8. Freeday

2K 330 24
                                    

"Pada dasarnya masa lalu ada untuk dijadikan pembelajaran sekaligus sebagai kenangan, bukan sebagai trauma."




Ten menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putri semata wayangnya yang kini sibuk menyantap makan siangnya.

"Mah"

"Hm?" sahut Ten masih asik memperhatikan putrinya.

"Hari ini ada acara sama ibu-ibu komplek?" tanya Hecan.

Ten mengingat-ingat, lalu menggeleng. "Gak ada tuh."

"Oke. Kalo sama bunda mah?"

"Gak ada juga. Kenapa sih tanya-tanya?"

"Mastiin. Kalo gitu hari ini acara kita berdua."

Ten terkekeh, "Emang mau acara kemana? kamu aja masih acak kadut gitu." ujar Ten menunjuk penampilan Hecan dengan dagunya.

Ya maklum, Hecan baru aja bangun tidur jam sebelas tadi dan itu pun dia langsung makan tanpa cuci muka atau sikat gigi dulu. Biasa efek jet lag karena jam satu pagi tadi dia baru sampe dirumah.

"Ya kan nanti aku mandi loh."

"Emang mau kemana sih? kamu gak masuk kerja nanti?"

"Biarin aja lah, aku mau meliburkan diri. Lagian pak Mark juga gabakal masuk."

Ten tersenyum geli, "Sekarang panggilnya pak Mark? perasaan dulu panggilnya yayang deh" goda Ten yang langsung saja dibalas delikan tak suka dari Hecan.

"Profesional dong mah. Jangan bawa-bawa masa lalu."

"Loh mamah kan gak kerja sama Mark, jadi kenapa mamah harus profesional?"

"Iya deh terserah nyai aja" kata Hecan akhirnya.

Ten menuangkan air kedalam gelas lalu menyodorkan kearah Hecan yang baru selesai makan.

"Kemaren mamah ketemu maminya Mark loh Can." kata Ten.

"Terus?"

"Terus maminya bilang katanya kemaren kamu kerumah tante Tae ya?" Hecan mengangguk.

"Kok gak ajak mamah?"

"Ajak mamah mau ngapain? ribet lah."

"Yee kamu. Mamah kan juga temenan sama mamahnya Marko."

"Abis masa ketemu calon besan gak boleh si mamah"

Hecan menaruh gelasnya dan menatap Ten tajam. "Besan??!"

"Loh iya. Dejun bilang kalian pacaran kan?" ucap Ten.

"Engga. Mamah tuh jangan suka percaya sama teh Dejun. Dia mah suka bohong." kata Hecan sebal.

"Engga ah, masa mertuanya dibohongin sih." kata Ten membuat Hecan mengerucutkan bibirnya kesal.

Sudah bukan rahasia lagi kalau Dejun memang menantu kesayangan ibu Ten sejak dahulu kala. Dan nyaris membuat posisi Hecan sebagai anak gadis ibu Ten tersingkirkan.

"Mamah siap-siap ayo! dua puluh menit lagi kita otewe!" seru Hecan sambil berlalu menuju kamarnya.

"EMANG MAU KEMANA?" tanya Ten berteriak.

"SHOPPING!" balas Hecan sambil berteriak juga.

Ten tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya. "Ada aja kelakuannnya." ucap Ten lalu pergi untuk bersiap.

Empat puluh menit kemudian, sepasang ibu dan anak itu kini sudah sampai disalah satu pusat perbelanjaan yang cukup besar.

Hecan mengaitkan lengan kanannya pada lengan kiri milik Ten. Jaga-jaga agar sang ibu tidak hilang, karena biar bagaimanapun ibu Ten itu sangat kecil bagi Hecan.

Ashyu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang