S u r a t p r a k a w i n

221 46 14
                                    


Jofan tengah bersandar di dinding perbatasan ruang tamu. Melirik sesekali gadis yang duduk di sampingnya. Gadis yang tengah bergelut dengan handphone di mana terpampang di layarnya banyak menu makanan.

"Fan, kalau di dunia ini disuruh milih salah satu di antara nasi tanpa lauk sama lauk tanpa nasi, lo bakal pilih yang mana?"

"Hidup tanpa lo," balas si empu sekenanya.

Petang mendesah. Lalu mencak-mencak setelahnya. "Ih kok ngomongnya gitu, sih?! Petang gak suka, ya! Gak mau. Gelay!"

Jofan memilih abai. Matanya kembali fokus pada ponselnya.

Petang mencebikan bibirnya. Bisa-bisanya Jofan bersikap masa bodo seperti ini. Sungguh, dirinya tidak suka!

"Fan, keluar, yuk! Gue bosen di rumah...," ajak Petang.

"Lo aja yang keluar dari kehidupan gue."

"Bener, ya?" Jofan mengangguk mantap saat Petang bertanya dengan wajah memelasnya, berharap ditahan. "Oke, fine!"

Berhasil, 'kan? Batin Jofan terbahak-bahak. Ia mendekat pada Petang yang sudah memilih menjauhi duduk mereka. "Becanda doang."

Petang berkaca-kaca. Pupil matanya mengembang. Kembang-kempis menahan agar tidak menangis. Dirinya mendadak takut. Dirinya takut Jofan benar-benar menyuruhnya pergi, dan anggukan tadi menandakan bahwa ketakutannya itu benar.

"Hei, jangan nangis, buset!" Jofan menepuk-nepuk pipi Petang, sedikit panik. "Dibilang gue cuma becanda. Baperan banget, sih? Kalo mau keluar, ya, ayo."

"Gak mau."

"Is, marah beneran. Lagi Dateng bintang lo, ya?" tebak Jofan usil.

Petang berdecak, "Sok tau!"

"Ya, terus?"

"Kamu mau, gak, jadi matahari di kehidupan aku, Fan?" Petang menatap Jofan dengan intens. "Petang serius nanya."

"Mau, lah!"

"Kalau gitu, menjauhlah 149,6 kilometer dari sekarang."

Jofan skakmat.

***

"Nih, isi." Petang menyerahkan selembar kertas kepada Jofan.

Si empunya mengernyitkan dahi, "Apaan, dah?"

"Formulir buat persyaratan pra-kawin kita."

Jofan tersedak gorengan hingga ada isi yang kembali keluar. "Gue masih SMA, buset. Ngebet banget kawin lo, Tang! Lagian mana ada pra-kawin, orang-orang, tuh, pra-nikah, kampret!"

"Udah, sih, isi aja, Fan! Ribet banget, elah. Gue bosen jadi lajang."

"Ya udah, jadi jalang."

PLAK!

"Ya Tuhan, Petang bersoda banget...." Jofan mengelus pipinya sembari menggeleng.

"Makanya cepet isi!" titah Petang, kali ini Jofan menurut, bergantian dengan teman-teman Jofan yang menggeleng melihat ketoxican pasangan ini.

Selang dua menit, Jofan menyodorkan kembali kertasnya. Petang tersenyum, hingga akhirnya senyumnya itu memudar tatkala melihat isi kertas di genggamannya yang berisi ;

Surat Pra-Kawin

Dengan datangnya surat ini, saya Petang Maharani Adiwijaya bermaksud untuk membeberkan sedikit informasi mengenai si calon suami. Berikut ini adalah data riwayat kehidupan mempelai pria ;

Nama : Jofananan padahal aslinya Jofan Albert Tyas
Umur : 17 Tahun (Nego)
Ciri-ciri : Punya muka yang bawaannya Ngajak war terus
Warna Kulit : Sawo busuk
Tinggi Badan : 193 cm jika diukur pakai sedotan dari kejauhan
Sebab-Akibat Mengapa Dia Lahir : Bunda Tyas dan Ayah Tyas khilaf
Alamat : Negara berkembang yang dijuluki negara berflower dan juga merupakan negara paling toxic & tersantuy di dunia
Mantan Kekasih : Tidak ada, mungkin ke depannya akan lebih dari lima
Kawin Dengan Dia : Menjanjikan calon benih-benih manusia yang memiliki kredibilitas tinggi
Agama : Islam always
Kelebihan : Terlalu tampan
Kekurangan : Haram untuk disantet.

Sekian surat ini saya buat dengan sebaik-baiknya. Mohon maaf jika banyak salah-salah kata atau semacamnya.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Petang Maharani Adiwijaya. Diketahui :

Hormat saya

Petang Maharani A.

"Udah, kan? Pergi sana." Jofan mengusir.

"Pulang dari sekolah abis nyawa lo, Fan. Liat aja," ujar Petang datar lalu melenggang.

Jofan terdiam takut, dan setelahnya bertanya pada teman sebangkunya, "Ren, apa gue bunuh diri sendiri aja, ya? Biar mandiri gitu. Dari pada nanti gue dibunuh."

Rendy menghela napas dalam-dalam, dan mengumpat, "Good idea. Terjun aja, nanti gue bantu dorong."

Lengkap sudah kebodohan kisah kehidupan Jofan.

***

Ayo Cepet Kawin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang