Aku menyerah tubuh mungilku tak lagi mampu menampung segala pilu, rasanya nyeri semakin terasa menjalar ke seluruh tubuhku bahkan nafas menjadi baju untuk segala lukaku. Aku tak lagi ingin menjadi semesta untukmu,selalu menabahi utuhmu,menjadi penenang dikala risau datang,tempat mengadu seluruh keluh lama-lama aku kewalahan. Rasaku juga butuh terbalaskan bukan karena haus kasih sayang melainkan bukan cinta namanya jika hanya satu pihak yang memiliki rasa sedangkan pihak yang lain ( kamu) tak memiliki rasa itu.
Semoga saja semesta segera mempertemukanmu dengan seseorang yang kau ingini, untuk nama yang tak pernah absen kau sebut dalam doa, dia akan menjadi potongan hati yang sedang menunggu untuk dicari. Tapi aku tidak mau berharap potongan hati itu adalah punyaku setelah kau menyadari akulah satu-satunya wanita yang tak pernah menuntutmu dalam segala hal, namun sadarmu terlambat aku tak lagi menggantungkan harapan padamu karena menaruh harap padamu seperti menaruh perasaanku ditengah derasnya ombak pantai dan aku sudah tidak mau mengambil resikonya.
Buatku,sejak aku memunggung mundur segala tentangmu telah terkubur.
-Ali rifky-
-Yuli srirahayu-
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita februari
General FictionAku terperangkap dalam diksi yang meramu pilu,tentang segala fatamorgana tanpa sudi menjelma romansa. Perihal rindu tanpa temu lalu harap yang masih saja semu. Haruskah aku menunggu sampai kau menyapaku? Benarkah ini cinta atau hanya sekedar aku ya...