10# Hasil dari segalanya

10K 1.6K 1.1K
                                    

Spam Komen yuk! Jangan lupa Vote juga ya.. Terimakasih ❤️❤️

.
.
.

Hari demi hari terus terlewati, Shan mulai bersikap seperti biasa, manja pada Jean dan terus merengek ingin ditemani Jean, dan Jean tidak keberatan untuk itu, ia sudah terbiasa.

"Jean!" Panggil Shan ketika Jean baru saja melangkahkan kakinya untuk pergi ke kelas.

Jean pun membalikan tubuhnya. "Nanti jemput gue di kelas!" Ujar Shan, dan Jean mengangguk, ia pun kembali melangkahkan kakinya untuk menuruni tangga, ia baru saja mengantarkan Shan ke kelasnya.

Shan tersenyum, lalu ia memasuki kelasnya, duduk di samping Julian yang tengah bermain game di ponselnya.

"Jul" panggil Shan, dan Julian berdeham tanpa menoleh.

"Julian..." rengek Shan yang membuat Julian berdecak, lalu ia menolehkan kepalanya hingga menatap mata Shan.

"Kenapa lagi?" Tanya Julian yang melihat raut wajah sendu Shan.

"Sakit" lirih Shan.

"Apanya?"

"Semuanya, pijitin" ujar Shan seraya menarik tangan Julian dan ia taruh di bahunya.

Julian pun menurut, ia memijat bahu Shan, sementara Shan menaruh wajahnya di atas meja sambil menoleh kearah Julian.

"Emang lo abis ngapain sih? Setiap hari sakit badan terus" Tanya Julian.

"Biasalah! Ngepel, nyapu, cuci baju, cuci piring, pokoknya banyak deh"

"Kayak orang tua aja, pegel-pegel" gumam Julian, dan Shan berdecak sebal.

"Julian jangan main hp terus, fokus pijitin" pinta Shan karena Julian membagi fokusnya untuk ponsel di tangan kirinya, ia pun menaruh ponselnya dan memijat kedua bahu Shan.

"Nah enak" sahut Shan sambil tertawa pelan.

"Udah satu minggu gue jadi tukang pijit lo"

"Kenapa? Mau minta bayaran?" Tanya Shan.

"Emang gue seperhitungan itu sama lo?"

Shan tertawa pelan. "Julian yang terbaik"

"Masih ada Jean di atasnya" gumam Julian dengan bola mata bergerak malas, dan Shan hanya tertawa pelan.

Sebenarnya ini sudah dua bulan berlalu, Shan merasa lega karena ia tidak hamil, mengingat yang ia temui di internet jarak satu bulan setelah melakukan Sex, biasanya akan muncul tanda-tanda bahwa ia hamil, namun sudah dua bulan berlalu ia merasa baik-baik saja.

Dan hal itu, membuat Shan maupun Jean merasa lega.

**

Jam istirahat pun tiba, Jean menepati keinginan Shan untuk menjemputnya di kelas. Dengan senang Shan menghampiri Jean dan menggandeng tangan Jean.

"Badan lo anget" ujar Jean setelah merasakan tangan Shan menyentuh tangannya, ia pun memegang dahi Shan.

"Ya kan Idup, kalau dingin mati" sahut Shan, dan Jean hanya tersenyum kecil.

Keduanya pun sampai di kantin sekolah, mengambil jatah makan masing-masing dan duduk di kursi dekat jendela.

Shan mengerutkan dahinya sambil memandang telur rebus yang dilumuri sambal, lalu ia membelah telur tersebut hingga terlihat bagian kuningnya.

"Kurang?" Tanya Jean, mengingat Shan begitu suka dengan kuning telur.

"Bau" lirih Shan, dan Jean pun mencium aroma telur itu, namun tidak ada yang salah, baunya normal.

JEAN || Noda di seragam SMA +JJH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang