Holla Guys, selamat datang kembali bersama Ayana di I am Not Perfect.
Enjoy🍒
“
Selamat pagi... “ sapa Kak Tika.
“Pagi, Kak,” jawabku dan Rahma.
Kami bertiga duduk di sofa ruang tamu. Menunggu ayah dan ibu yang masih bersiap di kamarnya. Aku duduk dengan kepala menunduk. Melihat ujung kaki hingga berpindah sampai ke perut. Ya, perutku memang buncit sejak kecil. Tapi, bentuk tubuhku tidak mengganggu orang lain bukan? Kakiku juga tidak panjang, hanya ada sekitar 55 cm. Tapi, kakiku juga bisa berjalan normal, kan?“Hei, kamu kenapa?” tanya Kak Tika sembari mengibaskan rambutnya yang pendek sebahu.
“Kak, kenapa aku dibenci sama mereka? Toh, kaki dan perutku tidak mengganggu mereka.”
“Menurut kakak sih, mereka itu hanya iri dengan kemampuan dan kelebihanmu.”
Aku mengangguk, tapi masih tidak mengerti dengan kelebihan apa yang dimaksud olehnya. Bahkan, aku sendiri tidak tahu apa kelebihanku. Jika dilihat, tubuhku tidak ada yang sempurna seperti mereka atau kakak dan adikku. Terlebih, diriku disamakan dengan ulet bulu dan bola.
Ayah dan ibu telah datang menghampiri kami di ruang tamu. Mereka membawa koper besar yang masing-masing menyeret satu koper. Koper yang dibawa ibu adalah milikku. Mengetahui koper itu telah diseret oleh mereka, membuatku menangis tidak ingin berpisah dari kakak dan adikku. Begitu juga dengan kakak dan adikku. Kami sama-sama tidak ikhlas untuk berpisah seperti ini.
“Kakak dan adik jaga rumah baik-baik. Rahma, kamu jangan pernah ulangi kesalahan. Sekolah yang benar. Buat ayah dan ibu bangga.” Ibu menasihati.
Aku berjalan beriringan dengan ayah dan ibu menuju mobil yang terparkir di halaman rumah. Terlihat Kak Tika dan Rahma berlarian menyusul kami. Mereka memeluk ibu dan ayah erat. Mencium tangan keduanya, lalu memeluknya kembali.
“Sudah, kita masih bisa kumpul nantinya. Ini kita pisah demi keselamatan Ayana.”
Aku, ibu, dan ayah memasuki mobil dengan berat hati. Ayah mengemudikan mobilnya dari halaman rumah. Aku sendiri tidak tahu, bakal pindah ke mana.
Mobil yang kami tumpangi telah keluar dari gang rumah kami. Lima meter lagi sudah memasuki jalan raya ibu kota. Kata ibu, kami akan pindah ke pinggiran kota Jakarta. Lebih tepatnya wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.Selama perjalanan, aku memandangi pemandangan ibu kota yang macet dipenuhi kendaraan bermotor. Menikmati lantunan lagu yang ada di dalam album terbaru milik Sivia Azizah yang berjudul ‘Love Spells.’ Butuh waktu hampir satu jam untuk menempuh perjalanan dari Cempaka Putih ke Kebayoran Lama.
“oke, udah sampai, semoga betah ya,” Ayah melepas sabuk pengaman.
“Aamiin,” jawab ibu.
Aku masuk ke kamar yang telah disediakan oleh ayah dan membawa koperku. Menata pakaianku ke almari, menata buku novelku ke meja belajar. Menyapu dan membersihkan perabotan yang ada di kamarku biar tidak berdebu.
Butuh waktu satu jam untuk membersihkan seluruh isi kamarku. Aku berjalan ke halaman rumah, di sana ibu sedang menanam bunga yang bibitnya di bawa dari rumah lama. Ibu menanam bunga mawar dan lumbu hitam.
“Perlu aku bantu, Bu?” tanyaku sambil mengambil kompos di karung.
“Kamu ajak ayah aja beli bunga,” suruhnya.
Aku menaruh kompos itu kembali lalu masuk ke rumah mencari ayah. Aku dan ayah pergi ke tempat pembibitan tanaman. Ayah melihat di sebelah kanan dan aku sebelah kiri lahan. Banyak tatapan sinis dari pengunjung lain yang tertuju padaku. Bahkan, ada dari mereka menertawakanku ketika aku tidak bisa melihat bunga yang letaknya agak tinggi.
“Neng, jinjit-jinjit mulu ga capek? Makanya, tumbuh tinggi dong,” kata salah satu pengunjung.
“Dik, kelas TK A atau TK B?” tanya orang yang berdiri di sampingku.
Aku hanya tersenyum menanggapi mereka pertanyaan-pertanyaan mereka. Saking, terlalu banyak diam, mereka tega mengatakan bahwa aku bisu. Sampai akhirnya, ayah datang menghampiriku dengan membawa beberapa bibit tanaman seperti: bunga anggrek, bunga mawar biru, bunga nelati, dan jenis bunga lainnya.
“Ini kamu bawa kantongnya. Taruh di mobil, ayah mau ngambil kembalian uangnya.”
“Iya, Yah.” Menggotong kantong berwarna hitam satu per satu.
Mobil telah berjalan untuk kembali ke rumah. Ayah sempat menanyaiku tentang omongan pengunjung tadi. Tapi, aku tidak ingin untuk bercerita. Aku selalu mengalihkan pembicaraan dari topik itu.
Aku telah sampai di rumah. Aku membantu ibu untuk menanam bunga-bunga yang telah dibeli tadi. Dengan telaten ibu menanam dengan rapi dan indah.
“Ayana, besok kamu mulai sekolah.” Ayah menyeruput kopinya dan duduk di teras.
“Oke,” jawabku.
Aku masih setia membantu ibu untuk membuat rumah ini asri dan sejuk dengan tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh di halaman rumah baru kami. Sebenarnya, rumah ini adalah rumah nenekku yang telah tiada. Sudah lama tidak dihuni.
Mentari telah berada di atas kepala manusia. Artinya, waktu telah memasuki azan zuhur. Aku mengambil air untuk bersuci lalu melaksanakan empat rakaat di siang hari ini.
Selesai salat, aku berdoa kepada Allah, supaya di sekolah yang baru mereka mau menerimaku apa adanya. Menerima kurang dan lebihku.
“Ayana, makan siang dulu.”
Aku bergegas ke ruang makan untuk menikmati makan siang bersama ayah dan ibu. Inilah pertama kalinya, aku makan siang hanya bertiga. Rasanya, ruang makan terasa sepi atau malah seisi rumah.
Aku pamit untuk melihat-lihat lingkungan sekitar. Tanpa ditemani ibu atau ayah, aku berjalan melihat samping kanan, samping kiri, belakang, dan sampai ke gang depan.
Di saat aku menepi di pinggir jalan, ada beberapa anak SD yang melintas. Mereka mengejekku seperti kerdil yang ada dalam dunia dongeng yang mereka baca. Walaupun sakit, tapi aku diam tidak menanggapi.
Aku pulang ke rumah setelah merasa puas untuk melihat lingkungan baruku. Belum ada satu hari aku di sini, aku sudah bisa berpikir bahwa tidak akan ada bedanya dengan lingkungan lamaku.
🍒🍒
Hai apa kabar?
Sehat-sehat ya,
Salam manis🍒
Adiknya Agatha🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Not Perfect [ UPDATE SETIAP HARI ]
Fiksi Remaja[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DEMI KENYAMANAN BERSAMA-DOI:v JANGAN LUPA JUGA BUAT VOTE, KOMEN KRISAR ATAU APAPUN, AND SHARE 🍒 ] Peringkat 1 pada tagar catatanku [ 19-20 Februari 2021 ] Blurb: Ayana Naurasalika seorang siswi SMK yang memiliki kekur...