Garuda International School, sekolah yang mungkin hanya menampung kalangan atas saja. Bukan tanpa alasan mereka hanya menampung kalangan itu, biaya sekolah yang bernilai fantastis dan senioritas yang lumayan tinggi disekolah ini membuat pihak sekolah takut jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Pagi hari disekolah ini, suara suara keributan dari kelas dua belas science 1 sudah terdengar dari koridor. Murid yang berlalu-lalang selalu saja mendengar kebisingan dikelas itu.
Kelas yang terkenal akan siswa dan siswinya yang memiliki paras yang tak biasa serta kecerdasan dalam akedemik maupun non-akademik. Semua orang tahu jika kelas itu menampung siswa dan siswi yang berprestasi, entah dari segi manapun, yang otomatis menjadi kelas kesayangan guru-guru.
"SELAMAT PAGI DUNIA TIPU TIPU!" Pekik Adel ketika baru saja memasuki kelasnya.
"Waalaikumsalam." Seseorang menjawab sapaan Adel barusan dengan salam.
"Iya-iya assalamualaikum, lo kesurupan setan komplek mana?" Tanya Adel kepada temannya yang tak biasanya ia mengucapkan salam.
"Duhh berisik banget sih lo? Gue mau tidur nih, ganggu lo tau gak." Sahut Bima, tidurnya terganggu oleh kebisingan yang dibuat oleh Adel.
"Bacot, bacot." Adel menatap tak suka kearah Bima. Adel dan Bima sejak kelas sepuluh memang selalu bertengkar, hal sepele pun diributkan oleh mereka.
"Eh gua baru inget ada mapel biologi hari ini. Sa, biasa sa hehe..." Seperti biasa Adel selalu mencontek tugas yang sudah Lisa kerjakan.
"Iya-iya, tau gue del." Lisa langsung memberikan buku tugas biologinya kepada Adel.
"Aw makaciw, sini lah peluk dulu."
"Mulai... gausah alay sehari bisa gak del? heran gue." Balas Lisa malas dengan Adel.
"Cih." Adel berdecih, kesal dengan ucapan Lisa barusan.
"Lo semua tau ga sih?" Sahuf Sheryln ketika baru saja masuk kelas.
"Si anjing dateng-dateng..."
"Apaan? tau apa?" Tanya Fely penasaran.
"Naziva cok! dia kemaren tuh nembak Jevan lagi dikantin, dan lo pasti tau kan Jevan pasti gimana?"
"Gimana emang?"
"Ya pasti ditolak mentah-mentah lah sama Jevan? lo semua tau sendiri gimana Jevan. Player sih emang player ya, tapi Jevan paling gamau ditembak cewek begitu kan? apalagi kondisinya lagi rame banget." Ujar Sherlyn yang sepertinya sangat tahu, Sherlyn ini adalah salah satu ratu gosip diangkatannya, bagaimana ia tak tahu tentang segala hal?
"Naziva bukannya lumayan cakep ya?"
"Apaan dah? Ziva sama gue juga masih cantikan gue jauh kali." Adel dengan tingkat kepercayaan yang tinggi memang selalu membuat teman-temannya tergelak menertawakannnya.
"Najis, muka kaya pantat sapi aja pede banget lo!" Ejek Chika menghina wajah Adel, sebenarnya memang benar jika Adel memilik paras yang cantik.
"Sialan Chika!"
"Jevan idiot anjir! mending sama dia daripada gangguin gua mulu tiap hari." Ujar Lisa, yang sudah merasakan sebulan penuh diganggu oleh pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Certainty | Local au
Fanfiction❛❛ Gue gak tertarik sama Jevan, gue gak bakal dan gak akan pernah suka sama dia. ❜❜ ╰► 𝐃𝐞𝐥𝐚𝐫𝐚 𝐋𝐚𝐥𝐢𝐬𝐚 𝐙𝐞𝐯𝐚𝐧𝐲𝐚 ★༄ © Jeonthics