CHAPTER 6: Welcome, Guardian!

270 42 10
                                    

"Tadi benar-benar terasa sangat nyata dan mengerikan."

Kelvin menyuap sesendok sup hangat ke dalam mulutnya. Reynald melakukan hal yang sama di hadapannya, dia baru saja menyelesaikan kalimatnya yang hanya dibalas anggukan oleh Kelvin.

"Menurutmu, siapa mereka?" Reynald kembali membuka suara.

"Lucterius," jawab Kelvin singkat seraya melahap dua sendok nasi putih dengan cepat.

"Bukan begitu maksudku, bodoh!" Reynald berdecak kesal mendengar jawaban Kelvin yang teramat polos tetapi mengundang umpatan.

"Di mana letak ke—"

Piip piip!

Sebuah suara menginterupsi ucapan Kelvin. Kedua pemuda itu sontak melirik ke arah arloji putih yang melingkar di pergelangan tangan mereka. Terdapat sinar biru yang terpancar dari benda itu, menunjukkan sebuah pesan singkat.

"Pesan telah diterima. Semua calon Lucterius diharapkan berkumpul di Gelanggang Timur setelah jam makan siang selesai."

Sinar biru itu segera hilang setelah sang pemilik arloji selesai membacanya.

Waktu berlalu. Ruang makan telah sepenuhnya lengang. Para calon Lucterius beranjak menuju tempat yang diinterupsikan. Berjalan menuju kawasan timur Maraluct, tak banyak bangunan tertutup sejauh mata memandang. Didominasi rerumputan emas beratapkan langit biru, ada sebuah bangunan tanpa atap—lebih mirip seperti reruntuhan bangunan—berdiri menjulang.

Bebatuan coklat terang juga pilar-pilar tinggi tersusun membentuk petak persegi panjang. Di tengahnya adalah ruang terbuka dengan alas rerumputan. Di beberapa sudut terdapat rak-rak besi untuk menaruh berbagai macam senjata.

Ada dua orang Lucterius yang sudah menunggu. Mereka tidak mengenakan seragam resmi, hanya pakaian santai sehari-hari. Dua pemuda itu saling melempar pandang saat calon Lucterius mulai memenuhi gelanggang. "Kau saja yang bicara lebih dulu," ucap salah satunya.

Seorang Lucterius maju selangkah, tersenyum tipis membuat matanya tampak hanya segaris. "Selamat siang."

"Bagaimana sesi mendongengnya? Cukup mengerikan, aku yakin. Tenang saja, kalian tidak akan mendapat tugas lain hari ini, karena, ya, hanya Profesor Virous yang akan menyampaikan tugas kalian bukan kami ataupun Lucterius lainnya."

"Mulai hari ini hingga dua hari kedepan kalian akan belajar mengoperasikan senjata juga pertahanan diri. Karena waktu kita terbatas, usahakan untuk setidaknya menguasai satu jenis senjata. Ada yang ingin ditanyakan?"

Ciel mengangkat tangannya, setelah dibalas anggukan oleh salah satu Lucterius, dia mulai membuka mulutnya. "Untuk apa kita belajar memakai senjata? Apa tugas selanjutnya kami harus bertarung?"

Lucterius dengan eyesmile yang baru saja menjelaskan, Shirokuma, menoleh ke belakang. "Kak Hans."

Hansen melangkah maju, berdiri sejajar dengan Shiro. "Tanyakan sendiri pada para profesor jika menyangkut hal itu. Kami di sini hanya ditugaskan untuk melatih kalian, bukan untuk memberi tahu tugas kalian selanjutnya," ucapnya tegas.

"Jangan membuang waktu, lakukan pemanasan mandiri dan cepat ambil senjata. Kalian dapat memilih pedang atau panah, jika ingin belajar senjata selain itu, pastikan dulu kalian mengerjakan tugas dengan baik dan dapat menjadi bagian dari kami." Hansen berlalu, berjalan menepi untuk mengambil alat pelindungnya juga pedangnya diikuti Shiro yang juga mengambil peralatan memanahnya.

MARALUCT: Into The UN-KnownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang