twelfth: with u

12 3 46
                                    

Eyyow!

Happy Reading, Everyone!!

○○○○

Day 1

Satu hari kemarin tuh benar-benar mengesalkan. Zeyyi sama sekali tidak berbicara baik lewat hp atau langsung juga tidak bertemu dengan Nana. Bahkan pagi ini pun tak ada pesan masuk atau pesan terbaca darinya.

Padahal, Zeyyi tahu mereka nggak jadi pulang ke Korea hari ini.

Zeyyi langsung melipir menuju kampus tanpa niatan makan di cafe asrama karena lebih milih makan mie di kamar kost.

Setelah membuka pintu, ternyata banyak orang sedang bergerumul di tangga maupun dilantai bawah. Melihatnya, Zeyyi dengan cuek turun dan mendapati beberapa mahasiswa berbincang.

"Cakep pisan euy, Sis! Mana duduk sendirian ih!"

"Gila seh etah! Lahirnya dari bidadari mungkin yah, saking beningnya..."

Salah satu mahasiswa yang berpenampilan molek mengoceh, "Astaga! Demi apapun, gue mau jadi pacarnya walaupun harus menerjang derasnya sungai kali gung."

"Aaaa mama! Pingin pacar kayak diaaa."

Zeyyi nampak tak paham apa yang dibicarakan mahasiswa di asrama, namun setelah sampai di lantai 1 dan tepat di samping cafe ada punggung seseorang Zeyyi tahu. Dari belakang, Zeyyi menatap punggung seseorang---yang diduga pemicu keributan pagi ini---seperti tak asing baginya. Zeyyi semakin melangkah mendekati punggung lelaki yang kini sedang meminum kopinya.

Benar saja. Ketika lelaki itu menoleh ke belakang, Zeyyi hampir saja teriak atau tidak pingsan---lebih jelasnya terkejut tingkat dewa.

Nana... gumamnya dalam hati.

Beberapa orang pernah mengatakan bahwa ketika sedang dilanda keterkejutan maka seseorang memang tidak bisa berpikir jernih. Bahkan ada yang tidak sadar apa yang telah diperbuatnya.

Biasanya juga mereka akan melakukan yang berlawanan dengan hati. Kini, Zeyyi sedang merasakannya. Apalagi saat Nana sengaja memanggilnya.

"Zeyyi!"

Nana yang tersenyum kembali terheran-heran melihat Zeyyi yang sengaja mengabaikan kehadirannya. Bahkan beberapa wanita menjerit mendengar suara Nana, terkecuali Zeyyi yang malah mengabaikannya.

Dengan segenap ketegaran hati dan ketidaksanggupan melihat Nana yang sangat tampan hari ini, Zeyyi melangkah menjauhi asrama walau beberapa pasang mata menatap sinis. Mungkin semua orang bisa menilai seberapa tidak sopannya Zeyyi, namun semua tidak mengetahui kondisi hati Zeyyi yang saat ini benar-benar ingin memeluk Nana.

"Octopusia Zeyyina!"

Entah kenapa, dipanggil begitu, membuat Zeyyi tersentuh. Nana masih mengejarnya ketika Zeyyi dengan jelas menjauhinya. Nana, lelaki itu tidak pantas mendapat perlakuan seperti ini.

Lalu, Zeyyi berhenti, menoleh ke belakang. Tatapan mereka bertemu, namun Zeyyi memutuskan terlebih dahulu. Zeyyi makin terenyuh saat melihat Nana tersenyum manis.

"Ada apa? Lo tahu? Dengan lo kayak gini, semua orang jadi nattp gue sinis."

Nana mengernyit, "Hah? Kenapa?"

Zeyyi tidak menanggapi, ia kembali berbalik dan melangkah menjauh sebelum Nana meraih tangannya.
"Serius nih nggak mau ikut gue? Pake sepeda yuk!"

"Hah? Gue taruh dimana coba? Di ban?" jawab Zeyyi dengan raut yang membuat Nana tersenyum, merasa usaha mengembalikan mood Zeyyi kembali.

"Eits! Tenang saja! Kan ada---" Nana melirik tukang sewa sepeda dengan ekor matanya, yang ditanggapi Zeyyi dengan dengusan kecil. "Tuh!"

Teman Cintaku (NORENMIN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang