4.

102 85 57
                                    

Prang….
 
  Vas bunga di lempar ke lantai begitu saja. Aza terkejut dengan apa yang di lihat sekarang. Makanan yang tadinya berada di tangan Aza sudah terjatuh ke lantai rumah.

"Ibu macam apa kamu"ucap Dimas.
 
  Dimas Anggara adalah papa Azad an Andra. Dimas bekerja di perusahaan yang dia miliki. Perusahaan tersebut memiliki beberapa cabang di Indonesia bahkan di luar negeri.

"Kamu jadi ibu enggak becus. Anaknya belum pulang sampai malam bukannya di cariin malah sibuk ngurusin butik kamu itu"bentak Dimas.

"Emang uang dari aku masih kurang sampai kamu lebih sibuk ngurusin pekerjaan kamu di bandingkan ngurus anak. Ibu macam apa kamu"sambungnya lagi.

"Kamu enggak bisa nyalahin aku sepenuhnya, emang kamu pikir kamu becus jadi seorang ayah buat anak kamu?? Enggak, bahkan kamu lebih sering ngabisin waktu dengan klien-klien kamu di bandingkan anak kamu sendiri. Bahkan kamu pulang kerumah ini bisa di hitung dengan jari, itu juga ketika kamu pulang bukan bercanda dan ngajak anak kamu buat pergi jalan-jalan. Tapi, kamu sibuk dengan berkas-berkas yang belum selesai kamu kerjakan di kantor. Jadi, gak feir kalau kamu nyalahin aku aja"Dila tidak terima dengan ucapan sang suami.

"Ma, Pa udah cukup kalian enggak capek berantem terus. Kasihan Andra harus ngelihat kalian seperti ini. Malu Pa, Ma sama tetangga. Setiap kalian ada di rumah, rumah ini sama sekali enggak ada kenyamanan"ucap Aza dengan air mata yang menetes.

"Kamu Aza anak gadis baru pulang jam segini dari mana aja kamu. Di telpon enggak aktif mau kamu apa?? Kalau kamu enggak mau ikut aturan yang ada di rumah ini, keluar dari rumah ini sekarang"sarkas Dimas.

"Aza bisa jelasin ke papa alasan Aza pulang jam segini. Di sekolah setiap hari kamis ngadain pertandingan basket antar kelas dan itu wajib bagi siswa-siswi. Ketika Aza di perjalanan mau pulang ban mobilnya kempes. Handphone Aza juga batrai nya habis makanya waktu papa telpon Aza enggak aktif"jelasnya.

"Aza minta maaf karna Aza kalian jadi berantam seperti ini. Aza mohon pa jangan bentak-bentak mama. Aza enggak bisa ngelihat mama sedih, Aza juga sedih ngelihat kalian terus berantem"ucap Aza dengan tatapan memohon.

"Kamu masuk kamar ini urusan mama sama papa. Kamu enggak usah ikut campur, mama kamu ini emang enggak becus jadi istri dan ibu. Jadi, enggak perlu kalian bela"sarkas Dimas.

"Jaga ucapan kamu mas. Emang kamu pikir kamu udah becus jadi suami yang baik?? No…. kamu suami yang buruk yang pernah ada"ucap Dila naik satu oktaf.

Plak…

"Papa"teriak Aza yang melihat sang mama di tampar oleh papanya. ketika Aza ingin menghampiri sang mama, sekilas Aza melihat sang adik berdiri di atas tangga menyaksikan pertengkaran kedua orang tua nya.

"Andra masuk kamar pasang earphone kamu"teriak Aza. Andra menuruti perintah sang kakak dan berjalan menuju kamarnya.

"Aza mohon pa jangan sakiti mama"Aza berlutut dengan memegang sebelah kaki sang papa.

"Papa bilang masuk Aza"bentak Dimas dengan menyentak kakinya agar terlepas dari genggaman sang anak.

"Aza gak mau pa, tolong jangan sakiti mama"mohon Aza dengan menyatukan kedua telapak tangannya.
 
  Dimas yang mulai tak tega melihat sang putri akhir nya memilih pergi dari rumah. Setelah kepergian sang papa, Aza mendekap ibunya di pelukan nya.

"Maafin Aza ma, ini semua karna Aza mama sama papa jadi berantem"ucap Aza menangis.

"Ini bukan salah kamu. Hanya saja berantam adalah hal yang wajar dalam rumah tangga"jelas sang mama dengan melepas pelukan mereka.

"Tapi karna Aza kalian jadi seperti ini. Andai aja tadi Aza pulang cepat ini semua enggak akan pernah terjadi"ucap Aza penuh sesal.

"Sstt, semua udah jalan yang tuhan berikan ke mama. Anggap aja ini sebagai cobaan untuk kita semua menjadi lebih baik lagi"ucap sang mama.

"Sekarang kamu masuk kamar bersihkan diri kamu setelah itu istirahat. Besok kamu harus sekolah"sambungnya lagi.

"Aza sayang mama"ucap Aza dengan mencium kening sang mama.

"Mama juga sayang Aza"Dila mencium kening sang anak.

"Aza ke atas ya ma. Mama jangan banyak pikiran nanti mama sakit. Kalau mama sakit yang ngurusin Aza sama Andra siapa kalau bukan mama"ucap Aza di balas anggukan oleh Dila.
 
  Aza menaiki satu persatu anak tangga dan berheti di depan pintu milik sang adik. Aza membuka knop pintu terlihat lah sang adik yang tengah tertidur dengan pulas. Ia berjalan kearah sang adik dan mengelus rambut yang sedikit panjang nan tebal itu dengan penuh sayang.

"Maafin kakak. Gara-gara kakak kamu jadi harus ngelihat mama sama papa berantem, dan hal itu seharus nya belum boleh kamu lihat"gumam Aza di selah-selah kegiatan mengelus rambut sang adik.

"Tidur yang nyenyak. Good night"Aza mengecup kening Andra.
 
  Sebelum Aza keluar dari kamar sang adik. Aza membetulkan selimut yang menutupi andra. sebelum keluar dari kamar sang adik Aza terlebih dahulu mematikan lampu kamar. Aza sudah berada di kamar miliknya yang bernuansa hitam putih, kamarnya cukup besar. Dekorasi yang menghiasi kamarnya ini berdominan dengan warna hitam.

  Aza telah selesai membersihkan dirinya kini ia sudah memakai pakaian satu set berwarna hitam. Aza menyelesaikan pekerjaan rumah yang di berikan oleh guru mata pelajaran matematika. Sekitar jam 22.00 pm barulah tugas tersebut selesai Aza kerjakan. Aza memiliki kebiasaan sebelum tidur yaitu merawat wajahnya. Kini ia sedang membersihkan wajahnya dengan micellar water. Setelah di rasa wajahnya telah bersih Aza memakai masker wajah agar kulit wajahnya tampak bagus. Sambil menunggu maskernya kering Aza memainkan handphonya yang sedang di carger. Banyak notifikasi yang masuk, Aza terlebih dahulu membukan pesan grup kelasnya.

IPA 1

Opan
| Guys
| Yuhu apa ada orang

Asep
| Apaan sih pan, ganggu aja. Gue lagi mabar nih

Bela
| Biasa lah sep. opan enggak ada kerjaan

Opan
| Dih sembarangan. mentang-mentang punya uang beli anak sembarangan

Zuna
| Malah iklan. Cepetan lo mau ngomong apa dari tadi basa basi mulu

Opan
| Kalian kan anak baik, sayang orang tua

Bela
| Ada maunya pasti

Opan
| Gue lihat tugas matematika dong
| Parah lo semua, Cuma baca pesan gue doang
| Aza yang baik, gue lihat tugas matematika dong😘😘

Asep
| Geli gue lihat emoticon lo

Bela
| 2

Zuna
|3

Fadil
|4

Yusuf
|5

Sherly
|6

You
7 |

Bian
|8

Opan
| Giliran gue di nistahin pada muncul kalian semua😭😭
| Pindah sekolah aja gue
| Emak anakmu enggak kuat, setiap hari di nistahin mulu
| Apa salah dan dosa opan, sampai-sampai mereka seperti ini

Asep
| Alhamdulillah opan pindah sekolah

Sherly
| Akhirnya manusia spesies opan hilang juga dari kelas kita

Opan
| Kalian tega aku jijik sama kalian

  Aza terkekeh melihat pesan grup kelasnya. Teman-temannya sangat receh Aza sedikit terhibur karna hal itu. Pikiran Aza mengenai masalah yang ia hadapi hilang untuk sesaat walau bukan dalam waktu jangka lama. Aza rasa maskernya sudah kering ia membilasnya menggunakan air hangat. Setelah selesai membersihkan maskernya Aza memakai skinker malam. Setelah selesai memakai skinker malam baru lah Aza naik ke atas king size nya dan mulai masuk ke alam mimpi.

Bersambung


  Kalau kalian suka dengan cerita ini, berilah apresiasi kalian kepada penulis dengan memberi bintang dan komen

 

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang