"Yak! Lalisa!" Teriak Jisoo sambil menuruni tangga dengan tergesa. Sementara tawa Lisa, Rose, dan Jennie terhenti karena teriakan Jisoo barusan.
"Kenapa Unnie?" Ketiga nya kompak memandang Jisoo bingung terutama Lisa.
"Jangan mengagetkan ku seperti tadi lagi!" Ucap Jisoo to the point.
"Biasakan ketuk pintu sebelum masuk ke kamar ku." Lanjut nya lagi tapi kini mata nya mengarah ke arah tiga adik nya terutama Rose yang suka masuk tanpa ijin.
"Kenapa? Biasanya Unnie tidak masalah?"
Jisoo menahan nafas sebentar lalu menghembuskan nya kasar, "Pokoknya, lakukan apa yang aku bilang tadi."
Lalu Jisoo berbalik ingin kembali ke kamar nya tapi langkah nya terhenti ketika mengingat kalau Lisa tadi menawarkan nya es krim. Alhasil, Jisoo kembali berbalik ke arah mereka, berjalan melewati ketiga nya, lalu membuka pintu kulkas.
"Yang mana es krim nya?"
"O-oh, yang vanila."
Jisoo mengangguk kemudian mengambil satu bucket es krim dan melanjutkan langkah kaki nya ke kamar.
"Unnie," Rose membuka suara setelah terdengar suara pintu kamar yang tertutup di lantai atas.
"Apa aku boleh ikut kesal padanya?"
Jennie menoleh ke arah Rose meminta penjelasan.
"Kenapa dia mengambil satu bucket es krim dan memakan nya sendirian? Aku 'kan juga mau!" Jawab Rose tidak terima. Sedari tadi, Rose sudah membayangkan bagaimana es krim rasa vanila itu melumer di mulut nya. Dan Rose sengaja menunggu yang lain supaya bisa makan bersama. Tapi ini kenapa bayangan nya hancur seketika?
"Ngg... Chongah, sepertinya kita beli es krim yang baru saja ya?" Tawar Jennie yang dibalas dengusan sebal oleh Rose.
"Lisa, pesan es krim nya sekarang." Perintah Jennie karena yang tahu tempat es krim nya adalah Lisa sendiri.
"Nde Unnie."
"Lisa, aku mau yang rasa coklat." Pinta Rose.
"Beli satu yang rasa stroberi dan satu rasa coklat."
"Oke. Sudah." Lisa telah selesai memesan rasa es krim. Jadi mereka tinggal menunggu supaya diantar. Mungkin sekitar 20 menit lagi es krim nya akan tiba.
Selama menunggu es krim, ketiga nya mengobrol santai di ruang tengah sambil menonton film Netflix.
Tidak ada satu pun diantara mereka yang berani untuk naik dan mengajak Jisoo menonton bersama. Karena mereka tahu, kalau Jisoo sedang berada di mood yang buruk. Jadi, dari pada mereka kena omel lagi seperti tadi, lebih baik mengabaikan Jisoo sampai gadis itu turun yang bersikap seperti biasa.
Mereka berempat sudah tinggal cukup lama sejak masih trainee dan ke empat nya sudah mengenal kepribadian masing-masing anggota nya. Untuk Jisoo, mereka tahu tiap kali gadis itu berada di kondisi hati yang buruk, Jisoo akan segera menjauh. Ia tidak mengatakan hal apapun apalagi marah seperti tadi karena suatu hal yang sepele. Jisoo juga selama ini tidak pernah mengunci kamar nya jadi para anggota sering masuk tanpa ijin. Bahkan Jennie setiap pagi selalu pindah ke kamar nya untuk melanjutkan tidur. Dan Jisoo tidak pernah marah.
Jadi ketiga nya cukup shock waktu Jisoo teriak dan melarang mereka ini dan itu.
Sementara itu di kamar Jisoo,
"Aku malu. Aku malu!!" Jisoo mengulang kalimat itu sambil menyuap es krim nya terus menerus.
"Aku tidak mau bertemu Taeyong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Private Life
Fiksi PenggemarJadi idol itu sulit ya? Harus tampil sempurna disegala situasi. Harus tampil all out, diet ketat, latihan sampai sakit pinggang, selalu tersenyum padahal hati merana, dan... ngga mudah berinteraksi dengan teman grup lain di depan umum. Jangankan itu...