Extra Chapter 3 : Aivil

179 9 1
                                    

So I won't hesitate
No more, no--

Della segera mengangkat ponselnya itu. Ia mendekatkan ponsel itu ke telinganya, "Halo?"

"Halo? Dengan mamanya Aivil?" sapa seseorang dari seberang sana.

"Ya, dengan saya sendiri. Ini siapa, ya?" tanya Della bingung.

"Ah, saya Agustina, gurunya Aivil," jelas wanita itu.

"Bu Agus, ternyata. Ada apa ya, Bu?" tanya Aivil bingung.

Setahunya, hari ini adalah hari pertama Aivil--putrinya sekaligus adik Gavin--bersekolah.

"Umm.. Aivil menyirami temannya dengan Indomie. Saya harap Ibu dapat datang segera kesini," jelas Bu Agus. Penjelasan guru Aivil itu jelas membuat Della terkejut.

"Ba-baiklah," jawab Della terbata-bata karena masih terkejut. Ia segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah putrinya itu.

***

Sekolah Aivil, SchoolDay
11.47 A.M.

Della segera berjalan menuju ruang kelas putrinya itu. Tampaklah putrinya dan seorang bocah yang sedang menangis duduk di hadapan guru itu.

Della mengetuk pelan pintu kelas itu, membuat semua mata di ruangan itu menatapnya.

Bu Agus mempersilahkan dirinya masuk ke ruangan itu. Della duduk di sebelah putrinya.

"Seperti yang Ibu dengar, putri Ibu menyiram Justin dengan Indomie kuah panas," jelas Bu Agus lagi seraya melirik Justin, bocah yang menangis itu.

"Sudah ya, Jack. Jangan nangis lagi. Mama disini," hibur seorang wanita yang mengenakan dress selutut berwarna merah terang.

"Ah, maafkan putri saya," ujar Della meminta maaf. Wanita itu tersenyum.

"Tidak apa-apa. Pasti ada alasannya dia melakukan itu kepada putra saya," jawab wanita itu.

Della menghela nafas lega. Dari penampilan, wanita di hadapannya itu seperti orang kaya. Untung saja ia memaafkan dengan mudah.

"Terima kasih," jawab Della. Kini tatapannya beralih pada putrinya yang menatapnya dengan tatapan tak berdosa.

"Aivil," panggilnya, "kenapa kamu menyiramnya dengan Indomie?"

"Abis, ribut banget, 'sih! Nangis aja terus! Mau makan pun susah! Ribut! Yaudah siremin aja pake Indomie, biar diem! Tapi dia malah nangis makin kencang. Untung Aivil ga tendang dia ke Matahari. Bersyukur aja kalau niat Aivil diurungkan," jawab Aivil dengan ketus.

Della tertawa dalam hati. Sifat ketusnya menurun juga pada putrinya itu. Sebelumnya, Gavin juga memiliki sifat itu terdahulu.

"Minta maaf dulu, dong, ke Justin," pinta Della lembut. Aivil menggeleng.

"Suruh dia mandi dulu kalau mau salam sama Aivil. Jorok!" seru Aivil sambil bergidig ngeri.

"Yaudah, ga usah pake salam. Ngomong aja," kata Bu Agus.

Hard to Love [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang