Ch 21

2.5K 365 66
                                    


Maaf kalau banyak Typo. Sekali nulis langsung upload. Silakan baca dan setelah itu vote serta komen. Jangan Cuma ucapan terimakasih di komen. Kalau mau ucap terimakasih, sekalian kirim ampou gitu /heh/

HAPPY READING!

.

.

.

Elizabeth terengah-engah setelah berlari dari mulai turun di depan rumah sakit menuju ruang IGD pada sebuah rumah sakit di tengah kota Brooklyn. Ia baru saja menerima telepon dari suaminya kalau Harry masuk rumah sakit dengan kulitnya yang kemerahan serta merasa sesak dengan batuk-batuk tanpa henti.

Tentu saja ia sangat khawatir, dan langsung meminta izin kepada ketua pengelola museum –tempat dia bekerja –untuk pulang sebentar agar bisa melihat anaknya. Ia tidak akan tenang sebelum melihat kondisi putranya secara langsung.

Meski di jalan suaminya berkata jika Harry sudah tidak tidak apa-apa, tetap saja dirinya ingin melihatnya langsung.

"Yibo."

"Lizbeth..." Pemuda yang baru berumur 21 tahun itu menunduk, merasa tidak nyaman ketika isterinya datang dan langsung menghambur ke Harrry yang kini terbaring dengan kedua mata terpejam.

Selang oksigen terpasang di hidungnya untuk memperlancar kembali napasnya yang sempat sesak. Tadi sang dokter telah memberinya obat, karena mungkin anak itu terlalu lelah menangis, balita 3 tahun itu akhirnya tertidur dengan sendirinya.

"Ada Apa ini?" Elizabeth langsung menoleh ke arah Yibo untuk meminta penjelasan lebih, "dia kenapa bisa begini? Kau kasih makan apa Harry?"

"Bread toast dengan selai kacang."

"Dia Alergi selai kacang?"

"Begitu kira-kira tadi dokter mendiagnosisnya. Karena sejak bangun, Harry tidak makan apapun kecuali roti selai kacang."

Wanita 22 tahun itu menghela napas kasar. Ia sungguh kesal karena Yibo seceroboh ini.

"Sudah kubilang. Beli makanan saja di luar. Uangnya kutaruh di atas nakas kamar. Jangan sok tahu membuat sarapan untuknya."

"Kau menyalahkanku?"

Yibo akui, dirinya memang sangat buruk untuk urusan membuat makanan. Selain membuat mie instan, ia tidak bisa membuat lainnya. Tidak salah juga dia memberi Harry makan bread toast. Sialnya memang dirinya barru tahu kalau anaknya alergi kacang. Lagi pula, itu selai yang masih ada di atas meja makan apartemen mereka.

"Ya. Selama ini memang kapan benarnya kau menjaga Harry? Kemarin saja Harry jatuh dari perosotan, sementara kau malah sibuk dengan tugas kuliahmu."

Yibo tidak ingin memulai pertengkaran lagi dengan Elizabeth. Terlebih lagi ini di IGD, banyak pasien lain juga di sana yang masih menunggu kamar rawat. Berbeda dengan Harry, nanti setelah bangun bisa pulang setelah menebus obat ke apotek.

"Sudahlah. Jangan mulai ribut lagi. Memang kau saja yang lelah? Harusnya bila kau berangkat pagi, masak dulu untuk Harry atau meninggalkan catatan untukku."

Mungkin karena mereka menikah berlandaskan tanggung jawab atas perbuatan mereka. Tidak ada cinta yang membuat mereka menyatu. Setiap hari, pasti ada saja sebab pertengkaran muncul di antara mereka berdua.

"Yibo, kau harus ingat bahwa hampir 80% biaya hidup rumah tangga ini aku yang tanggung. Kerja paruh waktumu bahkan tidak bisa membayar biaya sewa apartemen kecil itu." ucap wanita itu kesal.

FEEL SO FINE [YiZhan Story] ENDING ON PDFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang