H : See A Land

465 122 54
                                    

n. blm tembus 18 votes yg chapter sebelumnya, tapi aku greget. komen yg banyak gais, gue gabut -,-

"Btw lu kenapa tiba-tiba minta ditemenin bolos gini?"

"Sebenernya ada perkumpulan keluarga sore ini, tapi saya males banget buat dateng."

"Gokil." Semi berjongkok di dekat tiang jembatan. Udah malem tapi namanya Ibu Kota nggak pernah tidur, lampu menyala terang benderang di segala penjuru Kota Jakarta.

Ngajarin anak orang buat Break All The Rules nggak pernah terlintas di otak Semi sebelumnya. Ushijima juga keliatan nggak kalah capek. Semi merasa bangga, bisa bikin Ushijima bolos dari kumpul keluarga yang katanya nggak mau dia temuin banget itu.

"Besok ada pertemuan antar orangtua." Kata Ushijima. Semi merespon, "Oh ya? Kok gue nggak tau?"

"Biasalah, khusus kelas VIP."

"Eeeh, kirain."

Hening, baik Ushijima atau pun Semi memilih untuk menikmati semilir angin yang menerpa wajah. "Nih pake, lain kali blazer sekolah tuh dibawa." Ushijima menyampirkan blazer ungu tua ke pundak Semi. Semi berterimakasih walau hanya gumaman.

"Anak murid di wajibkan hadir, aturan nya sih begitu. Yaa .. aturan nya semua murid kelas VIP di wajibkan hadir."

"Terus, lu mau dateng?"

"Iyalah, saya selama ini mana pernah bolos? Jangankan bolos pertemuan, seumur-umur saya baru pertamakali bolos sekolah kayak gini sama kamu Semi."

"Keren dong gue, jadi yang pertama bikin tuan muda kita ini bolos?"

Ushijima mengernyit, "Keren apaan? Sesat iya."

"Dih? Kan, situ yang ngajak. Gajebo lu."

Ushijima terkekeh, ugh damage nya nggak maen-maen, nggak maen-maen. Emot ular jangan lupa gais.

"Tapi itu dulu .. besok temenin bolos yuk?" Ajak Ushijima. Mata Semi membola, "Edan. Nanti gue yang disalahin! Nggak mau ah." Tolaknya.

"Ayolah Sem, sekali lagi aja. Ya ya ya? Please, lagian kalau besok saya dateng bisa kena depak Papa." Ushijima menyatukan dua tangan di depan muka, memohon.

"Ya——udah, terserahlah. Atur aja, gue cuma nemenin kabur pas dari sekolah nya."

"Enggak bisa! Kamu ikut saya bolos."

"Mau kemana emang? Pertemuan orangtua kayak gitu pasti penting banget lho."

"Lagi pengen makan street food." Jawab Ushijima. Semi mengangguk, jangan bilang gini-gini Ushijima demen makanin cilor dan kawan-kawan nya? Hmmm.

"Oke, bayarin tapi."

"Siap!"

"Yaudah, gue pulang ya." Semi hendak pamit, tapi Ushijima nahan tangan si cewe. Merengut sambil bilang, "Saya yang ngajak kabur berarti saya yang nganter pulang dong."

Semi memutar mata malas, "Hmm."

Baru aja mereka berdua mau balik, eh eh eh. Ada tamu tak diundang berteriak, "SEMI!!" Untung bukan jelangkung. Itu Suna, pake motor Vespa antik kepunyaan si Abah. Kayaknya baru aja di titah buat beli kacang ijo sama Ibu.

"Balik lu anjing, Umi lu nyariin!" Katanya. Semi baru inget kalau handphone nya mati. Dia melirik Ushijima, "Gue .. kayaknya pulang sama Suna."

Suna membuka masker hitamnya. Gaya emang, cuma beli bubur kacang ijo aja outfitnya mantep banget. Pake kaos putih, jaket denim, celana training item. Jangan lupa rambutnya di sisir kebelakang ala-ala ngidol Koriyah.

