Extra Chapter 4 : Davin & Elita

166 8 3
                                    

"Lita! Ayo, ikut Kakak!" seru Davin, anak Della yang ke-3.

Elita--anak bungsu Della a.k.a yang ke-4--berusaha mengejar Kakak ketiganya itu.

Gavin hanya tersenyum melihat keakuran adik-adiknya. Aivil? Lagi bokep. Bobo cakep maksudnya.

"Del, akhir minggu ini ... kita jalan-jalan ke gunung, yuk?" ajak Gio pada istrinya yang sedang menyaksikan permainan kedua buah hatinya sambil mengusap pipi Aivil yang tengah terlelap.

Della menatap Gio sejenak. "Emangnya pekerjaanmu sudah selesai?"

Gio mengangguk. "Yep. Lagipula ini dalam masa liburan, bukan? Setiap waktu itu berharga dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya," jawab Gio.

Della mengangguk, "Baiklah. Ide yang bagus. Akan kususun barang-barang kita."

***

Villa Gio di pegunungan

"Ma, kami pergi ke danau itu, ya?" pinta Gavin.

Della menatap ke-4 anaknya itu dengan cemas. "Dengan syarat ajak papa, oke?"

Aivil mengangguk, "Beres, Ma!"

***

Kaki kecil Elita berlari di tepi danau dikejar oleh Davin dan Aivil. Gavin bersembunyi di balik semak-semak, berencana untuk menakuti ketiga adiknya itu.

Gio memantau dari kejauhan. "Jangan terlalu dekat dengan danau, ya!" seru Gio.

Anak-anaknya itu tidak mendengarkan, malah mengacuhkannya.

Elita kecil berlari semakin dekat ke arah semak-semak dimana Gavin bersembunyi dan--

"Bwah!" teriak Gavin untuk mengagetkan adiknya.

Karena terkejut ditambah tanahnya licin, Elita terpeleset.

"Ahh!" teriak Elita.

Ketiga kakaknya itu panik.

"PA! ELITA JATUH KE DANAU!" teriak Aivil sambil menangis. Anak-anaknya belum ada yang bisa berenang.

Gio panik. Ia segera berlari menuju danau dan menceburkan dirinya untuk menyelamatkan putri bungsunya itu.

***

Air mata Della terus saja menetes. Tangannya memeluk putri bungsunya dengan erat.

"Berapa lama lagi kita akan tiba? Kenapa aku tidak merasakan detak jantung Lita?!" seru Della. Suaranya bergetar karena menangis.

Sekeluarga itu menangis selama perjalanan. Della tau jantung anaknya tidak terasa berdetak lagi, namun ia yakin anaknya itu masih ada.

"Bertahanlah, Lit," gumamnya.

***

Sekeluarga itu tak henti-hentinya menangis. Ketakutan Della akhirnya terwujud. Putri bungsunya telah tiada.

Ia menatap suaminya sejenak. "Gi, kita pindah rumah saja. Aku tidak sanggup melihat kenangan-kenangan Elita di rumah lama kita," pinta Della.

Gio mendesah, "Baiklah, kalau itu maumu."

***

***

***

Maafkan daku jika ceritanya absurb. Akhirnya HTL tamat juga.

Eits, jangan protes dulu.

Ceritanya sengaja diberhentikan karena akan dilanjutkan di Lion Heart . Nah, ini ceritanya Davin, nih.

Jadi kelanjutan setelah ini akan dilanjutkan disana, ya.

Makacih~
Belum tau kapan publish, tapi ya, tetep ditunggu, oke?

Last love,
LipLip♥

Hard to Love [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang