Chapter 12

602 83 30
                                    


Makanan yang di pesan oleh Taehyung tiba di kamar hotel. Tak menunggu waktu lama Irene yang kelaparan karena sejak pagi perutnya tak terisi langsung saja melahap makanan yang tersaji di hadapannya.

"Makanannya tidak punya kaki jadi cobalah untuk perlahan menyantapnya."

Irene mendongak, delikan mata tajam tertuju pada Taehyung. Apa pria itu pura-pura bodoh? Di pikir Irene akan melupakan kejadian yang ia alami hari ini. Oh tidak akan, tunggu saja apa yang bisa dia lakukan untuk membalas perbuatan Taehyung.

"Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Taehyung menunjuk wajah Irene.

Jujur saja, cara Irene memandangnya cukup menakutkan serasa gadis itu tengah membunuh Taehyung dengan cara mencabik-cabik hingga tak berbentuk lagi dalam pikirannya.

"Mengapa aku harus menikah, dosa apa yang ku lakukan di kehidupan sebelumnya sampai memiliki suami menyebalkan seperti dia?" Batin Irene masih menatap Taehyung sambil mengunyah dalam keheningan.

"Kau suami menyebalkan." Seru Irene sembari menunjuk wajah Taehyung dengan sumpit.

"Apa!" Runtuk Taehyung kesal, "Sopan sedikit. Aku ini putra mahkota dan juga suamimu. Paham!" Balas Taehyung tidak mau kalah.

"Ck! Kau berpikir demikian? Sedangkan untuk menaruh rasa empati pada wanita yang kau sebut istri ini tidak. Kau bahkan tidak berusaha mencariku di luar sana. Bagaimana kalau aku tidak bisa kembali hah?"

Kekesalan Irene yang sempat padam kembali membara ketika mendengar penuturan sang Putra Mahkota. Sungguh, Irene tak akan tinggal diam di perlakukan seperti ini oleh Taehyung.

"Nah kan, kau jadi menyalahkanku atas apa yang terjadi padahal jelas ini bukan salahku." Bela Taehyung, "Kau sendiri kan yang sok tau." Sambungnya.

"Tetap saja di sini kau itu salah. Sudah tau istri hilang bukan di cari malah bersama wanita lain. Sopan kah itu di lakukan oleh seorang calon penerus kerajaan?" Omel Irene lagi.

Taehyung mendengus. Jika begini sama saja mengajak ribut angin, "Sudahlah, perempuan memang selalu benar." Ucapnya mengalah.

"Tentu saja, dan pria selalu salah."

Nah kan! Taehyung sudah dapat menebak akhir dari perdebatan ini akan di menangkan oleh pihak wanita. Entah mengapa mereka begitu ahli melakukannya.

"Terserah." Kesal Taehyung. Hilang sudah wibawanya sebagai putra mahkota jika berhadapan dengan Irene.

----

Seulgi mendatangi ruang kerja ayahnya dengan langkah tergesa-gesa. Sang putri yang terbiasa hidup di luar istana, menghabiskan waktu tanpa tekanan akan segala peraturan kerajaan itu tak  pernah sedikitpun menempatkan dirinya untuk mematuhi segala aturan kerajaan, sebaliknya dia malah sering melarangnya..

Sangat berbeda dengan saudara kembarnya yang kini menjabat sebagai putra mahkota dengan kepribadian dingin, Seulgi justru kebalikannya, karakter bebas dan manja melekat begitu erat pada putri Seulgi.

"Abamama." Rengek Seulgi entah sudah yang ke berapa kalinya di hadapan ayahnya.

Beginilah sang putri dengan segala sifat manja yang ada padanya hingga yak jarang membuat ibu ratu kelimpungan akan tetapi karena sang raja terlalu memanjakan sang putri membuat sang ratu tidak dapat berbuat lebih bahkan ibu suri pun akan berada di pihak raja.

"Yang mulia, berhentilah memanjakan putri. Dia sudah dewasa untuk merengek seperti anak kecil. Itu tidaklah baik."

"Ratu, biarkan saja. Lagian putri kita sudah lama tinggal di luar istana jadi maklumi saja jikalau dia masih ingin bebas."

Mendengar pembelaan yang di lakukan oleh ayahanda membuat Seulgi makin besar kepala. Sang putri mengulum senyum.

"Tapi dunia luar tidak terlalu baik. Banyak hal bisa saja terjadi apalagi putri sering ceroboh." Kekuh sang ratu menatap kesal putri Seulgi yang kini mengerucut lucu.

