"Aza"panggil seseorang.
"Adrian. Lo ngapain di sini??"Tanya Aza.
"Boleh gabung enggak nih??"bukannya menjawab pertanyaan Aza, Adrian malah balik bertanya.
"Lo tadi nanyak kenapa gue disini kan, sekarang gue jawab. Gue lagi main di rumah teman gue, pas gue mau balik bunda gue nelpon minta beliin bakso yaudah gue ngelihat tempat bakso ini. Ehh taunya lo juga lagi ada di sini"jelas Adrian.
"Oiya kenalin ini adek gue namanya Andra, dek kenalin abang ini namanya bang Adrian"ucap Aza.
"Hai, abang temannya kak Aza. Salam kenal"ujar Adrian sambil menjulurkan tanggannya.
"Andra, adiknya kak Aza. Salam kenal"jawab Andra dengan menjabat tangan milik Adrian.
"SMP dimana??"
"SMP Tunas Bangsa bang"jawabnya.
"Saudara abang ada yang sekolah di situ. Kenal enggak yang namanya Tengku Putra??"
"Itu mah teman sekelas Andra. Sering juga main sama kalau di sekolah"
"Sesempit itu ya dunia. Tanpa di sadari kita satu sama lain saling kenal"celetuk Aza dan di angguki oleh Adrian.
"Sebentar ya gue mesenin pesanan titipan bund ague dulu"ucap Adrian.
Adrian kembali ke meja di mana Aza dan Andra berada setelah selesai memesan bakso. Sambil menunggu pesanan Adrian mereka bertiga mengobrol. Andra dan Adrian terlihat sangat akrab dan dekat seperti sudah mengenal lama. Tidak lama dari itu pesanan Adrian telah selesai di buat oleh abang penjual bakso. Mereka bertiga memutuskan untuk pulang."Kalau gitu gue sama adek gue balik ya"pamit Aza yang sudah berada di samping sepeda gunung miliknya.
"Iya. Hati-hati"
"Lo juga hati-hati jangan ngebut-ngebut kasihan orang yang rumahnya di pinggir jalan karna suara motor lo yang berisik mereka jadi ngedumel dadakan"Aza terkekeh di akhir kata yang ia ucapkan.
"Enak aja, motor gue suara kenalpotnya halus enggak bar-bar"Adrian tidak terima dengan ucapan Aza.
"Yaudah kalau gitu gue balik"
"Oiya bang lain kali main ke rumah dong, biar kita main ps bareng"ajak Andra.
"Siap, entar abang main deh ke rumah. Entar kita lihat siapa yang jago"ucap Adrian.
"Oke. Di tunggu jangan sedih kalau abang kalah dari Andra"sombong Andra. Adrian yang mendengar ucapan Andra mengacak-ngacak rambut hitam pekat milik Andra.
"Kalu gitu kita pamit duluan"ucap Azad an di anggukin oleh Adrian.
Aza dan Andra menaiki sepeda mereka lalu menjalankan sepeda menuju rumah, sedangkan Adrian berjalan berlainan arah dari arah rumah Aza.•••
Di lain tempat, ebuah rumah bernuansa putih yang luasa dan megah. Seorang anak laki-laki memasuki rumah tersebut.
"Assalamualaikum, bunda di mana?? Mahen pulang dengan membawa pesanan bunda tercinta"ucap Adrian. Mahen adalah panggilan khusus Adrian dari keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
Teen FictionHidup penuh dengan tanda ?? dan terkadang hidup diuji dengan cobaan,begitulah kenyataannya. setiap orang dikuatkan dengan cara diberikan cobaan. --------------------------------------------------- Cover by: pinterest and me ...