ninth: feeling

12 3 87
                                    

Hai hello annyeong~~

WELCOME BACK, guys!
Tolong Vote, Share and Comment if you like this story, okay?💚

Happy Reading!💚

-●●●-

"Ini kita mau sampai kapan, sih, di sini?"

Pertanyaan itu membuat Juna dan Nana menoleh. Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang tamu kost. Bukan. Bukan karena mereka takut nggak bisa bayar kost. Lah orang duitnya ajah banyak. Yakali ngutang~~~

Tapi----kalau di sini mulu, bisa jadi manager-nim bakal tambah marah. Atau, sebelum manager menemukan mereka harus menyelesaikan misi mulia. Ketiganya diambang kebingungan. Memang. Data diri Kim Sujung sudah ada di tangan mereka, namun rasanya terlalu cepat meninggalkan Jakarta---bagi ketiganya.

"Alamatnya di Jawa Timur, kan? Malang?" tanya Jejen, menoleh pada Juna, entah kenapa. "Jun! Bukannya keluarga lo dari sana? Maksud gue Malang?"

Seketika kepala Juna terangkat dan Nana terbelalak.

"Lah...gue lupa kalau lo dari Malang."

Juna berhasil disudutkan oleh kedua sobatnya, menghela napas. Paling malas harus kembali ke kota asalnya. Karena bakal rindu dan tak ingin pulang.

"Iya udah, biar gue yang ke sana," putusnya.

"Nggak deh," sergah Jejen.

Semua menoleh pada Jejen. Kemudian, Jejen menjelaskan sarannya untuk bersama-sama ke Malang. Ya walaupun Nana tuh malas banget pinginnya di kostan mulu (mungkin ada maksud tertentu haha). Alasan Jejen gini, "Ke sininya bareng ya pergi sama pulang harus bareng. Intinya, kita jangan sampai terpisah."

###

Mentari mulai naik, menyoroti celah-celah asrama. Sedangkan Ahja, masih terpaku pada kilasan itu.

"Lo gamon juga, yah..."

Juna berhenti. Mengagetkan Ahja yang juga ikut berhenti.

"Hah?"

"Enggak kok, gue dah move on. Cuman heran ajah, tipe kayak dia tuh susah dicari."

"Kalau gue?"

"Eum??"

"Tipe lo, nggak?" tanya Ahja tanpa pikir panjang. Juna menatap Ahja tak terbaca. Hampir satu menit Ahja menunggu jawaban Juna.

"Nggak."

"Mungkin diibaratkan, tipe gue kayak Pasa... maybe."


Tuk!

"Nih bubur ayamnya. Kenapa sih? Masih pagi juga udah murung?" tanya Bu Yuna masih di depan meja Trio Cakwe.

"Makasih loh, Bu. Tapi mon maap, jangan asal nuduh yah. Siapa juga yang murung?" cerca Ahja.

"Halah! Dari tadi juga lo ngelamun, Ja," ucap Pasa membuat wajah Ahja panas.

"Pasti lagi pada galau, kan? Kenapa sih? Cerita dong! Kepo nih sama kisah cintanya anak remaja. Ya maklum lah Bu Yuna tuh suka-suka'an pas umur 25. Duh..."

Teman Cintaku (NORENMIN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang