Prolog

770 61 5
                                    


"Jadi, kamu masih belum siap nikah sama aku?"

Karina terdiam. Dia ingin menjawab 'belum' tapi wajah pria didepannya sudah menampakkan raut kecewa. Pernikahan itu bukan hanya tentang kesiapan finansial saja tapi butuh kesiapan mental juga untuk menjalaninya. Dan Karina masuk kedalam kategori yang belum siap mentalnya.

Masih banyak pikiran-pikiran negatif yang melayang di otaknya mengenai satu kata itu. Ia belum siap menghadapi segala macam rumitnya pernikahan nanti. Belum lagi masalah yang pasti akan muncul seiring waktu berjalan, bagaimana jika nanti pernikahannya gagal?

Dan Karina belum siap untuk itu.
Angga menghela napasnya. Tangannya terangkat dan mengusap kasar rambut hitam legamnya. "Rin, umurku udah masuk dua puluh lima dan umur kamu udah dua puluh dua tahun. Seharusnya sekarang kita udah menikah dan punya anak. Apa kamu enggak mau hidup bareng aku?"

Karina menatap sendu pria didepannya. "Ngga, aku masih.. belum siap."

"Rin, kita udah pacaran sejak jaman kuliah. Apa masih ada sesuatu yang bikin kamu ragu sama aku?"

Karina kembali terdiam. Tidak ada satupun yang membuatnya ragu dari sosok pria didepannya ini. Dia hanya meragukan dirinya sendiri. Bukan juga karena tidak ingin menikah dengan Angga, Karina tentu ingin membina rumah tangga dengan pria yang dicintainya. Tapi Karina belum siap. Meski kehidupan mereka berdua sudah tergolong mapan, mental Karina lah yang belum mapan.

"Aku enggak pernah ragu sama kamu kok." Cicit Karina.

"Terus apa yang buat kamu enggak mau nikah sama aku?" Tuntut Angga.

Karina menggigit bibir dalamnya. Dia enggan memberitahu pria itu mengenai segala pikiran buruknya. Karina takut Angga ilfeel padanya dan akhirnya memutuskan hubungan mereka. Jangan sampai terjadi! Karina mencintai Angga dengan sangat. Hanya pria itu yang mampu mengimbangi karakter dirinya yang pendiam diantara mantannya yang lain.

"Aku mau nikah sama kamu."
Angga tersenyum mendengar ucapan Karina.

"Tapi jangan sekarang ya. Tunggu aku jadi karyawan tetap dulu di perusahan, baru setelah itu kita menikah." Ujar Karina. Wanita itu juga tersenyum menatap prianya yang tersenyum.

Senyum Angga menghilang. "Jadi, karena kerjaan kamu selalu bilang belum siap nikah sama aku."

Karina menggeleng dengan cepat. Angga salah paham dengan maksudnya. "Bukan gitu, Ngga. Aku mau nikah sama kamu tapi nanti satu atau dua tahun lagi ya." Ujar Karina penuh permohonan agar Angga mengerti maksud tersiratnya.

Angga kembali menghela napasnya. "Rin, Mamaku udah tekan aku buat segera menikah. Dan pasti ibu kamu juga kan? Apa lagi yang bikin kamu ragu untuk segera seriusin hubungan kita?"

"Maaf, Ngga. Aku tetap belum siap." Lirih Karina.

Mereka berdua terdiam. Lagu Janji Suci milik Yovie and Nuno menjadi penghantar keheningan diantara mereka. Seharusnya lagu ini cocok dengan moment yang terjadi diantara mereka, namun yang Karina rasakan justru sedih di hatinya.

"Jadi.. kamu nolak aku?" Lirih Angga.

"Aku enggak nolak kamu. Aku cuma.. belum siap."

Angga menarik napas panjang. Tatapannya menyorot sendu Karina. "Maaf, Rin. Aku terpaksa harus ngelakuin ini."

Karina mengernyit mendengarnya. "Ngelakuin apa?"

"Aku bakal dijodohin sama cewek lain seandainya kamu nolak lagi."

Karina menggenggam erat tangan Angga. "Ngga, kamu enggak bermaksud buat minta putus kan?"

"Maaf Rin, kita emang harus putus."

"Ngga, kok kamu gitu sih? Kita udah pacaran lama lho, aku mau nikah sama kamu tapi enggak sekarang. Aku belum siap, Ngga." Ujar Karina tidak terima.

"Karena itu aku putusin kamu. Aku mau nikah sama cewek lain, karna kamu nolak lamaran aku lagi."

Karina menangis tersedu. Hatinya hancur mendengar ucapan Angga, kekasihnya. Perasaannya tidak sedangkal itu untuk Angga tinggalkan. Cinta mereka kuat jika saja Angga mau menunggu.

"Angga, aku cinta sama kamu." Lirih Karina.

"Aku juga cinta sama kamu, tapi maaf Rin, kita memang harus putus."

Angga bangkit dari duduknya dan mengusap lembut rambut Karina yang tengah menunduk. Tangannya menarik kepala Karina untuk bersandar di tubuhnya, memeluk wanita itu dari samping.

"Maaf, sayang. Kamu bakal nemuin pria yang lebih baik dari aku."

•••••••••

Gimana suka nggak sama prolognya?

Call U BabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang