tempat tidur.

"Napa kamu Clar?" Tanyaku. "Hahahahaha... dia keburu pengen menemui si Ardi" jawab kak Felise sambil tertawa.

Aku menggeleng geleng kepala. "Yaudah. Turun sana! Ada Ardi kok. Aku turun duluan ya" kataku lalu turun.

"Maaf tadi ada yang jatuh diatas" kataku. "Iya, gak papa" kata Ardi.

"Ngomong ngomong darimana kamu tau rumahku disini?" Tanyaku setelah duduk di seberangnya.

"Yah.. Ardi gitu loh.. kalo gak tau bukan Ardi namanya," katanya bangga. Aku mendengus sebal.

"Trus ada apa disini?" Tanyaku jutek. "Ya mainlah sama kamu. Boleh ya?" Tanyanya. Belum sempat kujawab, ia kembali bersuara.

"Del kamu mau gak jadi--" kata kata Ardi terpotong saat mendengar suara Clara yang menjerit namanya.

"Ardiiiiiiiii!!!! Kok tau aku disini? Cari aku kan? So sweet deh..!!!" Teriak Clara heboh. Ardi menegang. "Dia disini?" Tanya Ardi tanpa bersuara sambil menunjuk ke arah Clara yang sedang lari lari turun di tangga.

Aku mengangguk. "Nah, Clar, aku jujur kan?" Tanyaku pada Clara yang tampak sangat senang. Clara mengangguk semangat. "Yaudah, kalian ngobrol dulu ya. Aku naik. Bye!" Pamitku lalu kembali masuk ke kamar.

"Ada apa? Kelihatannya Clara senang sekali" kata kak Felise. "Iya, lagi ngobrol dengan calon pacarnya" kataku lalu tertawa disusul Bella dan kak Felise.

Ting tong. Kini terdengar suara bel lagi. Aku turun kebawah untuk yang kesekian kalinya hari ini.

Saat kubuka pintu, disana terdapat sosok Gio, kak Felix dan kak Gil. "Gak bawa kunci, kak?" Tanyaku pada kak Felix. Kak Felix menyengir. "Lupa dek.. hehehe" katanya lalu masuk diikuti kak Gil.

Kak Felix dan kak Gil masuk ke kamar kak Felix. "Mau masuk gak? Atau diluar aja?" Tegurku karena Gio masih berdiri didepan pintu sambil menatap sepatu sepatu yang berserakan didepan pintu.

"Ada tamu ya?" Tanyanya. "Ada" jawabku singkat. "Mau masuk gak?" Tegurku lagi. Ia menyengir lalu masuk.

Saat melewati ruang tamu, ia mendapati Ardi berada disana dengan Clara. Ia menunjukkan tatapan.. marah (?) Dan.. benci (?)

"Ada masalah?" Tanyaku bingung. "Ngapain anak itu disitu?" Tanyanya dingin. "Bukannya Ardi sahabatmu?" Tanyaku semakin bingung. Gio membuang muka. "Lama tak jumpa, kawan!" Sapa Gio lalu duduk disebelah Ardi dan menepuk pundaknya. Ardi menatapnya dengan mata melotot.

"Lama tak jumpa? Apa maksudmu?" Tanyaku semakin penasaran. "Ehm.. kalian tidak berantam kan?" Tanya Clara.

"Aku naik dulu ya. Clara temani mereka ya! Oke, bye!" Kataku lalu naik keatas.

"Siapa?" Tanya Bella. "Kak Felix, kak Gil dan Gio" jawabku. "Bawah tadinya kan ribut banget. Kok sekarang mendadak diam?" Tanya kak Felise. Aku mengangkat bahu acuh tak acuh.

***

Beberapa hari kemudian, Ardi dan Gio bersikap dingin satu sama lain. Mereka tidak lagi sapa satu sama lain. Aneh, bukan? Aku sendiri juga bingung.

"Del," panggil Clara. "Ya?" Tanyaku. "Gio sama Ardi berantem ya? Ardi kayaknya benci banget sama si Gio dan begitu juga sebaliknya. Ada apa?" Tanya Clara. "Guru guru juga bertanya tanya mengenai hal ini" sambung Clara.

Hard to Love [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang