6.

91 84 28
                                    

  Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Aza baru keluar kelas setelah selesai piket, ia berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor milik pak Harto. Ketika Aza ingin keluar dari perkarangan sekolah ia melihat Sherly yang tengah berdiri di dekat gerbang sekolah.

"Kok lo masih di sini??"Tanya Aza.

"Supir yang biasanya jemput gue belum datang Za"jelas Sherly.

"Bareng gue aja Sher. Sekolah udah sepi entar lo kenapa-kenapa kan bahaya"ujarnya.

"Tunggu Za, Gue baru sadar lo pakek motor yang bergigi. Emang lo bisa"heran Sherly.

"Bisalah yakali enggak. Lagian kalau gue enggak bisa enggak mungkin dari rumah ke sekolah naik motor ini"ucap Aza. "Mau enggak gue anterin??"sambungnya lagi.

"Gue mau. Takut jug gue di sini lama-lama"

"Tunggu Sher, lo minjam helm dulu ke satpam entar kita di tilang lagi sama polisi"cegah Aza ketika Sherly ingin duduk di job motor.

  Sherly meminjam helm ke satpam sekolah dan untungnya ada. Sherly duduk menyamping di karenakan ia tidak memakai lejing di bawah lutut. Setelah Sherly sudah naik di job motor barulah Aza menyalakan motornya dan meninggalkan perkarangan sekolah.

"Sher sabar-sabar aja ya naik motor ini. Jangan berharap sampainya cepat maklum motor tua"ucap Aza.

"Apa Za sop buah"ucap Sherly sedikit mengeraskan suaranya karna jalanan sangat ramai.

"Bukan sop buah Sher. Tapi, sabar-sabar aja ya naik motor ini, jangan berharap sampainya cepat maklum motor tua"ucap Aza.

"Lo ngomong apaan Za, Gue enggak dengar. Kendaraan yang lewat sini banyak bener, gue juga enggak bisa dengar sama apa yang lo omongin"ujar Sherly.

"Mau nolongin siapa Sher??"Tanya Aza.

Sherly mendekatkan kepalanya kepada Aza agar Aza bisa mendengarnya. "Enggak tau ah lupain"Sherly menjauhkan kembali kepalanya dari Aza.

  Kini motor yang di kendarai Aza tidak melewati jalanan yang ramai di lewati pengendara lain. Sherly sudah merasa bosan di perjalanan pasalnya sudah hampir satu jam dia duduk di atas motor tetapi, tidak sampai juga di rumahnya.

"Zak kok enggak nyampek-nyampek ya. Perasaan udah mau sejam"ucap Sherly.

"Kan tadi udah gue bilang, sabar-sabar aja ya naik motor ini jangan berharap sampainya cepat"

"Loh kapan lo ngomong gitu. Perasaan gue enggak dengar gitu deh Za. Malah tadi gue dengar lo ngomong sop buah"ujarnya.

"Kagak ada gue bilang sop buah"

"Emang gitu ya Za kalau naik motor orang bilang apa jawabnya apa. Ada juga yang orang ngomong di jawab HAH… tapi, naik motor lebih enak bisa kenak angin sepuasnya. Bisa ngerasain padatnya jalanan di ibu kota. Gue pengen setiap hari ke sekolah naik motor sendiri tapi, enggak di bolehin sama papa. Katanya entar kamu kenapa-kenapa di jalan. Dari dulu gue selalu di antar jemput supir sesekali juga papa yang ngantar atau ngejemput gue. Gue mau terima kasih sama supir gue karna telat jemput karnanya gue bisa ngerasain kebahagiaan hari ini, dan kebahagiaan itu datang dari lo"ujar Sherly.

"Gue ikut senang kalau lo happy. Kapan-kapan berangkat ke sekolah bareng gue naik motor deh tapi, enggak pakai motor yang ini juga bisa-bisa telat lagi"Aza tertawa di akhir kalimat.
Sherly juga tertawa atas ucapan Aza.

"Lo receh Za tapi, gue suka ke recehan lo"

"Lo masih ingat pas kita sama-sama keparkiran buat ngambil kendaraan masing-masing. Itu tuh gue harus minta izin ke bokap gue selama sebulan biar gue di bolehin berangkat naik motor ke sekolah sendiri"jelas Sherly.

"Ulu-ulu kasihannya teman gue yang satu ini"Sherly yang mendengar ucapan Aza memukul helm yang di gunakan Aza.

"Sakit Sher"keluh Aza yang hanya di balas dengan kekehan oleh Sherly.

  Di perjalanan di habiskan dengan mengobrol dari hal yang tidak penting sampai bener-bener tidak penting banget. Sesekali mereka berdua tertawa karna lelucon yang di lemparkan Aza ataupun Sherly. Kini motor Aza sudah berada di depan gerbang rumah Sherly.

"Masuk dulu yuk Za"ajak Sherly.

"Lain kali aja deh Sher, gue takut sampai rumah ke sorean. Lo tau sendiri laju motornya gimana"Tolak Aza.

"Oiya yah, arah rumah lo sama rumah gue kan berlawanan jadi jauh perjalanan nya, udah gitu lo balik naik motor ini pula. Tapi, bener ya lain kali harus mampir dulu"ucap Sherly.

"Iya. Kalau gitu gue pulang dulu"pamin Aza di balas anggukan oleh Sherly.

  Aza sampai di rumahnya pukul 20.00 pm. Aza masuk kedalam rumah setelah memarkirkan motor pak Harto di bagasi. Suasana pertama yang Aza rasakan yaitu sepi rumah seluas 2550 meter itu terlihat tidak ada satupun penghuni yang menempatinya. Aza menghela napas sudah di pastikan kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Sudah sering kedua orang tuanya tidak pulang kerumah. Apa lagi papanya, papanya itu lebih sering tinggal di apartemen dekat kantor miliknya ketimbang pulang ke rumah sedangkan mamanya ketika tidak pulang ia pergi liburan dengan teman sosialitanya. Bagi Aza untuk apa memiliki rumah seluas 2550 meter kalau kenyataannya hanya dirinya dan sang adik saja yang menempatinya. Aza lelah memikirkan nya dan memutuskan untuk membersihkan dirinya di kamar setelah selesai membersihkan diri. Aza berjalan menuju kamar sang adik yang berada di sebrang kamar Aza.     

"Dek"panggil Aza.

"Kak Aza dari mana aja sih, aku dari tadi belum makan tau. Mau minta tolong sama bibi buatin makanan tapi stok bahan makanan habis, mama belum belanja bulanan. Mau ngeganjel pakek jajanan juga habis. Mau gofood uang jajan bulan ini belum di transfer papa"keluh Andra.

"Kasihannya adik kakak satu-satunya ini. Maafin kakak deh"ujar Aza dengan mengunyel-ngunyel pipi Andra. "Sebagai permintaan maaf kakak gimana kalau kita makan bakso yang ada di depan komplek perumahan kita"ajak Aza.

"Ayok kak, Andra udah enggak sabar buat ngerasain makan bakso dengan pemandangan orang berlalu lalang di jalanan"Andra sangat antusias.

  Karna tempat penjual bakso tidak terlalu jauh Aza dan Andra pergi ke tempat penjual bakso demgan menaiki sepeda gunung masing-masing. Setelah sampai di tempat penjual bakso, sepeda mereka di parker dengan rapi. Aza memesan dua porsi bakso komplit dengan dua botol teh botol sosro. Sambil menunggu pesanan Aza menggobrol dengan Andra.

"Ini neng dua porsi baksonya"ujar penjual bakso.

"Makasih bang"ujar Aza.

  Di sela kegiatan memakan bakso seseorang memanggil Aza.

"Aza...."panggil seseorang.

Bersambung

  Kalau kalian suka dengan cerita ini, berilah apresiasi kalian kepada penulis dengan cara memberi bintang dan komen.

Note:Di bulan puasa ini, cerita "luka" akan update setiap hari, dan akan menemani kalian puasa. waktu updatenya dalam seminggu kelang-kelang, Misalnya:hari senin updatenya waktu sahur, dan hari berikutnya waktu buka puasa. begitu sampai bulan puasa selesai.

Karna dua hari ini gak update sebagai gantinya hari ini double update

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang