Part 14

302 42 3
                                    

*ctar* "Selamat Phi~" Tommy yang baru saja memasuki kamar apartnya di buat terkejut oleh petasan yang Jimmy bunyikan.

"Apa ini Jim?"

"Selamat telah lulus magang dan menjadi dokter tetap Phi. Ayo masuk, aku sudah menyiapkan banyak makanan untuk Phi" Hubungan Jimmy dan Tommy berjalan lancar selama 6 bulan ini, sampai dengan keadaan Jimmy dan Tommy tau kode apart masing-masing.

"Kamu gak perlu kayak gini Jim"

"Ini adalah hari bersejarah untuk Phi Tom. Kita harus merayakannya"

"Terima kasih Jim" Tommy memeluk Jimmy.

"Sama-sama Phi. Ayo duduk Phi, ada yang ingin aku bicarakan padamu"

"Baiklah"

"Ini Phi cicipi masakan-ku" Jimmy menaruh beberapa makanan ke piring Tommy.

"Hmmmm... enak Jim. Yakin ini masakanmu? Kamu gak delivery"

"Phi~ jangan raguin kemampuan masak ku. Aku ini ahli dalam hal dapur dan yang paling penting dalam urusan ranjang aku juga ahli membuatmu terbang ke langit ketujuh"

"Jim~" Wajah Tommy selalu memerah disaat menerima jailan Jimmy.

"O ya Jim, tadi katanya kamu mau bilang sesuatu. Apa itu?"

"Phi, sepertinya aku akan balik ke Thailand selama 1 bulan"

"Ngapain?"

"Ada kerjaan disana dan bos-ku menyuruhku untuk membantu disana selama se-bulan Phi"

"Baiklah~"

"Gitu doang?"

"Maksud mu Jim?"

"Phi gak sedih aku tinggal?"

"Jim, kan kamu kerja kesana, lagipula juga cuman se-bulan"

"Emangnya Phi gak bakal kangen apa?"

"Aku udah gak ketemu kamu bertahun-tahun. Jadi udah biasa"

"Tapi aku bakal kangen Phi"

"Cuman sebulan Jim"

"Tapi aku bakalan sibuk disana Phi, kita akan jarang komunikasi"

"Cuman se-bulan kan? Itu mah gak ada apa-apanya"

"Phi gak asik banget"

"Terus Phi harus gimana? Ini kan demi kerjaan Jim. Kapan berangkatnya?"

"Besok Phi"

"Besok? Kenapa gak bilang sama Phi dari jauh-jauh hari?"

"Aku juga baru di kasih tau kemarin, terus Phi juga sibuk sama ujian magang Phi. Aku gak berani ganggu Phi Tom"

"Jadi malam ini terakhir kamu disini Jim?"

"Iya Phi"

"Barang-barang udah di beresin?"

"Udah Phi, itu aku udah bawa kesini"

"Kenapa dibawa kesini?"

"Aku mau tidur disini sebelum aku berangkat besok. Aku gak mau Phi entar kangen sama aku"

"Mana mungkin Phi kangen, paling juga kamu yang kangen Phi"

"Kita liat aja nanti"

Jimmy dan Tommy menghabiskan makan malam mereka dan bergegas bersiap diri untuk istirahat. Jimmy sudah berada di alam mimpi terlebih dahulu karena besok harus berangkat pagi.

Tommy keluar dari kamar mandi, duduk di samping Jimmy yang tertidur. Tangannya ter-ulur mengusap rambut Jimmy lembut.

"Bagaimana mungkin Phi tidak merindukanmu nanti Jim? Tanpa-mu sehari saja udah buat Phi kalang kabut, tapi Phi gak boleh egois kan?" Tommy mengecup dahi Jimmy dan mengikuti Jimmy menuju alam mimpi.

.

"Ayo Jim, kamu mau terlambat ke bandara?"

"Iya-iya Phi, lagi pakai sepatu"

"Phi beneran gak apa-apa nganterin aku ke bandara?"