"Hanya sebentar saja," Rengek Seulgi, "Aku janji tidak akan nakal, Mama. Tolong berikan aku ijin dan kurangi penjaga untukku. Mereka sangat cerewet." Sambungnya masih memohon.

"Putri, ini untuk kebaikanmu."

"Sudahlah. Lagipula putri kita sudah berjanji bukan?" Bela sang raja menatap sayang putri Seulgi, "Kau boleh pergi, beruang kecilku tapi ingat. Jangan melanggar aturan kerajaan, paham?" Ucap sang raja. Seulgi memgangguk membalasnya.

"Siap, perkataan abamama adalah perintah untukku." Girang Seulgi berdiri kemudian bergegas keluar dari ruang kerja sang raja, meninggalkan kedua orangtuanya yang kini memulai perdebatan kecil atas ijin yang di berikan untuk Seulgi.

"Kau selalu saja memanjakannya."

"Tidak apa, Ratu ku. Biarkan putri kita seperti ini. Setidaknya kita bersyukur karena dia tidak kehilangan jati dirinya seperti yang terjadi pada Taehyung." Balas sang raja berhasil membuat sang ratu terdiam.

----

Di hari terakhir liburan, Taehyung yang merasa bersalah terhadap Irene berniat mengajak Irenw keluar untuk menebus kesalahannya. Taehyunh juga berniat memperbaiki hubungan mereka agar nanti tak menimbulkan kecurigaan masyarakat karena keduanya di tuntut harus membangun imej keluarga bahagia di hadapan masyarakat.

"Mau jalan-jalan tidak?" Tanya Taehyung dengan nada suara seperti seorang yang di paksa melakukan hal yang dia benci.

"Mau ngajak jalan atau berantem hm?" Di luar dugaan. Bukannya mengiyakan ajakan sang suami. Irene justru melayangkan pertanyaan tak kalah ketus.

Taehyung menghela nafas, membuangnya kasar. Irene benar-benar menguji kesabaran, "Aku sudah berbaik hati mengajakmu keluar sebagai permintaan maaf ku kemarin."

"Oh jadi ada maunya," Irene menggeleng, "Tidak ikhlas dari hati ternyata."

"Mau ikut atau tidak?"

"Tidak mau, yang ada aku di tinggal lagi seperti kemarin, terus kalau aku tidak bisa kembali seperti kemarin, mau tanggung jawab?"

"Yang kemarin itu kan kecelakaan."

"Kecelakaan yang di sengaja."

"Kau!" Tunjuk Taehyung dengan wajah kesal.

"Apa!?" Tantang Irene melotot.

"Aish... Bagaimana bisa aku menikah dengan perempuan gila sepertimu." Runtuk Taehyung berbalik, berjalan pergi meninggalkan Irene.

Taehyung yang kesal memutuskan untuk keluar akan tetapi saat hendak memasuki lift dia justru berpapaaan dengan Jisoo yang juga ingin turun ke lobi.

"Oppa.."

Irene yang berubah pikiran berlari menyusul Taehyung dan kini berada di belakang suaminya itu melihat wanita yang dia lihat beberapa waktu lalu tengah tersenyum manis di depan Taehyung membuat Irene muak.

"Oh jadi sudah punya cadangan." Seru irene mengagetkan Taehyung. Sang putra mahkota menoleh menatap Irene.

"Jangan mulai deh." Bisik Taehyung.

Irene memutar bola mata kesal. Ia melirik Jisoo sekilas sebelum melingkarkan tangannya di lengan suaminya seraya berujar, "Kita jadi pergi kan, suamiku." Ucap Irene menekan kata terakhirnya dentan sengaja.

Raut wajah Jisoo berubah masam. Dia jelas tak suka melihat pemandangan di hadapannya. Taehyung yang menyadari hal tersebut langsung saja menarik tangannya dari Irene namun bukan Irene namanya jika membiarkannya begitu saja.

"Oh ya, aku lapar jadi bisakah kita pergi sekarang saja." Sambung Irene lagi, dan tanpa menunggu balasan Taehyung , Irene menarik pria yang berstatus suaminya itu memasuki lift melewati Jisoo seolah keberadaan wanita itu tak berarti di sana.

----

Tbc

Hello, maaf aku mendadak hilang minta plus kena wb ama cerita ini..hehe niatnya sih mau publish pengantinya cuma masih mikir mau di jadiin au apa crta WP krn jujur lebih nyaman di wp sih sebenarnya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Royal WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang