ʙᴏʏғʀɪᴇɴᴅ | ᴊᴀᴋᴇ

20

"ah iya, Jisung. rumah lo yang mana?"  tanya gue basa basi

"gue lebih tua satu tahun"

lah? ditanya apa dijawab apa.

lagian,

gimana caranya dia bisa tau? ou mungkin satu sekolah jadi dia pernah liat gue.

"ya maap kak jisung"

"rumah gue yang itu" jawab dia sambil nunjuk satu rumah.

emang ni anak aneh. waktu ditanya apa dibales apa, waktu udah ga ditanya malah dijawab. heran gue.

"ohh yang itu, deket banget dong sama rumah gue!" gue sedikit kaget karena dia nunjuk rumah persis sebelah gue, deket banget dong.

"Iya deket banget, rumah lo yang cat nya warna cream itu kan?" tanya kak jisung

"ho'oh, tau dari mana?"

"ada deh"

"Ih lo ngikutin gue tiap hari ya? apa jangan jangan lo emang penguntit?" tanya gue dengan muka kaget dan sedikit menjauh.

Kak jisung otomatis nyentil kepala gue, untung pelan "gue baru pindah sini kemarin, yakali gue ngikutin lo"

"oh gitu, tapi kenapa bisa tau banyak tentang gue?"

"ada pokoknya, lo ga perlu tau sekarang"

"Idih kayak bakal ketemu gue tiap hari aja lo" bales gue kesel.

"emang iya kok" gumam kak Jisung pelan, gue ga denger dia ngomong apa, jadi gue iyain aja.

kita udah sampe depan rumah, gue masuk ke halaman rumah gue dan kak jisung masuk ke rumah sebelah.

"DADAH KAK, MAKASIH YA BUAT HARI INI. NANTI JAKETNYA GUE BALIKIN" ucap gue agak teriak karena emang jaraknya lumayan jauh.

"IYA, SANTAI AJA"

kita berdua masuk ke rumah masing masing, "ini kapasnya ma, uang sisanya aku ambil ya"

"Iya, ambil aja"

gue anggukin kepala, terus naik ke kamar.

sampai di tangga terakhir gue sadar,

kak jisung tadi masuk rumahnya

"JAKE!"

tbc.