Seulgi melirik arloji bermerk gucci di pergelangan tangannya dengan bosan. Ia akan pergi karena tidak tahan menunggu lebih lama lagi tapi sialnya ia sudah terlanjur berjanji pada Taehyung untuk memastikan paperback yang entah apa isinya itu sampai ke tangan Jimin dan Seulgi juga bukan orang yang suka mengingkari janji. Dia satu-satunya Putri Kim yang lahir dengan sifat keras kepala juga pantang menyerah sebelum mencapai tujuan.
"Ekhm.." dehem seseorang membuat Seulgi mendongak.
Jimin muncul. Nafas pria itu tidak beraturan saat berjalan mendekatinya membuat Seulgi yakin jika Jimin baru saja habis berlari dari ruangannya.
"Kau sudah menerimanya kan? Kalau begitu aku pulang dulu." pamit Seulgi beranjak menuju lift tapi suara Jimin menahannya.
"Tunggu sebentar! Apa Yang mulia tidak mau masuk kedalam,"
"Huh?" binggung Seulgi.
"Ah maksudku, aku belum mengecek barang yang dibawa tadi ke ruanganku. Mungkin saja salah kan bisa dibawa lagi." Jimin meringis menyadari betapa bodoh alasan yang dikemukakan olehnya.
"Cuma itu yang dititipkan, jadi tidak mungkin salah karena aku tidak mengotak-atiknya."
"Ya siapa tau."
Seulgi mengerucut lucu. Apa pria di hadapannya ini tidak percaya padanya? Lagian mana mungkin Seulgi salah. Dia sudah yakin penuh dengan barang yang dibawa olehnya dari istana itu tidak mungkin salah.
"Baiklah." angguk Seulgi berhasil menarik senyum sumringah Jimin.
----
"Kita mau kemana?" tanya Irene memakai anting sembari memandang Taehyung melalui pantulan kaca tempat ia berdiri
"Makan malam." jawab Taehyung singkat melipat tangan didepan dada menunggu Irene selesai dengan segala perangkat hiasnya.
"Makan malam dengan pakaian seperti ini?" Ire e berbalik, berjalan menghampiri Taehyung dan mengambil dompet bewarna senada dengan gaun yang dikenakannya malam ini diatas ranjang.
"Memangnya kenapa?"
"Tidak apa-apa, hanya saja ini terlihat seperti kalau kita itu pasangan nyata yang menikah karena saling mencintai padahal faktanya berbeda."
"Bagus kalau kau menyadari hal tersebut," balas Taehyung tersenyum, "diluar sana ada beberapa paparazzi yang sengaja membuntuti bulan madu kita. Untuk itu mulai saat ini persiapkanlah diri untuk hidup dalam drama."
"Hidup dalam drama? Jadi maksudmu kita harus berakting seolah kita adalah pasangan bahagia dari perjodohan yang dilakukan oleh mendiang kakek kita dahulu?" tanya Irene.
Taehyung mengangguk, "Seperti katamu tadi bahwa kita tidak menikah atas dasar Cinta jadi bagaimana kalau kita bekerja sama menjalani pernikahan palsu ini sampai menemukan cara yang tepat untuk berpisah?"
"Kau yakin dapat menemukan caranya?"
"Tentu saja."
"Oke, tidak masalah." angguk Irene kemudian.
Taehyung mengulurkan tangan meminta Irene menyambutnya sebagai tanda kesepakatan mereka berdua. Irene mendongak, menerima uluran tangan Taehyung dengan senang hati.
"Dan ku harap selama pernikahan ini, tidak akan ada dari kita yang mencampuri privasi masing-masing." seru Taehyung lagi.
"Aku setuju, ada yang lain lagi?"
"Mungkin kita harus membicarakan peraturan yang nantinya bisa menguntungkan satu sama lain nanti selesai makan malam?"
"Baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Wedding
Teen FictionIrene, Putri satu-satunya keluarga Bae, keturunan menteri pertahanan jaman joseon dituntut menikah dengan seorang putra mahkota Korea Selatan pada masa kini untuk menggenapi perjanjian masa lalu yang dilakukan oleh kakek buyut mereka.. Kim Taehyung...