Shift Semi dan Zenitsu udah selesai, sekarang gantian sama karyawan lain. Giyuu yang dateng kecepetan hari ini, sempet nanya siapa yang jaga bareng Semi. Setelah tau dia ponakan bu boss Giyuu refleks nunduk dan pergi.
Apaan coba?
"Thanks buat hari ini Jenit kuuu." Semi unyel pipi Zenitsu, si empu pipi menggerang. Kesel karena teh Semi kok meuni tidak pekaan pisan? Itu si tuan muda udah pasang meriam tak kasat mata ke arah Zenitsu.
"Ayo Jen, pulbar." Ajak Semi sambil gandeng tangan si orange, Zenitsu menghempaskan tangan rekan kerjanya yang beda dua tahun itu. "Opo sih lu? Drama amat. Ayo pulang."
"Kok sa sa- ma gue??" Tanya Zenitsu takut, ekor matanya melirik Ushijima. "Biasanya juga bareng elu, ayo ah buruan. Gue capek." Ajak Semi. Wajar aja capek, sekarang bahkan udah jam tujuh malam. Malam atau sore sih jam 19:01 tuh?
Ushijima kasih telepati ke Zenitsu, ‘bilang nggak bisa atau saya potong titit mu sampe abis?’
"Hii." Zenitsu nutupin aset berharganya, mengundang tatapan tanya dari Semi. "Napa lu? Pen kencing?"
"Aduh, gue balik duluan ya teh, babay lop yu. MBAH GAYUNG GUE PULANG DULUAN YA!!" Pamit Zenitsu pada Semi dan Giyuu sebelum ngibrit ke luar pontang-panting bawa motor matic nya. Semi heran, ari si Jenit kunaon sih? Suka tidak jelas.
"JENIT KAMPRET!" Giyuu balas teriak dari pintu ruang ganti.
"Yaah, terus gue pulang sama siapa dong?" Keluh Semi. "Sama saya aja, ayo." Ushijima mengajak Semi keluar. "Emang bawa mobil?" Tanyanya. Karena nggak lihat ada mobil terpakir di depan cafe, cuma ada moge mahal milik Giyuu disana.
Karena cafe memang lagi break jadi nggak ada pelanggan.
"Enggak." Ushijima menggeleng kan kepala. "Terus naik?"
"Neng Velli."
Semi beroh ria, ternyata orang kayak Ushijima juga suka namain motor. Dasar cowo. Mereka jalan berdua, sebelahan. Sampai di lapangan luas, yang Semi sendiri juga nggak tau siapa pemiliknya dan kenapa tanah segede gaban gitu nggak di jual.
Semi terbelak. Begitu liat ada helikopter diem manis tanpa dosa. Lapangan ini emang luas banget, padahal kanan kiri nya ada bangunan. Saking luasnya helikopter keliatan kecil.
"Itu neng Velli."
"Gila lo ya?!" Pekik Semi frustasi, mana mau dia naik begituan. Lebih milih naik Unta ketibang disuruh naik helikopter di tengah kota begini. Ushijima Wakatoshi stress.
"Nggak mau! Gue nggak mau naik neng Velli lo!" Semi menjauh. "Yaah kenapa?" Tanya Ushijima kecewa. "Neng Velli sedih lho kalau calon Mamanya jahat begitu." Lanjutnya.
"Hah?" Semi makin menjauh. Dia jalan kebelakang dengan posisi masih menghadap depan. Dua langkah. Ushijima nengok bentar, terus natap ke depan. Dia ngecopy Semi. Mundur dua langkah. Semi mundur lagi empat langkah, Ushijima ikutan mundur empat langkah.
"Satu .. dua .. tiga .. empat."
"Satu, dua, tiga, empat. Hap!"
Semi melotot, "Nggak usah kao ikut-ikut aku!" Childish nya keluar. Ushijima ketawa lalu mengangguk.
"Lima, enam, tujuh, lapan, sembilan, sepuluh. Hap!" Semi mundur again.
"Sepuluh, sembilan, lapan, tujun, enam, lima. Hap!" Ushijima.
"Ih gue bilang jangan ngikutin!!"
"Lah, mana ada saya ngikutin kamu?"
"Itu tadi! Itu .." Semi menghentakan kaki ke tanah, "Ituu ikutan mundur!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Break All The Rules - ushisemi ✓
Fanfic"Orang-orang bilang bakal berhenti nakal kalau dapetin cewe yang mereka suka, sedangkan kenakalan saya baru dimulai semenjak suka sama kamu." Ketika Ushijima murid perfectionis nan tajir naksir berandal cantik di sekolahnya. ⁿ, ²⁰ ᶠᵉᵇ ⁻ ³ ᵐᵃʳ '²ᴼ²¹ ...