CHAPTER 9 || I am Not Perfect

12 3 0
                                    

Holla Guys, selamat datang kembali bersama Ayana di I am Not Perfect. Enjoy🍒


Aku turun dari mobil ayah. Memasuki gerbang sekolah baruku dengan sedikit berlarian. Sekolah baruku berbeda dengan sekolah lamaku. Di sini, struktur bangunannya masih model lama. Selain dari segi bangunan, halaman sekolah juga masih terbalut tanah asli. Masih ada rumput yang berkeliaran di sana. Tapi, aku mendapatkan informasi dari ayah tadi ketika di mobil, kata Beliau sekolah ini akan direnovasi.

"Kamu Ayana kan pindahan dari SMK Harapan?" tanyanya.

"Iya, Bu."

"Baik, kamu masuk ke kelas XII Akuntansi 3 ya," jawabnya sembari membenarkan anak rambutnya.

Guru itu bernama Ibu Dira yang aku tahu dari name tag yang terpasang di bajunya. Beliau mengantarku ke ruang kelasku. Aku berjalan di belakang mengikuti langkah kakinya. Sesampainya di depan kelasku, Beliau menyuruhku masuk dan memperkenalkan diri.

"Hai, perkenalkan aku Ayana Naurasalika, aku pindahan dari SMK Harapan. Semoga kita bisa berteman dengan baik, ya."

Aku melihat mereka tertawa ketika aku memperkenalkan diri. Bahkan, ada yang tidak memperhatikanku. Selain itu, ada juga yang mengucapkan kalimat-kalimat yang tidak mengenakkan.

"Hai, Ayan," seru salah satu siswi.

"Eh, Ris kok lu manggilnya Ayan?"

"Dia gila tuh, lihat aja perutnya buncit pasti dia gila makanya ga bisa ngerawat diri."

Perkataan dari siswi yang bernama Riska itu membuat gelak tawa seisi kelas. Aku tahu namanya ketika Bu Dira menegurnya untuk bisa bersikap sopan dan menghargai satu sama lain.

"Selain perutnya buncit, lihatlah kulitnya hitam mengkilap kaya arang aja hahahaha... "sahutan siswi lainnya tak kalah menyakitkan.

"Rambutnya aja kribo gitu. Eh bukan kribo, tapi keriting dan pendek banget gitu. Lu cewek atau cowok sih?" tanya Riska.

Seisi kelas semakin gaduh dengan ejekan-ejekan yang keluar dari mulut mereka. Rasanya, aku ingin membungkam mulut mereka satu-satu, tapi aku tidak bisa melakukan itu. Dikarenakan, tanganku hanya dua. Mana mampu tanganku membekap tiga puluh dua mulut.

"Cukup!" ucap Amanda.

"Ihs, Amanda tumben belain orang yang jadi bully-an," bisik Shanin pada Sandra.

"Tau tuh."

Aku menatap mata Amanda dari kejauhan. Dia masih berdiri menatapku juga. Tiga detik kemudian, aku menundukkan kepalaku ketika melihatnya tersenyum miring. Katanya, jika orang tersenyum miring kepada kita, tandanya orang itu tidak suka.

"Ayana Naurasalika, gue mau nanya sama lu. Lu pindah ke sini karena dibully? Jadi, kamu jangan kaget kalau terjadi seperti ini lagi nantinya. Lu hanya perlu menjaga daya tahan tubuh lu yang ga seberapa itu. Jangan sampai tumbang!" Amanda duduk lagi di tempatnya yang berada di barisan paling belakang.

I am Not Perfect [ UPDATE SETIAP HARI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang