Part 1

572 75 6
                                    

"Jimmy, cepat kemari, kenapa kau lambat sekali?"

"Tunggu aku P'Tom"

Tommy menghentikan langkahnya untuk menunggu seorang anak berusia 5 tahun yang tertinggal dibelakangnya.

"P'Tom jalannya jangan cepet-cepet dong, Jimmy kan gak bisa ngejar"

"Makannya cepet gede, biar bisa setinggi P'Tom"

"Liat saja nanti, aku akan lebih tinggi dari pada P'Tom"

"Aku berani bertaruh tinggimu tidak akan pernah melampauiku"

"Kita lihat saja nanti, weekkk"

"Dasar anak kecil kurang ajar. Cepat jalan nanti kita ketinggalan matahari terbenamnya"

"Krab"

Tommy menggandeng tangan yang lebih kecil untuk berjalan beriringan mendakit bukit yang mereka sedang pijaki.

Jimmy dan Tommy mendatangi sebuah bukit untuk melihat matahari terbenam. Mereka bilang itu bisa membuat diri mereka lebih tenang. Anak berumur 10 dan 5 tahun ini sudah bisa mengenal tentang keindahan alam seperti ini.

"Jimmy kalau sudah besar ingin menjadi apa?"

"Jimmy ingin menjadi seperti orang yang menggambar bangunan rumah gitu Phi"

"Arsitek?"

"Arsitek itu apa Phi?"

"Ya yang seperti Jimmy bilang, orang yang menggambar rumah, membuat gambar dalamnya, bentuknya, seperti itu kan?"

"Ooooo.. namanya arsitek. Kalau gitu Jimmy akan menjadi arsiter"

"Kenapa Jimmy ingin menjadi arsitek"

"Jimmy ingin membuat rumah untuk kita Phi"

"Kita?"

"Jimmy ingin membuat rumah yang special untuk Phi dan Jimmy tinggali bersama"

"Kenapa kita tinggal bersama, kita kan punya keluarga masing-masing"

"Kata mama, kalau kita mencintai seseorang kita akan tinggal bersama orang itu kalau sudah besar Phi. Makannya Jimmy ingin membuat rumah special untuk tinggal bersama P'Tom"

"Memangnya P'Tom mau tinggal sama Jimmy?"

"Kenapa tidak? Apa P'Tom tidak mencintai Jimmy?"

"Emangnya Jimmy mengerti arti cinta?"

"Jimmy ngerti, seperti papa dan mama. Mereka tinggal bersama dan bahagia selamanya. Jimmy juga ingin seperti itu dengan P'Tom"

"Kau ini ada-ada saja, saat beranjak tumbuh nanti kau akan mengerti arti kata cinta Jim, bukan sekedar hidup bersama"

"Jimmy pokoknya mau tinggal sama P'Tom. P'Tom punya Jimmy, ndak boleh ada yang ambil. Termasuk si anak SMP itu"

"Anak SMP? P'Zee?"

"Iya, Jimmy gak suka liat P'Tom dekat-dekat dengannya" Tommy tertawa lebar saat mendengar anak kecil disampingnya seolah-olah sedang mengikat dirinya.

"Hahaha.. Jimmy, kau ini lucu sekali tau. Phi gemas" Tommy mengapit kedua pipi tembam Jimmy dengan tangannya.

"Phi, sakit. Titik pokoknya P'Tom cuman boleh sama Jimmy"

"Iya-iya adikku sayang. P'Tom akan sama Jimmy"

"Janji?"

"Janji" Tommy hanya menganggap semua perkataan Jimmy sebagai gurauan anak kecil semata.

"P'Tom lihat mataharinya akan terbenam. Wahhhh indah sekali"

"Jimmy suka?"

"Suka sekali. P'Tom suka?"

"P'Tom selalu suka Jim"

"Kalau begitu, jika P'Tom ingin melihat matahari terbenam lagi harus selalu mengajak Jimmy terus ya" Jimmy mengambil tangan yang lebih besar disampinya itu dan menggenggamnya dengan kedua tangannya yang masih kecil.

"Iya, Phi akan selalu mengajak Jimmy"

~~~

"Jimmy, Jimmy"

"Eh ada Tommy si manisnya tante, mau ajak Jimmy main?"

"Iya tante, Jimmynya ada?"

"Ada sayang, tapi maaf Jimmy lagi gak bisa diajak main"

"Jimmy kenapa tante?"

"Jimmy dari dua hari yang lalu sakit sayang"

"Itu bukannya hari saat Jimmy pergi bersama Tommy ke bukit ya tante?"

"Iya sayang, setelah Jimmy sampai rumah badannya meriang sampai sekarang"

"Maafkan Tommy tante ngajak Jimmy main jauh" Tommy mulai merasa bersalah, karena dia pikir Jimmy kelelahan karena diajaknya mendaki.

"Enggak kok sayang, mungkin Jimmy cuman masuk angina, nanti juga sembuh"

"Boleh Tommy jenguk tante?"

"Dengan senang hati boleh sayang, katanya Jimmy juga kengan sama Phi-nya"

Tommy memasuki rumah yang sudah dianggapnya sebagai rumah keduanya. Keluarga Jimmy menerima kehadirannya sangat baik, bahkan terkadang juga diajak jala-jalan bersama.

"Hei, anak kecil. Kenapa bisa sakit? Dasar lemah" Tommy membuka pintu kamar Jimmy dan terlihat Jimmy sedang duduk menghadap keluar melalui jendela kamarnya.

"P'Tom" Jimmy yang melihat Tommy datang segera turun dari kasurnya dan lari memeluk Tommy.

"Jimmy kangen P'Tom"

"P'Tom juga kangen Jimmy. P'Tom mau ngajak main Jimmy ternyata Jimmy lagi sakit"

"Maafkan Jimmy, Jimmy anak yang lemah" Jimmy melengkungkan bibirnya kebawah, ia merasa sudah membuat Tommy kecewa.

"Iya Jimmy lemah sekali, ini yang katanya mau tinggal bersama Phi? Lebih baik Phi tinggal denga P'Zee saja yang jauh lebih kuat"

"JANGAN" Jimmy memeluk Tommy lebih erat lagi.

"P'Tom gak boleh tinggal sama P'Zee. Jimmy janji, Jimmy akan tumbuh sehat, kuat dan tinggi agar bisa tinggal dengan P'Tom"

"Okay, sekarang sudah waktunya makan siang dan minum obat. Ayo turun ke bawah, mama sudah membuat masakan untuk Jimmy"

"Obat? Jimmy gak suka obat Phi, obat itu pait"

"Kalau Jimmy gak minum obat, gimana bisa sembuh? Katanya mau tinggal sama P'Tom"

"Hmmmm... tapi Jimmy gak suka"

"Kalau begitu jangan tinggal dengan P'Tom"

"Ehhhhhh... Iya-iya, Jimmy minum obat. Ini Jimmy lakuin buat P'Tom"

"Nah gitu dong, anak baik" Tommy mengelus kepala Jimmy dengan sangat lembut.

Jimmy akhirnya mau makan dan minum obat dengan perjanjian Tommy yang menyuapinya. Mama Jimmy yang melihat interaksi keduanya merasa senang. Jimmy bisa mendapatkan kakak yang baik, walalu bukan kakak sedarah. Mama Jimmy berharap Jimmy dan Tommy bisa selamanya bersama.


To be continue....


Hai~ Aku balik lagi dengan part baru , semoga suka ^^

Waktu nulis part ini, aku bener-bener ngebayangin Jimmy kecil yang manja-manjang sama Tommy kecil. Hehehehe...

Jangan lupa vote, komen dan juga sarannya ya :]

My Phi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang