3.lamaran.

126 17 4
                                    

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 18 lebih 45 menit. Seorang perempuan setengah baya berteriak memanggil putranya agar bersiap-siap untuk menemui calon istrinya. Dan perlu kalian ketahui dan saat ini juga akan terjadi lamaran pemuda tersebut dengan calon istrinya. Zhafran sedari tadi menggerutu tak jelas karena teriakan mamanya yang begitu nyaring dalam rumah.

Ingin kabur saat ini juga namun zhafran tak mau mengecewakan mamanya. Dan ia tak mau menjadi seorang pria brengsek yang berani menyakiti seorang perempuan apalagi itu seorang ibu.

Zhafran dari tadi berharap agar wanita yang dijodohkan dengannya itu seorang wanita cantik seperti kriteria yang selama ini ia dambakan. Balutan kemeja putih dengan tuxedo berwarna hitam dengan celana berwarna hitam membuat zhafran berkali-kali lipat ketampanan nya jangan ditinggalkan rambut yang ditata rapi diberi dengan minyak rambut agar terkesan maskulin.

Zhafran sedari tadi mengumpan karena orang tuanya yang berkali-kali memanggil dirinya. Zafran menuruni tangga disuguhi pemandangan orang tuanya yang sudah rapi.

" ayo berangkat.." ajak ali diangguki zahra juga zhafran.

Mereka menaiki mobil dan menuju rumah calon istrinya. Softlens dari tadi saat di mobil hanya diam tak ingin berkata apapun sungguh pikirannya kemana-mana. Mulai dari apakah ia cantik apakah ia berkata diterima.

ZHAFRAN POV

Kini gue sampai di depan rumah calon istri. Sebentar salon istri? Padahal gue belum melamar kok udah diklaim calon istri goblok lu zhafran.

Jantung gue seperti orang habis lari maraton berdebar . Gue gugup banget saat ingin melangkahkan kaki ke dalam rumah wanita yang ingin papa gue per sunting eh maksudnya gue yang mau memper sunting ya kali papa gue nikah lagi udah digorok sama mama yang ada.

Seorang wanita setengah baya menyambut kami dengan senyuman. Gue mama dan papa disuruh masuk dan dipersilahkan duduk. Gue semakin gugup saat pria paruh baya duduk dengan memandangi ku. Seorang wanita paruh baya itu tadi membawa mempan berisikan di minuman dan juga camilan.
Mereka semua duduk maksudnya wanita paruh baya itu dan juga seorang balita entah itu siapa namanya.

Seorang anak kecil balita duduk menghampiri wanita setengah baya itu.
gue mikir ya kali gue dijodohin sama tuh balita apa kata dunia.

Papa gue berbincang-bincang sedikit dengan pria setengah baya itu. Dan gue baru tahu jika pria paruh baya itu bernama johan dan istrinya bernama putri ditambah balita kecil itu bernama bilqis. Papa ngomong tujuan sekeluarga untuk meminang salah satu putri yaitu bernama asma.

Sebentar... asma? Sepertinya nama asma itu tidak asing di telinga gue sepertinya pernah mendengar nama itu namun gue lupa di mana mendengarnya.

Gue melihat sosok seorang wanita berhijab menuruni tangga dan berjalan ke arah ruangan ini yang kami tempati. Gue amat itu wajah dan seketika gue melotot saat tahu siapa wanita itu.

" LO " pekik gue keras

Dan kalian tahu siapa wanita itu? Dia asma orang yang pernah gue tolong saat tenggelam di kolam renang sekolah.

" zhafran.." tegur mama sedangkan gue yang di tegur hanya bisa cengengesan.

" kalian sudah kenal?" Tanya johan

" dia yang nolongin asma waktu tengelem bi " jawab asma menunduk

" oh.. jadi kalian udah saling kenal dong.. alhamdulilah kalo gitu ... jadi kita langsung akad aja" ucap papa gue

Apa? Akad? Astaga gue kira lulus dulu baru akad ternyata...

Dan utung saja si asma ngak bilang kalo gue kasih nafas buatan.. kalo di kasih tau auto di cincang gue ama nyokap.

ZHAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang