1.

154 92 90
                                    

  Pagi hari Aza sudah lengkap dan rapi memakai pakaian kebanggaan sekolahnya. Ia segera keluar dari kamar menuju ruang makan yang berada di lantai satu. Aza hanya melihat mama dan adiknya saja yang berada di meja makan. Kemana papanya?? entahlah Aza juga tidak tahu.

"Pagi" ucapnya kepada dua orang yang berada di meja makan, lalu ikut duduk di samping sang adik.

"Pagi juga"balas Andra

  Andra Arvino adalah adik satu-satunya Aza. Andra masih duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas satu. Umur Aza dan Andra selisih empat tahun, Aza berusia 16 tahun sedangkan Andra berusia 12 tahun.

"Kak aku berangkatnya bareng kakak ya"ucap Andra.

"Kenapa enggak di antar sama pak Harto??" tanya Aza. Biasanya adiknya ini berangkat dan pulang sekolah di antar dan jemput oleh pak Harto.

"Lagi pengen ngerasain jadi bos dan kakak jadi supirnya aku"ujar Andra dengan di sertai cengiran.

"Receh sekali kamu nak"ucap Aza.

"Biarin"ujar Andra dengan menjulurkan lidahnya seperti mengejek.

"Udah-udah mama perhatikan dari tadi kalian ngobrol aja, habisi makanan nya telat baru tau rasa"lerai Dila.

  Dila Aulia adalah mama dari Aza dan Andra. Dila sosok wanita pekerja keras. Ia memiliki salah satu butik Jakarta yang cukup terkenal.

"Iya ma"ucap Aza dan Andra bersamaan.

  Sekitar lima menit Aza dan Andra sudah menyelesaikan aktivitas makannya. Mereka berpamitan kepada Dila, tidak lupa dengan mencium telapak tangan Dila, Baru lah mereka menuju pintu utama rumah. Sekolah Andra satu jalur dengan sekolah Aza. Tetapi, sekolah Andra lah yang terlebih dahulu dapat baru sekolah Aza.

•••


Sekitar dua puluh menit menempuh perjalanan dari rumah ke sekolah Andra kini mobil Aza sudah di depan gerbang sekolah smp adiknya ini. Andra ingin keluar dari mobil kakaknya tapi tertunda karena mendengar suara milik sang kakak itu.

"Belajar yang benar, jangan nyari keributan"Aza mengingatkan sang adik.

"Siap buk bos"ucap Andra dengan memberi hormat. "Aku masuk dulu nih"sambungnya lagi, dan di balas anggukan oleh Aza.

  Setelah Andra turun, Aza menyalakan mobilnya lalu meninggalkan perkarangan sekolah adiknya itu. Aza sampai di parkiran sekolah lima menit sebelum bel masuk berbunyi. Aza berjalan dengan santai di koridor sekolah menuju kelasnya, setelah masuk kedalam kelas Aza segera duduk di bangkunya dengan tenang sambil menunggu sang guru yang mengajar.

KRING....KRING.....

  Bertepatan dengan bel masuk berbunyi, guru mata pelajaran pertama memasuki kelas Aza.

"Selamat pagi anak-anak"sapa bu Siska.

"Baik hari ini kalian buka buku kalian halaman 230 lalu kalian baca setelah itu saya akan menanyakan kepada kalian mengenai materi yang kita pelajari saat ini. Jadi, di harapkan untuk kalian membaca materi tersebut dengan sungguh-sungguh"ucap buk Siska.

"Jika ada murid yang bisa menjawab pertanyaan dari saya mengenai materi tersebut akan saya beri nilai tambahan, dan jika ada murid yang tidak dapat menjawab pertanyaan dari saya, siap-siap bakal ada sanksi nya. Waktu membaca materi, saya berikan selama setengah jam di mulai dari sekarang"sambungnya lagi.

  Suasana kelas Aza hening, semua murid membaca materi dengan diam tanpa ada sedikitpun suara. Bagi mereka ucapan buk Siska tidak main-main. Buk Siska adalah guru killer di sekolah SMA Intelegency. Maka dari itu setiap apa yang dikatakan buk Siska maka sebaiknya murid melaksanakannya, jangan ada sedikitpun niatan untuk membantah ucapan buk Siska. Buk Siska mengajar di bidang bahasa indonesi kelas 11 dan kelas 12. Selain guru killer buk Siska juga menjabat senagai guru bimbingan konseling atau sering desebut dengan guru bk.

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang