Jam istirahat berbunyi, siswa dan siswi berbondong-bondong pergi kantin. Tak terkecuali Lisa dan teman-temannya yang sekarang sedang menikmati makanannya masing-masing.
"Ngaku lo!" Celetuk Chika saat semuanya sedang mengunyah makanan.
"Ngaku apa lagi anjir?" Tanya Lisa bingung.
"Lo ada sesuatu kan sama Jevan?" Tuduh Chika kepada Lisa.
"Sesuatu apaan?" Tanya Lisa lagi.
"Lo pacaran kan sama Jevan diem diem?"Tebak Chika asal.
"Pala lo! gue gak ada interest ke Jevan. Gak akan pernah suka sama dia." Jelas Lisa.
"Bisa jadi lo backstreet sama dia?"
"Serius deh, enggak sumpah. Lagian gak mungkin banget Jevan suka sama gue? dan kalaupun dia suka sama gue, gue gak bakal jadian sama dia."
"Halah spik! Jevan gak gangguin seminggu aja lo pasti hampa kan?" Ujar Chika.
"Enggak."
"Tai, bilang aja iya."
Tiba-tiba seorang lelaki ikut duduk, menempatkan dirinya disebelah Lisa. Membuat satu kantin menatap ke arahnya dan membicarakannya.
"Ngapain anjir kak Jevan duduk dimeja mereka?" Kata salah satu adik kelasnya.
"Jangan-jangan kak Jevan suka sama kak Lisa?" Jawab murid yang satunya, ia melihat Jevan tersenyum ke arah Lisa.
"Bisa aja sih."
"Iya woi! apalagi kak Lisa pinter, cantik, body goals. Siapa sih yang gak suka sama dia?" Puji murid lainnya
"Udah sebulan lebih tau kak Jevan deketin kak Lisa!"
Tak sedikit yang membicarakan Jevan, ini merupakan salah satu kejadian langka. Jevan jarang menghampiri perempuan, justru perempuan yang berbondong-bondong menghampirinya.
"Ngapain lo?" Tanya Adel kepada sepupu laki-lakinya itu.
"Makan lah?" Jawab Jevan santai lalu menyantap makanan yang ia bawa dinampannya. "Sini jef!" Lanjut Jevan ketika melihat Jeffrey sedang membawa nampan makanan.
"Kenapa harus disini sih?" Tanya Adel frustasi, ia sedang tak minat melihat wajah laki-laki yang sedang dekat dengannya itu.
"Suka-suka dong?" Balas Jevan lagi, tak peduli dengan Adel yang protes kepadanya.
"Emang harus banget?" Tanya Adel yang tak mau kalah dari sepupunya itu.
"Harus." Jevan bersikeras untuk duduk disitu.
"Kenapa?" Bukan Adel lagi yang melemparkan pertanyaan kepada Jevan. Lisa yang bertanya.
Jevan menoleh kearah Lisa yang ada disebelahnya, Jevan menatap dalam kedua obsidian milik Lisa yang juga sedang menatap kearahnya.
"Karena..." Jevan menahan kalimatnya. Membuat Lisa dan teman-temannya menunggu lanjutan ucapannya.
"Gue mau duduk sama lo." Jawab Jevan tak main-main, ia serius dengan kalimatnya ini. Saat Jevan merasakan aura Lisa, rasanya sangat teduh.
"Ho...ly shit?" Adel tak bisa menahan kalimatnya, ia terkejut.
"Speechless...." Chika menganga tak percaya.
Pipi Lisa lagi-lagi bersemu merah karena ulah Jevan barusan. Lisa berkata tak akan suka dengan Jevan, namun Lisa blushing ketika Jevan menggodanya.
"Ada apa gerangan sih kawan?" Reval yang mengikuti langkah Jeffrey menuju Jevan melihat Jevan sedang menatap Lisa lamat. Tentu saja, dia akan menggoda Jevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Certainty | Local au
Fiksi Penggemar❛❛ Gue gak tertarik sama Jevan, gue gak bakal dan gak akan pernah suka sama dia. ❜❜ ╰► 𝐃𝐞𝐥𝐚𝐫𝐚 𝐋𝐚𝐥𝐢𝐬𝐚 𝐙𝐞𝐯𝐚𝐧𝐲𝐚 ★༄ © Jeonthics