Chapter 2

58 8 0
                                    

Pelajaran telah usai dan digantikan oleh istirahat yang membuat semua murid berbondong-bondong menuju ke kantin untuk mengisi amunisi mereka yang telah habis.

“Rin, yuk lah ke kantin leper nih gue,” ajak Mitha yang sudah tidak tahan lagi

“Iya-iya bentar, Lo ga liat apa gue masih benerin nih tali sepatu”

“Mata gue masih normal ya jadi gue tau, cepetan ish Lo lama”

“Sabar napa, Lo kalo soal makanan gercep mulu. Yuk lah”

Mereka pun segara keluar kelas dan menuju kantin. Dan kebetulan kantin itu berada di lantai satu membuat mereka harus menuruni tangga. Saat di pertengahan tangga Mitha melihat seseorang yang selama ini ia incar.

“Rin bentar ya gue kesana dulu,” Mitha segera berlari kecil mendekat seseorang itu.

“Eh tunggu gue ikut!” Rina yang tak mau ditinggal oleh Mitha langsung mengikutinya.

Saat Mitha hampir di dekat orang yang ia incar, tiba-tiba guru kesenian yang bernama Pak Hajo mendatangi orang yang Mitha akan hampiri. Sepertinya mereka membicarakan sesuatu yang penting. Melihat itu Mitha segera berbalik dan kembali berjalan menuju kantin.

“Eh Mith Lo mau kemana?”

“Ya ke kantin lah bego, Lo ga mau makan apa?”

“Lah gak jadi?”

“Gak,” sahut Mitha dengan singkat. Entah mengapa moodnya tiba-tiba turun.

“Cuek amat Lo”

“Bocot,” karena kesal Mitha meninggalkan Rina sendirian

“Eh..eh.. tungguin Mith!”

Setelah puas mengisi perut mereka segera kembali ke kelas karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Saat sampai di kelas ternyata guru yang akan mengajar mereka telah datang, hal itu membuat Mitha dan Rina keheranan.

“Assalamu’alaikum”

“Waalaikumsalam,” ucap teman sekelas mereka secara bersamaan.

“Loh Bu kok sudah ada di sini? Bukannya belum bel masuk ya?” tanya Rina dengan polosnya.

“Iya, saya memang sengaja masuk duluan, karena setelah ini kalian akan saya tinggal”

'Yeaayyy' dalam hati mereka bersorak dengan gembira.

Pasalnya pelajaran ini adalah pelajaran yang sebisa mungkin dihindari. Selain karena rumus-rumus yang membuat kepala terasa pecah, guru yang mengajar pun terkenal sebagai guru paling killer. Mantap ga tuh?

Setelah memberi tugas yang lumayan banyak. Guru itu pun segera pamit untuk meninggalkan kelas. Tak lama ada seorang siswa yang berkata...

“Emang sih ditinggal, tapi ini tugas gak bisa apa dikurangi?” kata Evan

“Tau tuh guru, kalo gini gue lebih milih gak ditinggal,” sahut Arsyad

“Udah lah kalian kerjakan daripada gak selesai abis itu kena marah singa betina”

Singa betina yang mereka maksudkan adalah Bu Phyta yang tak lain adalah guru matematika yang terkenal killer seantero sekolah.

Setelah beberapa jam mereka habiskan untuk menyelesaikan tugas yang banyaknya minta ampun, mereka pun dapat terbebaskan karena bunyi suara bel pulang berdering dengan keras.

***

Okeyyyy ketemu lagi sama aku yang paling baik, ga deh canda.

Segini dulu ya cerita KMD, tunggu next chapter ya!!!

Bye-bye

Kumau DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang