Kembali,hujan menari anggun menggoda tanah.Malam ini seakan menjadi romansa antara bunyi rintik hujan dan sunyinya malam yang sudah lama tak berirama bersedia menjadi saksi untuk setiap ilusi yang kuciptakan.
Ritual sebelum memejamkan mata entahlah, sudah berapa banyak ilusi lahir dari kelancangan yang kubuat. Akalku tak mampu menghitungnya sebab sudah terlalu banyak,mungkin sudah melebihi batas wajar.Itulah mengapa sampai detik ini segalanya masih sebatas fatamorgana tanpa menjelma sebuah romansa, setiap tanya muncul berkeliaran liar di kepala tanpa tau jawabannya apa. Begini katanya.
"Aku menginginkanmu"
"Semoga cepat bertemu "
"Ahh,aku tidak berasal dari tempat yang serupa denganmu, apakah masih bisa? "
"Ataukah harapan sebatas harap?"
"Tidakkah memberi peluang untuk harapan dikabulkan meski dalam sekejap mata lalu kembali menghilang?"
tidak apa-apa. Semua itu lebih dari cukup.
Semesta aku mohon, sekali saja berpihaklah dengan hamba tak tau diri akan posisi seperti diriku ini.
Tuhan seperti biasa
"Amin "-Ali Rifky-
-Yuli srirahayu -
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita februari
General FictionAku terperangkap dalam diksi yang meramu pilu,tentang segala fatamorgana tanpa sudi menjelma romansa. Perihal rindu tanpa temu lalu harap yang masih saja semu. Haruskah aku menunggu sampai kau menyapaku? Benarkah ini cinta atau hanya sekedar aku ya...