Perfect Couple

195 12 0
                                    

"I love you, Gio" kata kata itu sukses membuat mata Gio membulat. Ia sempat berpikir mungkin ini adalah sebuah mimpi terindah yang pernah ia dapat seumur hidupnya. Gio mengerjapkan matanya beberapa kali tetapi hasilnya sama saja, ia mendapati Della tetap di depannya.

"Re-really?" Gio tersenyum bahagia. Inilah hari paling bahagia menurutnya. Della mengangguk mantap. Gio memeluk Della erat. Ia sempat menitikkan air matanya karena terlalu bahagia. "Thanks, Della! You're the best!" seru Gio. Della tersenyum.

"Gio?" panggil Della "Hm?" balas Gio "Ada 1 masalah lagi," kata Della. Gio bingung dibuatnya. "Apa itu?" tanya Gio "Ardi. Lo tau kan, tentang dia?" tanya Della "Tentang dia suka lo?" tanya Gio. Della mengangguk. "Gakpapa, dia bakal sadar kalau cinta sejati dia itu cuma Clara." jelas Gio. "Darimana lo tau?" tanya Della.

Gio tersenyum. "Gue cinta sama lo sejak kelas 5, ingat?" tanya Gio. Della mengangguk "Lalu apa hubungannya?" tanya Della "Sampe sekarang gue masih cinta sama lo kan, buktinya?" tanya Gio. Della mengangguk.

"Nah, ibaratnya Clara itu gue dan Ardi itu lo. Akhirnya lo cinta sama gue juga kan?" tanya Gio sambil tersenyum. Della mengangguk mengerti. "Bener juga ya." gumam Della. "So don't worry about Ardi, okay?" Della mengangguk.

***

Sebulan telah berlalu sejak Della dan Gio resmi berpacaran. Kini mereka sibuk dengan pelajaran masing masing karena 2 bulan lagi mereka akan menghadapi ujian kenaikan kelas. Walaupun begitu, hubungan mereka tetap baik. Ardi juga sudah jarang terlihat. Dan itu membuat Clara nangis setiap hari-bukan, setiap saat lebih tepatnya. Seperti sekarang.

"Hiks, hiks.. Dia menghilang, Del.. Hiks.." Clara tidak berhenti menangis. Bahkan Della sudah menghiburnya. "Palingan dia siap siap belajar buat ujian. Daripada lo nangis nangis gak jelas, gue saranin mending lo belajar aja." kata Della. "Gue maunya belajar sama dia. Gue ngaku kok gue gagal move on dari dia.. Hiks.." kata Clara.

Della mendesah frustasi. "Kalo dia gak muncul, lo gak bakal belajar?" tanya Della. Clara mengangguk pasti. "Gue gak akan belajar sampe dia muncul." tegas Clara. "Kalo dia gak pernah muncul sampe ujian, lo gak bakal belajar? Lo bodoh, Clara. Nilai lo kan untuk lo sendiri, jadi ngapaen hancurin nilai lo hanya buat seseorang yang bahkan gak pernah peduli sama lo?" tanya Della. "Bener sih.." gumam Clara. "Yaudah, belajar sama gue aja di rumah gue, oke?" ajak Della. Clara mengangguk "oke," jawabnya.

***

Ting tong!

Felise segera membuka pintu "Eh? Clara? Tumben lo kesini? Belajar bersama si Della dan Gio ya?" tanya Felise. "Gio? Sejak kapan dia mulai belajar bersama Della?" tanya Clara bingung. "Sejak Della dan Gio resmi berpacaran." jelas Felise. "Hah? Mereka berpacaran?" Clara tentu terkejut. Felise mengangguk. "Kok bisa? Kapan?" tanya Clara kepo. "Tanya sendiri aja sama Della. Mungkin lagi kesambet entah setan darimana." Felise terkekeh. "Oh, okay." Clara masuk ke rumah Della.

"Del?" panggil Clara. "Eh? Clara udah datang! Sini, Clar!" Della menarik Clara untuk duduk bersama. "Ada yang mau gue tanyakan nih!" kata Clara. "Apa?" tanya Della. Gio pun penasaran. "Sejak kapan.. sejak kapan kalian mulai berpacaran?" tanya Clara ragu.

"Sejak sebulan lalu." jelas Della. "Oh ya? Kok lo gak kasih tau gue?" tanya Clara. "Yah.. Karena lo lagi galauin Ardi. Gimana gue mau kasih tau?" jelas Della. "Oh.. By the way, gimana nih ceritanya kok klian bisa pacaran? Biasanya Della ciek bebek?" tanya Clara kepo.

"Kepo lo," gerutu Gio. Della terkekeh. "Ini sesi curhat atau sesi belajar sih?!" gerutu Gio.

"Bukannya Gio gak pernah serius ya? Hari ini serius amat," kata Felise yang sedari tadi diam diam menguping. Ia keluar dari tempat persembunyiannya. "Biasanya juga godain Della melulu. Gak pernah serius belajar tuh, si Gio."

