Chapter 13

12 2 0
                                    

Balik lagi nih, saya cuma mau bilang maaf karena part kemarin gak jelas alurnya. Cuma itu aja dari saya, jadi

Happy Reading!

***

"Seseorang pernah bilang padaku, bahwa jika harapan adalah bintang, maka langit adalah tempatnya bersemayam. Masa lalu akan menjadi kenangan, tetapi tetap membekas." – Mitha Puspita Sari

"Hai," sapa Mitha saat matanya melihat seseorang yang tidak asing.

Mendengar suara seseorang, gadis itu menganggkat pandangannya. Ia yakin bahwa orang itu menyapanya, Karena taka da orang lain lagi selagi dirinya. "Lo siapa?" tayanya bingung.

"Kenalin gue Mitha, nama lo?" ucapnya sambil mengulurkan tangan. Terlihat seperti seorang yang ceria bukan? Tolong buanglah jauh-jauh gambaran itu. Percayalah, meskipun Mitha mengulurkan tangannya untuk berkenalan taka da sedikitpun senyum yang tercetak diwajahnya.

Gadis itu terlihat kaget saat Mitha mengajaknya berkenalan. Ini adalah pertama kalinya bagi gadis itu setelah sekian lama tak pernah merasakannya. Ia rasa tak akan pernah mengulanginya lagi, ternyata ia salah. Cewe di depannya ini mematahkan semua asumsinya selama ini.

"Salam kenal, Mitha gue Tania."

"Ternyata pakai lo-gue juga ya lo. Gue kira pakai aku-kamu waktu lihat kejadian kemarin."

"Gue kelihatan seperti anak cupu ya karena gue diam aja ga ngelawan."

"That's right. Tapi kenapa ga lo lawan padahal lo ga salah?"

"Karena gue yakin masalah akan bertambah panjang seandainya gue ngelawan dia."

Mendengar hal itu Mitha hanya berdehem saja. Sepi menyelimuti mereka berdua di taman yang penuh semilir angin. Cocok sekali untuk para siswa yang ingin mendapatkan ketengan di antara penatnya pelajaran.

Di sisi lain, Rina yang baru saja bangun tidur mencari Mitha karena tidaka ada di sampingnya. Kelasnya saat ini jam kosong, jadi Rina dapat tidur dengan nyanyak tanpa takut ketahuan oleh guru yang sedang mengajar.

"GUYS ADA YANG TAHU MITHA GA?" tanya Rina pada teman-teman kelasnya.

"Etdah, Rin lo baru bangun tapi udah teriak-teriak aja," balas Rio salah satu teman sekelasnya yang sedang bermain game.

"Bodo ye Ri, lagian apa susahnya sih tinggal jawab aja."

"Tuh tadi Mitha keluar, tapi gue gak tau dia kemana," ucap Rico yang baru memasuki kelas. Rico gak punya kemapuan khusus ya guys, tapi dari tadi dia duduk di depan kelas. Jadi, dia mendengar suara Rina yang mirip toa.

"Unch makasih Mas Rico," ucap Rina yang bersiap akan keluar kelas.

***

Setelah sepuluh menit memutari sekolah, Rina belum menemukan sahabtnya yang satu itu. Dua tempat terakhir yang belum ia cek adalah taman samping kelas bahasa dan rooftop. Rina melangkahkan kaki ke taman, karena taman paling dekat dengan tempatnya sekarang berdiri. Mendengar suara yang berasal dari taman membuatnya semakin yakin. Saat Rina mendekat, ia mendengar.

"Lo mau ga jadi sahabat gue?" tanya seseorang yang Rina tak mengerti siapa pemiliknya.

"Gue mau aja sih."

Deg

Suara itu... suara Mitha.

Rina melanjutkan langkahnya untuk memastikan pendengarannya tak salah. Di sana terlihat dua orang siswi yang sedang tertawa lepas.

'Apa Mitha sudah lupain gue? Apa posisi gue selama ini kan tergantikan?'

Mendekat, Rina sampai di depan mereka berdua. Namun, tidak ada yang menyadarinya. Hal itu membuat Rina semakin berpikir yang tidak-tidak.

"Khem."

"Eh ada lo, Rin. Gue aja baru ke kelas mau ngenalin lo ke sahabat baru gue. Kenalin ini Tania," ucap Mitha tanpa menyadari perubahan wajah RIna.

'Semudah itu ya Mith lo kenalin sahabat baru lo ke gue. Tanpa lo pikirin gimana perasaan gue saat gue tau itu.'

"Tan, kenalin ini Rina sahabat gue yang gue ceritain ke elo tadi."

'Kan udah gue bilang, jangan panggil gue Tan, berasa dipanggil tante gue, balas Tania dengan wajah yang seperti orang marah."

"Hahahaha, gak papa lah. Anggap aja itu panggilan kesayangan dari gue," ucap Mitha ambil menyeka air matanya yang keluar.

"Panggilan kesayangan? Gue aja yang udah lama bareng gak ada tuh panggilan kesayangan. Lah dia yang baru udah ada aja."

"Eh, kalian salaman dong masa sahabat gue gak mau saling salaman."

Dengan setengah hati Rina menjulurkan tangnnya untuk bersalaman dengan Tania. Ia tak ingin membuat sahabatnya kecewa.

"Nah gitu dong, yaudah, Tan gue sama Rina balik ke kelas dulu ya," pamit Mitha.

'Tan lagi tan lagi. Yaudah deh gue masih mau di sini dulu."

Saat dirasa Mitha dan Rina telah jauh dari tempatnya, Tania menyunggingkan senyumnya. Rasa bahagia dan sebuah kepuasan terlihat jelas di sana.

Jangan lupa votment nya ya! Share juga kalau berkenan. Bye bye jumpa lagi

Kumau DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang