Spam komen yuk! Jangan lupa Vote juga ya. Terimakasih 😍😍
.
.
."Bunda" lirih Shua yang berada di pangkuan Shan, pagi ini keduanya berada di dekat jendela sambil memandang kebawah sana.
"Ya?"
"Shua gak mau pisah sama bunda lagi, Shua sedih" ujar Shua seraya memainkan surai Shan, lalu Shan mengusap punggung Shua.
"Gak akan, bunda dan Shua akan selalu bersama, bersama Jeno dan ayah juga"
"Janji ya?" Ujar Shua seraya melepaskan pelukannya dan menujukan jari kelingkingnya.
Shan pun menautkan jari kelingkingnya dengan jari Shua, membuat Shua tersenyum senang.
"Bunda" lirih Jeno, sontak Shua dan Shan menoleh, nampaknya Jeno sudah bangun.
Shua pun turun dari pangkuan Shan, ia menghampiri Jeno yang duduk di atas brankar, wajahnya terlihat sendu.
"Jeno, ayah lagi ngurus sesuatu biar Jeno bisa pulang hari ini" ujar Shua memberitahu.
"Ummm bunda" rengek Jeno seraya menggosok matanya, membuat Shua merengut sebal karena diabaikan Jeno.
Shan pun beranjak dari kursi rodanya dengan susah payah, lalu duduk di atas brankar. Tiba-tiba Jeno merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan kepala yang di taruh di atas paha Shan.
"Bunda" panggil Jeno seraya menatap Shan.
"Iya, sayang?"
"Jeno mimpi"
"Mimpi apa?" Tanya Shan.
"Bunda pergi, Jeno takut. Bunda jangan pergi kemana-mana" sahut Jeno, Shua yang mendengar itu pun naik ke atas brankar melalui tangga kecil.
"Kata bunda, kita bakal selalu bersama, bunda gak akan pergi" ujar Shua.
"Mau Bunda yang jawab!" Ujar Jeno yang terlihat kesal.
"Ih Jeno galak" ujar Shua yang terlihat kesal.
"Shua gak boleh ngomong!!!" Teriak Jeno, dan Shua pun bungkam.
Shan tertawa pelan, Jeno tampak manja ketika bangun tidur. "Jeno gak boleh kayak gitu. Bunda gak akan pergi kemana-mana, bakal sama Jeno terus" ujar Shan.
Jeno pun meraih tangan Shan, lalu memeluknya.
"Jeno jangan galak sama aku, nanti aku bilangin ayah lo" ancam Shua, dan Jeno hanya mendelik sebal.
Shua pun duduk di samping Shan.
"Jeno, selama Bunda gak ada, apa ayah baik sama Jeno?" Tanya Shua yang kesulitan mencari topik pembicaraan, dan ia mulai penasaran dengan kehidupan Jeno dan Jean.
"Ayah baik banget, jagain Jeno. Tapi ayah kalau udah marah suka pukul Jeno" sahut Jeno yang membuat Shan terkejut.
"P-pukul?" Tanya Shan, bahkan ia tidak permah berani untuk memukul Shua, membentak pun ia selalu meminta maaf.
"Iya, tapi kalau ayah lagi marah banget. Jeno pernah nangis pengen ketemu bunda, ayah langsung teriakin Jeno dan ayah bilang gak sayang Jeno. Ayah juga seret Jeno naik tangga"
Shan terkejut dengan ucapan Jeno, sekasar itukah Jean?
"Tapi Jeno tau, Jeno yang nakal, ayah sampe nangis kalau Jeno nangis terus minta ketemu bunda" ujar Jeno, tapi menurut Shan tetap saja Jean tidak boleh kasar pada Jeno.
"Jeno, ayah kangen bunda gak sih?" Tanya Shua.
"Ayah kangen banget sama bunda. Oh ya, ayah pernah nangis di dalam kamar mandi, dan Jeno sempat dengar. Besoknya, Jeno nanya sama ayah, kata ayah itu karena Ayah kangen bunda" ujar Jeno yang membuat Shan merasakan sakit di hatinya, ia merasa bersalah telah meninggalkan Jeno dan Jean.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEAN || Noda di seragam SMA +JJH✔️
Teen Fiction[SELESAI] Shannon hanya gadis polos yang ingin disayang oleh Jean, namun Jean malah mengambil kesempatan untuk merusaknya. "Ya, seharusnya aku tidak mencintai laki-laki pengagum hujan, karena ia tidak menginginkan pelangi untuk datang"_Shan