Cailah Sem, itu mah elu nya aja yang udah kepalang pake filter bucin setiap liat Suna. Coba suruh Noya nilai, sepuluh ribu miliyar persen anak itu pasti bilang, "Dekil ih bang Suna. Kayak kokoh China." Rasis, woah parah.

"Sori ya ngab, Umi nya Semi ngasih amanah, katanya kalau ketemu ni anak suruh bawa balik." Suna kasih sign peace. Ushijima mengangguk mengerti.

"Pake, jangan dipelototin!" Titah Suna sambil memberikan helm. Semi mencebik. Sekarang, cewe itu malah kesusahan memakai helm.

"Helm lu kenapa sih? Kena santet ya?! KOK SUSAH DIPAKE IHHH!!"

"Oi kalem atuh neng, helm si Crome nih, bisa ngamuk entar kalau rusak. Hadep sini coba." Suna menangkup wajah Semi, memaksa agar wajahnya dan wajah Semi berhadapan.

Semi menahan nafas. Untung malem, untung nggak terlalu terang. Kalau iya, bisa mati dia. Semburat merah tipis menjalar dari pipi hingga telinga Semi.

Puk!

"Noh bisa, tck. Kurang amal si lu, kebanyakan dosa!" Ledek Suna remeh sambil mencubit hidung Semi. "Bacot!" Balas Semi.

"Eit, siapa yang nyuruh lo naik?"

"SUNAA MEUNI PIKASEBELEUN PISAANN!!"
(Suna bikin kesel bangett!!)

"Blazer nya balikin ke yang punya, diliatin tuh anjir, serem banget kayak mau makan orang." Tunjuk Suna ke Ushijima. Semi nyengir, "Hehe ini makasih blazer nya nyet."

"Hayu buruan!" Semi naik ke motor, tapi Suna masih belum mau jalan. Dia kasih cardigan rajut yang di simpen di jinjingan Indomaret. "Tiris ge Sem, pake nih."
(Dingin juga Sem)

"Eh?"

"Pake."

"Buat guee?"

"Bukan buat elu, tapi emang punya elu. Buruan pake!"

"Eleuh pitnah wae! Mana ada gue cardigan warna baby pink gini??"
(Aduh, fitnah mulu!)

"Bawel, orang gue baru beliin buat elu. Pake aja sih, susah amat??"

Semi terdiam. Dibeliin cardigan sama Suna. Semi pen modar, aaaaaa~ tapi secepat Sonic Semi menyembunyikan tingkah saltingnya.

"Berarti emang buat gue dong?"

"Ngabaceo wae sia teh, siga burung beo!"
(Berkicau {ngomong} mulu lu tuh, kayak burung beo!)

"Maaciw Suna sipiiit~"

"Ng .. hmm."

Mereka lupa masih ada Ushijima yang dari tadi nonton adegan sinteron dadakan dalam jarak lima langkah sahaja. Ciee poteq.

"Duluan ya ngab/nyet." Pamit mereka ke Ushijima yang diam-diam meremat blazer nya.

Semi menepuk pundak Suna, "SEPI GOO!!"

"AUUUUU!!" Suna melolong.

"EMOO DONG, DASAR SINTING!"

Ngengggg~~~

Tuh apaan banget coba?

Sepi : sapi

Sapi : panggilan Semi buat Ushijima

↑ Sebuah teori di otak uri Wakatoshi-kun.

Suna see a land?’——Ushijima Wakatoshi.

tbc

🎈 : kurang lebih cuma 800+ words, aw aw pendek sekali. sunasemi mulai aktif ya bun 😘😚, aku harap kalian nggak lupa kalau di chapter B : Why You Do That? pernah dikasih tau kalau semi udah suka sama seseorang. kalau lupa? coba cek lagi~

sekali lagi ku ingetin, ushsemi BELUM resmi jadian.

aniway, VOMMENT NYA QQ!! 🎃🎃

40+ reads 20+ votes to open the next chapter, can you? 🔒🌚 bISA TIDAK KAWAN?

w/♥️: Lena

Break All The Rules - ushisemi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang