9. Awal

2K 273 13
                                    

"HECAAAANNNNN!!!"

"Woi minggir dulu lo pada! urgent buset!" seru seorang gadis yang berlarian di koridor.

"ALHECAAAA!!!"

brakk

"Can!"

Suara gebrakan beserta teriakan yang melengking itu membuat perhatian seisi ruangan tertuju pada seorang gadis dengan jepit rambut dikepalanya yang berdiri disamping meja ketua mereka.

"Apa si? berisik!" sahut Hecan.

"Lo liat ini cepet!"

Hecan mengambil selembar kertas yang disodorkan untuknya. Membaca isi kertas tersebut lalu menatap si pemberi surat heran.

"Terus apa hubungannya sama gue?"

Jemini atau yang akrab dipanggil Jemi alias sobat kental dari Hecan menatap  temannya itu kesal.

Merebut paksa kertas ditangan Hecan, Jemi mendudukan diri di kursi depan Hecan.

"Lo baca isinya gak si?" tanya Jemi.

"Baca. Tanding basket sama sekolah tetangga kan? terus kenapa?"

Decakan kesal keluar dari mulut Jemi.
"Ya ayo kita nonton!"

"Ngapain? males ah mending tidur kali." tolak Hecan.

"Can sumpah! gimana gak makin lebar badan lo kalo gue ajak keluar maunya tidur mulu." sindir Jemi. "Jeno ikut tau, ayo nonton. Dia bilang kalo kita dateng nanti ditraktir nasi timbel pas belokan itu."

"Bohong gak nih? Jeno kan suka bohong."

"Engga sumpah! dia udah janji sama gue. Kalo bohong ntar gunting aja bibirnya biar gak kebiasaan."

Hecan tertawa, lalu mengangguk. "Oke ayo, hari sabtu kan?"

Jemi mengangguk semangat, "Iya. Katanya banyak cogan tau nanti."

"Cogan mulu idup lo!" ucap Hecan menoyor jidat Jemi.

"Belom aja kepincut makannya bisa mgomong gitu" cibir Jemi










Hari sabtu tiba, Hecan yang baru saja selesai dengan eskulnya menghampiri Jemi yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah sambil memakan es potongnya.

"Gue gak ganti dulu gapapa?" tanya Hecan menunjuk kearah bajunya yang sudah seperti gembel.

Kaos hitam dengan banyak sisa bubuk putih, celana training yang juga bernasib sama ditambah hanya memakai sendal gunung hasil minjam punya Hendery, dan jangan lupakan wajahnya yang sudah kumal menambah kesan gembel pada Hecan.

Jemi menilai lalu menggeleng, "Gak masalah Can. Lo tetep cakep biar kaya gembel." kata Jemi langsung menarik Hecan agar naik ke jalu sepeda.

"Gue aja deh yang bawa. Lo bonceng gue yang ada bukan nyampe sono malah nyangsang kerumah sakit ntar."

Jemi berdecih, tapi tetap menuruti Hecan dengan bertukar posisi jadi Hecan yang membawa sepeda sedang Jemi berdiri di belakang sambil menggendong tas kecil yang Hecan bawa.

Sepuluh menit mengayuh sepeda, Akhirnya kedua gadis itu sampai di tempat yang mereka tuju. Setelah memarkir dan merantai sepedah, Jemi langsung menarik Hecan masuk kedalam menemui Jeno yang sudah menunggu didekat lapangan.

"Lama banget si nyampenya!" ucap Jeno begitu melihat kedua temannya muncul.

"Sabar napa No! gue kan nunggu Hecan dulu tadi." balas Jemi.

"Yaudah nih nitip. Lo berdua duduknya jangan jauh-jauh." kata Jeno lalu meninggalkan kedua temannya dan bersiap untuk tanding.

Sementara itu, Jemi dan Hecan mengambil tempat di barisan kedua  dari bawah tribun.

Ashyu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang