CHAPTER 14|| I am Not Perfect

4 2 0
                                    

“Ayana, besok ikut aku ya,” tuturnya melalui voice note

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ayana, besok ikut aku ya,” tuturnya melalui voice note.

“Mau kemana? Aku tuh bingung ini mau pake pakaian apaan, mana tinggal satu bulan.”

“Gampang!” serunya.

Jam dinding di kamarku telah menunjukkan pukul 23.30 WIB. Aku memilih untuk lekas menjemput mimpi yang hanya tinggal setengah malam.

“Ayana, bangun. Kak Tika datang ke sini.”

Aku bergegas bangun lalu mencuci wajahku dengan sabun muka. Setelah itu, aku keluar menemui kakakku. Ah, rasanya aku rindu dengannya. Selama empat bulan aku tidak bertemu dengannya.

“Kakak, kok baru dateng?”

“Iya, Aya. Kakak baru bisa ambil cuti.”

Pagi ini aku sarapan bersama dengan keluargaku. Tapi, formasinya belum lengkap, dikarenakan Rahma tidak bisa datang kemari. Ia ada pelajaran tambahan di hari Minggu ini.

Tok tok tok!

Aku membukakan pintu tamu yang sedang mengetuk pintu di pagi hari. Ganggu suasana banget, sih. Ternyata, Aisha yang datang ke rumahku.

“Udah kan sarapannya?”

“Udah dari mananya, ambil sendok piring aja belum. Ngapain sih pagi-pagi udah nongol aja.”

“Okey, aku tunggu selama sepuluh menit. Cepetan gih makan.”

“Oh, aku disuruh maraton gitu?” tanyaku dengan lesu.

Aku kembali ke ruang makan mengajak Aisha. Ya, mau tidak mau. Aku selalu tidak punya pilihan dengannya.

“Aisha, sarapan, Nak.”

“Terima kasih, Tante.”

Pagi ini, aku benar-benar dibuat maraton 10 menit untuk menghabiskan makanan. Kurang ajar banget! Tapi, dia adalah satu-satunya temanku yang bisa menerimaku. Menerima kurang dan lebihku.

“Tante, pamit pergi, ya,” izinnya.

Dua puluh lima menit kemudian, kami sudah sampai di mall. Aisha menyarikan sepasang baju dan celana yang menurutnya fashionable. Bukan hanya itu, ia juga menyarikan tas serta sepatu yang sesuai denganku.

“Nah, kalau kaya gini sih, kamu bakalan jauh lebih cantik,” pujinya.

Aku membayar barang-barang itu dengan kartu ATM. Setelah itu, ia mengajakku untuk pergi ke toko peralatan dan perlengkapan make up. Dia memilihkan beberapa skincare dan alat-alat yang kemungkinan besar bakal digunakan.

Setelah itu, dia mengajakku ke salon langganannya. Aku didandani oleh pegawai salon yang telah ahli. Aku semakin terlihat cantik sempurna sesuai dengan standar kecantikan tubuhku.

“Sha, ngapain harus kaya gini?”

“Ayana, ini termasuk dalam tindakan yang kamu bilang mencintai diri sendiri. Merawat diri itu perlu, Aya. Oh iya ... Besok kamu mulai olahraga bareng aku. Untuk awal sih, kita lari aja keliling kompleks.”

“Dah lah ga usah. Males.”

“Aya, mencintai diri sendiri itu gak cukup Cuma bilang ‘i love my self’ ... Lebih dari itu.”

Waktu tidak terasa berjalan begitu cepat. Kini, acara kontes modeling sudah di mulai. Aku gerogi berada di panggung semegah ini. Memang, aku terlihat cantik dari biasanya. Tapi, tetap saja ini kali pertama aku berdiri di depan publik.

Aku memakai baju yang di pilih Aisha beberapa waktu lalu. Berwarna biru muda berkombinasi dengan putih tulang, wajahku yang dipoles membuatku semakin terlihat jauh lebih baik.

Namun sayang, aku tidak memenangkan acara itu. Ada kesalahan dariku ketika menjawab pertanyaan dari juri. Benar, jawaban dan pertanyaan tidak berkaitan. Ah, prediksiku salah. Ekspektasiku terlalu tinggi, tapi aku tidak akan terpuruk. Ayana, bangkit!

Dari ajang kontes itu, aku sudah dikenal banyak orang. Akun instagramku pun mengalami peningkatan yang drastis. Followers yang tadinya hanya ada puluhan pengikut kini berjuta-juta pengikut. Rasanya seperti mimpi, memang.

Ayana mencoba memanfaatkan akun instagramnya yang banjir followers dengan membuka paid promot dan endors. Ya, lumayan untuk menambah uang sakunya.

“Hai, Kak. Selamat siang. Perkenalkan saya Rafina dari  LakuShop. Kami ingin memakai jasa kakak untuk paid promot. Saya boleh meminta alamat lengkap kakak untuk pengiriman barang?”

Begitulah salah satu pelanggannya. Dia tidak menyangka bahwa akun sosial medianya bisa menghasilkan pemasukan.

“Aya, ini tadi ada paket datang.” Aisha memberikan kardus itu ke Ayana. “Oh iya, tadi ada ojek online juga, katanya nganterin pesananmu.”

“Sha, Banyu nembak aku kemarin.” Ayana membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan karena habis rebahan. “Terus, aku bingung mau menerimanya atau enggak. Jujur, aku juga suka sama dia.”

“Ya, udah kamu terima aja. Lagian, dia kan sudah bukan lagi pacarnya Amanda. Aku juga yakin, mereka enggak bakalan ganggu kamu lagi. Lihat, kamu sudah bisa proporsional dengan tinggi badan kamu. Selain itu, kulit kamu juga sudah putih seperti mereka. Rambut kamu juga sudah layaknya perempuan. Aya, kamu berhak bahagia.”

“Sha, tapi tetap aku .... “

“Kamu masih insecure? Artinya kamu gagal dong mencintai dirimu sendiri?” Aisha memotong perkataan Ayana.

🍒🍒

Holla Guys, maaf ya, updatenya lama, tapi karena waktu itu ada kendala, yaitu mati listrik. Hiks, akhirnya aku baru bisa update sekarang. Semoga masih bisa menemani kalian ya:)

Thankyou

I am Not Perfect [ UPDATE SETIAP HARI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang