"Itu, Pak. Kodok."
--------
Karina menaikkan sebelah alisnya melihat atasannya yang langsung bangkit berdiri dari duduk lasehannya. Wajah pria itu terlihat memerah dengan tangan kanan menenteng sebelah kaos kakinya. Pandangan Karina turun dan melihat kearah kaki atasannya yang hanya mengenakkan sebelah sepatunya.
"Bapak lagi ngapain?" Tanya Karina bingung.
Dimas berdehem pelan, berusaha mengembalikan wibawanya yang sudah tercecer di lantai. "I--itu di sepatu saya ada sesuatu yang menggeliat." Ujar Dimas sembari menunjuk sepatunya.
Karina semakin mengernyit. "Menggeliat? Bapak bawa peliharaan ke kantor?"
"Peliharaan apa maksud kamu?"
Karina tertawa kecil sebelum berjalan mendekat dan mengetuk-ngetukan sepatu atasannya di lantai. Sesuatu keluar dari dalam sana.
"Itu, Pak. Kodok."
Dimas membulatkan matanya melihat seekor katak yang lumayan besar keluar dari dalam sepatu mahalnya. Kemudian bergidik ngeri melihat katak tersebut tampak lemas seperti kehabisan napas.
"Kok bisa ada kodok di sepatu saya?" Tanya Dimas horor.
Karina mengedikkan bahunya. "Kebawa dari rumah kali, Pak. Lagian masa Bapak takut sama kodok, kan badan Bapak--"
Karina tidak jadi melanjutkan ucapannya begitu melihat Dimas memelototkan mata kearahnya. Ia memberikan senyum odol miliknya kemudian berseru panik ketika melihat kodok itu melompat hendak masuk kembali kedalam sepatu.
"Pak! Itu kodoknya masuk lagi ke sepatu!"
"Keluarin, Kari! Keluarin kodoknya!"
Karina mencebik mendengar namanya dipotong dan malah terdengar seperti nama makanan. "Nama saya Karina, Pak. Lagian juga itu kodok nyaman di sepatu Bapak."
Dimas menjauh dari sepatunya kemudian menggerakkan tangannya menyuruh Karina untuk menyingkirkan sepatu tersebut. "Buang kodoknya, kalo perlu sama sepatunya sekalian."
Karina menatap tidak percaya atasannya. "Itu sepatu mahal, Pak. Sepatu yang sama kayak yang pernah dipake pacar saya, Park Hyun Sik."
Dimas bergidik membayangkan kakinya kembali menyentuh katak tersebut. "Buang sekarang, Kari!"
Karina mendengus pelan kemudian dengan gerakkan kasar ia mengambil sepatu tersebut. "Sebelahnya lagi mana, Pak?"
Dimas melepaskan sebelah sepatunya kemudian melemparkannya kearah Karina. Dirinya masih berdiri di belakang kursi kerjanya dengan raut wajah jijik.
Karina menyeringai melihat kesempatan yang jarang terjadi di kehidupan kantornya. Perlahan ia jalan mendekat, kemudian tanpa aba-aba berteriak seolah katak itu kembali keluar dari dalam sepatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call U Babe
General FictionYang Karina tahu pernikahan itu adalah hal yang rumit dan menyesakkan. Terlahir dari keluarga yang sebagian besarnya selalu bermasalah dalam pernikahan membuat Karina belum siap menikah diumurnya yang sudah melewati 'batas'. Namun ketika seseorang d...