"Ini karena di larang sama Della sih! Katanya Clara lagi sakit ha-- Aww! Sakit, Del!" ujar Gio dengan muka cemberutnya. "Eseehhh.. Mesra banget ya dua anak ini," goda Felise.

"Udah, udah. Yuk serius belajarnya!" ujar Della sebelum Clara semakin dicueki.

***

Ardi sedang menatap kosong ke layar hapenya. Ia sangat sedih. Sudah sebulan ia bolos sekolah. Tapi ia tidak ketinggalan pelajaran. Ia selalu menyuruh teman sekelasnya (selain Della dan Gio tentunya) untuk membagikan tugas yang ia lewati.

Ia ingat. Sebulan yang lalu, di Pantai saat sedang sunset, dengan tidak sengaja ia melihat Della dan Gio. Karena penasaran, ia menguping yang dibicarakan keduanya. Namun yang tertangkap oleh telinganya hanyalah "I love you, Gio." Dan itu membuatnya sedih. Kenapa? Karena yang ia alami adalah cinta sepihak.

"Argh!" Ardi mendesah frustasi. "Apa lebih baik gue move on aja yah?" tanya Ardi pada dirinya sendiri. "Ah, gue ada ide! Gue nyakitin aja tuh hati Clara! Sebagai pembalasan karena gue gak berhasil meluluhkan Della!" Ardi tersenyum licik. "Boleh juga! Great idea!" seru Ardi bangga pada ide yang menurutnya hebat itu.

***

Matahari muncul dari ufuk Timur. Tidak lupa beserta BBM dari Gio. Lalu disusul oleh jam teribut sedunia, ya apalagi selain jam waker?

Della segera membuka matanya akibat kecerewetan Sang Jam Waker. Sebut saja lebay. Della mengecek BBM dari pacar tercintanya itu.

Gio Sahara ♡ Della : Morning, my love!

Della Variani            : Lebay kali sih pake nama 'Gio Sahara ♡ Della'

Gio Sahara ♡ Della : Lah? Sama pacar sendiri gakpapa, kan?

Della Variani            : Ganti deh! Jangan lebay kali!

Gio Sahara ♡ Della : Gak mau ah!

Della Variani            : GANTI GAK?!

Gio Sahara ♡ Della : Yayaya oke oke gue ganti.

Della Variani            : Gitu dong daritadi

Gio Sahara               : Udah gue ganti, tuh!

Della Variani            : Good boy!

Gio Sahara               : Lo pasti belum mandi dan baru bangun, kan?

Della Variani            : Udah tau nanya lagi --"

Gio Sahara               : Sana gih, mandi dulu

Della Variani            : Okei.. Babaii!! Laph yu!

Gio Sahara               : Babai! Laph yu tuuu!!

Della tertawa membaca chatnya dengan Gio. Mereka benar benar sedang mabuk cinta.

***

Gio dan Della menyusuri lorong sekolah sambil bergandengan tangan. Lalu tiba tiba Jane datang menyapa Gio. Tentu saja itu merusak suasana hati Gio dan Della.

"Hai Giooo~" sapa Jane dengan suara centilnya. Della bergidik mendengar suara centil bercampur cemprengnya itu.

"Apa?" balas Gio dengan dingin. "Ih~ Gio kok dingin kali sih?" Jane merajuk. Ia melingkarkan tanggannya di lengan Gio. Dan hal itu sukses membuat Della melotot tidak suka.

"Woi! Tangan lo, woi!" teriak Della. Gio berusaha melepaskan tangan Jane dari tangannya tanpa melepas gandengan tangan Della. "Woi?" Jane mendecih, "sopan banget ya bahasa lo itu? Woi? Jaga ucapan lo itu ya!" bentak Jane. Kini semua orang menatap bingung ke arah mereka.

"Diam lo," peringatan dari Gio dengan suara dingin, "Lepasin tangan gue!" "Kalo gue gak mau?" jawab Jane dengan lantang, "Dan lo, nenek lampir--" ucapan Jane terpotong oleh ucapan Gio. Bukan, lebih tepatnya bentakan. "JANGAN PERNAH NGATAIN DELLA DENGAN SEBUTAN 'NENEK LAMPIR' ATAU APAPUN SEJENIS ITU, NGERTI?! DAN SINGKIRKAN TANGAN LO ITU!" bentak Gio membuat Jane dan Della terkejut.

Jane segera melepaskan tangannya itu. "Good, now get away from us!" seru Gio galak sambil menatap Jane tajam. "You're so cool," bisik Della pada Gio. Gio tersenyum. "Thanks, My Love. We're really a perfect couple!"

"Ekhem!" seseorang berdehem. Gio dan Della pun mendongak.

"Ardi???"

***

Olaaaaaa~ I'm back setelah sekian lama off. Ada yang kangen gak? #abaikan

Hard to Love [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang