Bel pulang sekolah nyaring berbunyi, siswa dan siswi berhamburan untuk pulang kerumah masing-masing. Aza dan Sherly berjalan menuju gerbang sekolah. Dua motor sport berwarna hitam dan merah menghampiri mereka berdua.
"Belum balik??"Tanya Adrian.
"Belum. Gue lagi nunggu Sherly di jemput supirnya"jelas Aza.
"Lo balik naik apa Za??"Tanya Adrian.
"Taksi"
"Dari pada kalian nunggu kelamaan dan keburu sore juga mending balik bareng kita aja"ucap Adrian.
"Benar yang di bilang Adrian. Sekolah juga udah mulai sepi"Fahri menyetujui ucapan Adrian.
"Gimana Sher??"Tanya Aza.
"Yaudah deh kita balik bareng lo pada"
Aza di bonceng oleh Adrian sedangkan Sherly bersama Fahri. Motor mereka berhenti kalan lampu merah. Aza melihat dua orang anak perempuan yang satu berusia kurang lebih lima tahun dan satunya lagi berusia tujuh tahun. Dua anak perempuan itu mengamen dari mobil ke mobil yang lain. Aza melihat dua anak tersebut sangat senang setelah sang pemilik mobil memberi selembar uang yang jumlahnya tak besar kepada mereka. Walaupun begitu bagi mereka uang tersebut sudah berharga bagi hidup mereka.
"Adrian"Aza menepuk bahu Adrian lantas Adrian menoleh kearah Aza.
"Nanti pas lampu lalu lintasnya hijau, berhenti di depan ya"
"Emang ada apa Za"Tanyanya.
"Gue pengen bantuin adek yang ngamen itu"Aza menunjuk ke arah dua orang anak kecil yang masih mengamen. Adrian melihat kearah yang di tunjuk oleh Aza.
Lampu yang awalnya merah berubah menjadi hijau. Sesuai dengan apa yang di inginkan Aza kini motor Adrian berhenti di pinggir jalan dan hal itu di ikuti oleh motor Fahri.
"Kenapa berhenti??"Tanya Fahri.
"Si Aza mau ngebantuin anak kecil itu gamen, lo berdua mau ikut ngebantu enggak??"Adrian bertanya kepada Fahri dan Sherly.
"Gue sih mau"ucap Sherly.
"Gue juga mau"ujar Fahri.
"Yaudah ayo kita bantuin"ajak Azad an mereka berjalan menghampiri dua anak kecil itu setelah lampu hijau berubah menjadi merah.
Mereka berempat menunggu di pembatas antara jalan yang di sampingnya, setelah lampu hijau berganti menjadi lampu merah anak tersebut minggir dari jalanan. Aza berjalan mendekati anak tersebut yang di ikuti juga oleh ketiganya. Aza berjongkok untuk menyesuaikan tinggi dua anak perempuan itu, lalu Aza menyapa anak tersebut.
"Hallo. Kenalin nama kakak Aza. Kakak yang di sebelah kakak namanya kak Sherly"ucap Aza menunjuk kea rah Sherly. Sherly melambaikan tangan seperti berkata hai.
"Kakak yang di sebelah kak Sherly namanya bang Adrian sedangkan yang di sebelahnya namanya bang Fahri"jelasnya lagi.
"Hallo"sapa mereka bertiga.
"Nama kalian siapa??"Tanya Sherly yang ikut berjongkok di sebelah Aza.
"Nama aku Putri Lastri Marselina dan yang ini adik aku namanya Dila Aprilia"ucap Putri.
"Namanya bagus seperti orangnya"Aza mencubit gemas pipi dua anak perempuan tersebut dengan pelan.
"Kalau boleh tau Putri sama Dila umurnya berapa??"Adrian berjongkok di sebelah Sherly.
"Kalau Putri umurnya 7 tahun, kalau Dila 5 tahun kak"jawab Putri.
"Putri kenapa ngamen apa Putri enggak capek besoknya harus sekolah??"Tanya Adrian pelan takut mereka merasa tersinggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
Teen FictionHidup penuh dengan tanda ?? dan terkadang hidup diuji dengan cobaan,begitulah kenyataannya. setiap orang dikuatkan dengan cara diberikan cobaan. --------------------------------------------------- Cover by: pinterest and me ...