Ini masuk double apdet tidak? wkwk
Hongjoong tersenyum melihat banyaknya anak yang berlarian keluar dari ruang kelas. Beberapa langsung menuju gerbang untuk mencari orang tuanya, beberapa lagi bermain terlebih dahulu di taman, menyisakan sebagian kecil anak yang masih menetap di ruang kelas. Termasuk si kembar.
Kata Seonghwa, mereka biasanya keluar kelas sepuluh menit setelah bel pulang berdering. Selain karna Yeosang tidak suka berada di tempat ramai, keduanya memilih membantu sang guru membereskan ruang kelas terlebih dahulu.
Jika ditanya orang mengapa Hongjoong yang menjemput si kembar dan bukan Seonghwa, maka Hongjoong dengan berbangga hati bilang bahwa ia yang menawarkan diri. Ini berawal saat makan siang bersama empat hari yang lalu. Seonghwa mengenalkan Gahyeon sebagai guru TK dua ekornya juga sebagai pengasuh sementara selama ini bekerja.
Hongjoong akhirnya tau kalau Seonghwa akan menjemput kedua anaknya saat pulang sekolah, membawa mereka makan siang, kemudian saat jam istirahatnya selesai ia akan menitipkan kembar ke rumah Gahyeon, baru di sore hari ia akan menjemput mereka pulang. Kalau Gahyeon tidak bisa, maka Seonghwa menitipkan mereka ke keluarga Song. Selalu seperti itu tiap harinya.
Dan Hongjoong menawarkan diri untuk menjaga kembar setelahnya. Hitung-hitung mereka bisa menemani waktu cuti hongjoong yang masih sebulan ini.
"Ayah," Hongjoong menunduk begitu merasakan tarikan pada ujung bajunya. Ada Yeosang di sana, si pria Kim akhirnya menyejajarkan dirinya. Tak lupa mengecup pucuk kepala yeosang.
Ngomong-ngomong, setelah paksaan Wooyoung selama sebulan kemarin Yeosang akhirnya ikut memanggil Hongjoong dengan sebutan Ayah.
"Yeo, mana kembaranmu?"
Belum sempat Yeosang menjawab teriakan penuh semangat terdengar, jelas milik Wooyoung. "YEO KOK NINGGALIN WUYO SIH?"
Hongjong tertawa melihat Wooyoung yang berlari ke arah mereka. Yeosang sendiri mendengus begitu merasakan pelukan erat Wooyoung yang kini masih mengomel.
"Ayo, kita makan siang di tempat Sannie,"
Mendengar nama San disebut, bungsu keluarga Park itu segera menarik lengan Hongjoong kelewat semangat. Bukan hanya Wooyoung, Yeosang juga diam-diam merasa semangat. Ia tidak akan bermain dengan San, Ia lebih suka memperhatikan dan menjaga si bungsu Song Jongho yang berusia dua tahun.
Memang si kembar sudah bucin sejak dini.
***
Keadaan apartemen Hongjoong sekarang bisa dibilang kelewat sepi. Setelah mampir ke D'halimun untuk makan siang dan bermain, ketiganya akhirnya pulang saat jam menunjukkan pukul satu. Wooyoung yang lelah bermain dengan San akhirnya tidur selama perjalanan pulang. Yeosang sendiri asik melantunkan lagu anak yang Hongjoong putar, sesekali ia akan bertanya jika matanya menemukan sesuatu yang menarik di luar jendela.
Sampai di apartemen, Hongjoong segera membaringkan Wooyoung di kasurnya. Yeosang sendiri sudah berbaring di samping Wooyoung. Ini jam tidur siang mereka. Hongjoong sendiri memutuskan untuk lanjut menulis novel yang sudah sebulan ini dia anggurkan.
"Yeo butuh sesuatu?" Hongjoong sadar sepuluh menit ini Yeosang belum tertidur. Yeosang yang sedari tadi merubah posisi tidurnya secara berkala akhirnya kembali membuka mata. Ia duduk, menatap Hongjoong dengan mata bulatnya.
"Yeo... Nggak bisa tidur kalau nggak meluk plushie." suaranya lirih, takut merepotkan.
Hongjoong menepuk keningnya pelan. Ia lupa membeli plushie kemarin. Padahal Seonghwa sudah menawarkan diri untuk mengantarkan dua plushie mereka ke apartemen Hongjoong. Namun ia menolak. Lihatlah, karna kelalaiannya Yeosang jadi tidak bisa tidur sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Foirfe | JoongHwa
FanfictionHongjoong tau umur dia memang sudah waktunya untuk menikah. Pun dia memang berencana membangun keluarga tahun depan. Membayangkan dirinya dipanggil "Ayah" saja sudah membuatnya tersenyum senang. Namun, tiba-tiba dipanggil "Ayah" oleh seorang anak l...