"Enggak, jugaan sekarang Phi dapet jatah libur. Semua barangmu udah masuk bagasi?"

"Udah Phi. Ayo berangkat Phi"

Tommy mengendarai mobilnya menuju bandara Incheon.

"Phi mau nitip oleh-oleh apa?" Jimmy bertanya sambil berjalan menuju gate.

"Phi gak perlu apa-apa, yang penting kamu jaga diri disana, balik dengan keadaan selamat"

"Phi tunggu Jimmy ya, jangan nakal. Jimmy banyak punya mata-mata disini"

"Hati Phi cuman buat Jimmy dari dulu"

"Ah masak?"

"Udah sana masuk, udah jam"

"Phi gak mau cup dulu?"

"Banyak orang disini Jim, tadi kan udah"

"Terakhir"

*cup* Tommy berjinjit mengecup pipi Jimmy.

"Masak di pipi sih?"

"Nanti kalau kamu udah balik baru lebih. Sana-sana nanti telat. Kalau sempat ke kampung halaman kita, sampaikan salam Phi kepada Ibu Phi ya"

"Siap kapten" Jimmy mulai menggeret kopernya masuk ke dalam gate.

Jimmy membalikkan badannya dan melambaikan tangannya ke arah Tommy.

"Tunngu aku Phi, akan aku buat kebahagiaan untukmu"

Tommy balik ke apart-nya setelah mengantar Jimmy ke bandara. Dilihatnya baju yang dikenakan Jimmy kemarin tidur berada di ranjang pakaian kotor.

Entah apa yang membuat Tommy jalan dan mengambil baju itu. Dipeluknya baju itu, Tommy menghirup bau Jimmy yang tertinggal.

"Jim, baru sebentar Phi sudah merindukanmu seperti ini. Phi gila karena-mu" Tommy membaringkan badannya di atas kasur dengan memeluk baju Jimmy itu.

.

Waktu sudah berjalan 2 minggu. Jimmy dengan telaten melihat perkembangan bangunan di depannya. Jimmy tersenyum bangunan yang selama ini dia gambar mulai terlihat bentuk aslinya secara nyata.

"Jim~"

"Tante~"

"Jangan panggil tante lagi, sebentar lagi kan Jimmy akan menjadi menantu Ibu"

"Maaf bu, Jimmy belum terbiasa"

Wanita yang Jimmy panggil Ibu tadi adalah Ibu dari Tommy.

Sebenarnya yang Jimmy lakukan ke Thailand bukan urusan pekerjaan. Jimmy pergi ke Thailand untuk meminta restu kepada Papa Mamanya dan juga Ibu Tommy untuk menikahi Tommy.

Jimmy juga ingin melihat perkembangan bangunan rumah yang akan menjadi tempat tinggal impiannya bersama Tommy nanti.

Jimmy membangun sebuah rumah minimalis di dekat perbukatan yang sedari dulu Jimmy dan Tommy selalu datangi untuk melihat matahari terbenam.

"Terima kasih ya Jim, kamu sudah begitu tulus mencintai Tommy"

"Ibu tidak perlu berterima kasih seperti itu. Jimmy yang berterima kasih karena sudah melahirkan malaikat tanpa sayang seperti Phi Tom"

"Emang bener yang kata Tommy, rayuan mu benar-benar manis Jim"

"Aku seperti ini hanya untuk Phi ku saja bu"

*line* Jimmy segera mengambil telepon genggamnya ketika mendengar notif masuk.

"Phi Tom?" Jimmy meremat telepon genggamnya, rahangnya mengeras.

"Kenapa Jim?" Ibu Tommy memegang pundak Jimmy, Ibu Jimmy tau ada sesuatu yang tidak beres.

To be continue....


Gak terasa sebentar lagi FF ini akan ending :']

Terima kasih yang masih setia nunggu FF ini, aku akan berusaha untuk update lebih cepat 2 part terakhir nanti, jadi tunggu ^^

Jangan lupa vote dan komennya ya, sampai jumpa lagi~

My Phi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang