Part 2

459 63 6
                                    

"Hei lihat anak gak punya bapak mau lewat"

"Masih berani juga dia datang ke sekolah ini"

"Kau masih punya muka juga datang ke sekolah kami. Sekolah kami tidak ingin tercoreng namanya karena seorang yatim dan miskin seperti mu"

'Tahan Tom, setahun lagi lulus. Jangan kecewakan ibuk'

"Hei, kau budge ya? Ternyata selain tidak punya muka dia juga budge guys"

Seperti inilah kehidupan Tommy di sekolahnya. Anak yang masih duduk di sekolah dasar ini harus menerima cemooh'an dari teman-temannya saat mereka tau Tommy hanya anak miskin yang masuk sekolah ini karena beasiswa dan juga tidak memiliki seorang ayah.

Tommy baru saja pindah dari sekolah lamanya saat naik ke kelas 4. Tommy mendapatkan beasiswa dari pemerintah karena kepintarannya mendapatkan juara pada olimpiade tingkat nasional. Melihat bakatnya pemerintah memberikan beasiswa untuk masuh sekolah yang lebih ternama di desa itu agar mendapatkan fasilitas yang layak untuk menunjang belajarnya.

Semuanya berubah saat salah satu siswa mengetahui latar belakangnya. Tommy mendapatkan banyak gelar seperti anak yatim, anak miskin, bahkan yang membuat Tommy sakit hati saat ada yang bilang dia adalah anak haram.

Sebenarnya Tommy tidak ingin bersekolah disini, tetapi melihat ibu-nya bangga dengannya dan senang Tommy bisa masuk sekolah bagus, ia tidak bisa menolaknya. Yang membuat nya bertahan disini adalah cita-citanya yang mulai terlintas dalam benaknya beberapa bulan lalu.

Tommy melihat kerabatnya sakit dan tidak memiliki uang untuk berobat dan akhirnya ia tidak tertolong. Tommy ingin menjadi dokter yang bisa membantu semua orang tanpa melihat status. Benar-benar seorang anak kecil yang memiliki hati tulus.

"Bagaimana sekolah mu nak?" Tanya ibu Tommy saat melihat anaknya memasuki rumah sederhana mereka.

"Semua berjalan lancar seperti biasa bu" Tommy menghampiri ibunya dan memeluk ibunya.

"Teman-teman semua baik?"

"Mereka sangat baik pada Tommy" bohong, Tommy berbohong. Tommy tidak ingin ibu-nya khawatir dengannya.

"Sekarang ganti baju lalu makan siang, ibu sudah membuatkan makanan special untuk anak ibu yang manis ini"

"Tommy tampan bu bukan manis"

"Tapi Jimmy selalu bilang kamu manis"

"Anak sekecil itu tau apa. Tommy ganti baju dulu bu"

"Ngambek"

"Udahlah bu~"

Tommy menuju kamarnya, mengeluarkan buku-buku pelajarannya dan mulai mencatat pada note-nya tugas-tugas yang diberikan hari ini dan kapan harus di kumpulkan. Tommy memang se-rajin dan se-rapi itu. Tidak bohong jika ia merupakan anak yang pantas mendapatkan juara olimpiade.

Setelah bergegas mengganti bajunya Tommy menuju meja makan dan menemui Jimmy sudah ada disana juga bersama ibunya.

"Hei anak kecil, kenapa disini?"

"Memangnya aku tidak boleh disini? Aku ingin makan masakan tante"

"Emangnya mama-mu tidak masak?"

"Mamanya sedang keluar kota mengantar ayah Jimmy, Tom. Makannya dia menitipkan Jimmy disini" jelas ibu Tommy sambil menaruh nasi pada piring Jimmy.

"Kau akan mengurangi jatah makanku kalau kau disini"

"Bagus kalau begitu, kau bisa diet. Liat pipi mu sudah seperti bakpao yang di jual si Pak Aof itu"

My Phi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang