1,2

2.8K 333 5
                                    

"Hai?"

"Lo gak disuruh Theo buat nganterin gue pulang kan?" Lisa berharap semoga pemuda tersebut bukanlah suruhan yang dimaksud Theo.

"Tanya bang Theo, coba..." Jawabnya.

Lisa menoleh, melihat wajah Theo. "Bang? bukan dia kan?" Tanya Lisa memastikan.

"Menurut lo?"

"Ah suka bercanda lo bang..., MASA DIA SIH?" Pekik Lisa tiba-tiba tak percaya dengan kakaknya.

"Kenapa sih? calon pacar lo kan?" Ledek Theo.

"Apasih?"

"Masa gak mau sih jadi pacar gue?" Giliran pemuda itu yang berujar.

"Gak mau sama playboy cap kadal kaya lo! sama Naziva aja sana!" Lisa memutar bola matanya malas.

"Jealous?"

"Geli.."

"Gue kan maunya sama lo, bukan sama dia."

"Lucu banget, gemesin." Sahut Rheana.

"Gue kak?" Tanya Lisa percaya diri.

Jevan duduk dikursi disebelah Lisa. "Iya. Lo gemesin." Jawab Jevan.

"Bacot." Balas Lisa.

"Halah Lisa, sok gak mau sama Jevan padahal baper maksimal." Theo mencolek dagu Lisa.

Lisa menepis kasar tangan Theo. "Lo diem ya bang!"

"Udah-udah. Katanya mau pulang... gak jadi?" Rhea menengahi perkelahian diantara Lisa dan Theo.

"Iya kak jadi kok nih. Ayo."

"Ngajak siapa?"

"Lo lah?"

"Lo siapa?"

"Tuan Adelio Jevan Arvino yang terhormat."

"Cie apal namanya." Goda Theo lagi.

Lisa menghela nafasnya pelan. "Sumpah.. Theo?"

"Ya? kenapa?" Balas Theo dengan wajah jahilnya.

"Lo bisa gak sih? gak gangguin gue sehari... aja. Jangan buat gue nyesel jadi adek lo!" Seru Lisa menahan amarahnya.

"Oh."

"Baik nyonya Lalisa Zevanya. Jadi pulang gak nih?"

"Yuk." Lisa menggandeng lengan Jevan.

"Duh so sweet banget sih?"

"Emang lo doang yang bisa kaya gitu? gue juga bisa gandengan nih. Dah duluan kak Rhea!" Lisa melangkahkan kakinya lebih dulu dari Jevan.

"Pelan-pelan jalannya, ni masalahnya lo narik tangan gue, kalo gak seimbang jalannya gue nya yang jatoh." Saran Jevan kepada Lisa yang melangkahkan kakinya begitu cepat.

"EH MAAF-MAAF."





***



"Makasih ya... gue ngerepotin lo lagi, next lo yang ngerepotin gue dong!" Pinta Lisa yang saat ini berdiri depan gerbang rumahnya.

"Gak ngerepotin kok... ikhlas gue." Balas Jevan lalu mengacak poni Lisa.

"Gue masuk ya?"

Certainty | Local auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang