14. Ribut

1.8K 305 22
                                    

Hampir saja jantungnya copot. Hecan buru-buru bangun dan menaruh kotaknya diatas meja lalu menunduk sopan.

"Pagi pak." sapa Hecan.

Yang disapa membalas lalu berjalan kearah sofa dan duduk disana serta menyuruh Hecan bergabung.

"Dimana Mark? kok jam segini belum dateng?" tanyanya tidak melihat keberadaan si pemilik ruangan disana.

Hecan menaikkan kedua alisnya disertai gelengan. Dia pun tak tau.

"Kemarin Haris bicara sama saya, katanya kamu minta tukar posisi dengan Haris. Bener Hecan?" tanyanya.

Hecan yang ditanya hanya diam, bingung ingin menjawab apa. Kalau mengiyakan takut salah kalau tidak mengiyakan juga tidak benar.

"Kenapa kamu mau tukeran sama Haris? memang kenapa sama Mark?" Tanya Jay.

Hecan menimbang-nimbang. Haruskah ia bilang alasannya atau tidak. Tapi kalau gak bilang, itu akan masalah juga nantinya.

"Hecan?"

"Iya om."jawab Hecan. "Eh pak maksdunya." ralatnya.

"Jadi bener kamu minta tukeran sama Haris?"

"Bener pak." jawab Hecan.

"Kenapa? ada masalah sma Mark?" tanya Jay. Hecan menggeleng.

"Lalu?"

Hecan diam, tak berniat menjawab atau lebih tepatnya tak tau mau menjawab apa. Mana mungkin dia bilang kalau alesannya karena Hecan tak mau akan terbawa perasaan kembali jika terus berdekatan dengan Mark bukan?

"Hecan."

"Iya?"

"Om rasa om tau apa yang buat kamu berpikir buat tuker posisi dengan Haris. Itu karena masa lalu kamu sama Mark kan?" tebak Jay tepat sasaran.

"Tapi sekarang kan sudah beda. Jangan sangkut pautkan masalah pribadi kalian dengan pekerjaan. Kamu ataupun Mark harus profesional bukan?"

"Iya pak."

Jay tersenyum maklum. "Om minta kamu jadi sekretaris Mark bukan tanpa alasan Hecan."

"Kamu kompeten, kerja kamu bagus, pintar dan juga bertanggung jawab dengan apa yang menjadi tanggung jawab kamu. Itu yang buat om yakin menjadikan kamu sekretaris untuk Mark. Selain itu, kamu juga sudah mengenal Mark dari lama. Jadi gak ada alasan untuk tidak memilih kamu Hecan."

Hecan menunduk. Ayah dari Mark itu memang benar.

"Apapun alasannya om harap kamu tidak akan berpikiran seperti itu lagi Hecan."

"Iya pak, saya minta maaf untuk itu." ucap Hecan menyesal.

"Gapapa." kata Jay. "Oh iya, hampir lupa. Ini."

Hecan menatap bingung kearah amplop coklat dengan ukiran didepannya yang disodorkan Jay padanya.

"Itu undangan makan malam dengan perusahaan grutty. Pastikan kamu sama Mark hadir disana." kata Jay yang setelahnya berlalu dari ruangan putranya.

Sementara Hecan menatap nanar kearah amplop ditangannya. "Kenapa disaat gue mati-matian buat ngehindar, Selalu aja ada hal yang bikin semua usaha menghindar gue sia-sia."

Hecan mendengus lalu menatap sinis kearah meja Mark yang masih kosong.

"Kenapa juga kita harus ketemu lagi Mark?"


🕳️🕳️🕳️


Hecan menunggu dengan gugup di kamarnya. Sesekali Hecan mengecek ponselnya melihat apakah ada pesan terbaru yang dikirim untuknya atau tidak walaupun hasilnya tetap tidak.

Ashyu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang