"Benci ke lawan jenis tuh bahaya. Ujungnya pasti nanti saling cinta. Masalahnya cuma diwaktu, dimana yang tadinya saling benci berubah jadi saling cinta. Seperti kata pepatah, benci adalah cinta yang tertunda."
•
•
•
"Ini kopinya pak, kalau gitu saya pamit kembali ke meja saya. Permisi,"
Hecan berjalan keluar ruangan setelah sebelumnya meletakan secangkir kopi yang diminta oleh atasannya tadi.
"Loh Pak Haris masih disini?" tanya Hecan saat melihat sosok pria jangkung yang duduk di balik mejanya.
"Saya pinjem komputernya sebentar Can, ada beberapa data yang belum sempet dipindahin." kata Haris melirik Hecan sebentar lalu kembali fokus pada monitor.
Hecan mengangguk seraya mendudukkan dirinya di bangku kecil yang ada di dekat mejanya.
Tangannya terulur mengambil lembaran kertas yang ada di atas meja kecil disampingnya.
"Itu jadwal pak Al untuk seminggu kedepan." Kata Haris saat melihat Hecan seperti bingung dengan kertas yang dipegangnya.
"Berhubung karena Pak Jay minta secara mendadak, jadi saya cuma bisa bantu kamu segitu, selebihnya bisa kamu cek sendiri nanti." lanjutnya.
Hecan mengangguk, kemudian berdiri mengikuti Haris yang juga akan beranjak dari tempatnya.
"Semua data udah ada disini, kamu bisa buka dan pelajarin datanya lagi. Kalo ada yang kurang kamu ngerti, kamu bisa hubungin saya. Nomornya udah saya tulis di notes."
"Baik, terimakasih pak." ucap Hecan.
Haris tersenyum,"Kalo gitu saya pamit dulu, selamat atas kenaikan jabatan kamu Hecan! haha."
Hecan ikut teratawa, namun tetap berterimakasih.
"Yaudah saya pamit, semangat Alheca!" seru Haris menyemangati.
Hecan mengangguk, diikuti Haris yang berjalan menjauh sampai akhirnya tertutup oleh pintu lift.
🕳️🕳️🕳️
"Lo lagi senggang?"
"Engga."
"Terus kenapa disini?"
Injun mendengus, ia memang sedang tidak dimeja kerjanya, melainkan duduk di kursi kecil di samping Hecan yang tak mengalihkan atensinya pada layar monitor didepannya.
"Si tembok tuh! gak bisa apa sehari aja gak nambah kerjaan gue?!" Ucap Injun gerah.
"Lo bayangin aja, tadi dia manggil gue keruangannya, gue pikir kenapa, eh taunya dia malah nyodorin tumpukan kertas! gue muak lama-lama!"
"Mana gak ada sopan-sopannya! seenggaknya bilang tolong atau apa gitu basa-basi dikit, lempeng banget jadi orang. Heran gue, ada ya manusia yang kaya gitu!"
Hecan tertawa kecil, sudah bukan rahasia lagi kalau hubungan Injun dan kepala divisinya itu tidak pernah baik.
"Revisi?" tanya Hecan
Injun menggeleng,"Bukan, dia minta gue buat nyusun rancangan buat projek tiga bulan kedepan. Gila kan? harusnya kan itu bagiannya mas Guntur!"
"Siapa tau itu alibi buat deketin lo Jun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashyu!!
FanfictionAlmarko Juningga. Bagian dari masa lalu yang dengan susah payah untuk dilupakan kini kembali dengan gampangnya. Setelah apa yang dulu pernah terjadi kini Hecan harus berusaha bersikap profesional dengan mengesampingkan perasaannya. Jika boleh Hecan...