18

44 4 5
                                    

"Lo yakin vir langsung pulang?,gak mau kemana mana gitu dulu" tanya Selvia untuk ke sekian kalinya

"Iya kite ngemall apa kemana gitu yuk senangi hati bentar" timpal yessa

Vira hanya memandang malas kedua sahabat nya itu "gue udh di telpon bokap disuruh pulang cepat"

"Tapi jangan bunuh diri ya gara gara putus" ucap yessa

"Jangan minum obat nyamuk vir tar Lo mati kita keenakan makan ayam lagi" Tamba Selvia sambil tertawa

"Minum fixal aja pikiran tenang nyawa melayang" ucap Vira sambil tertawa ngakak

Vira hanya menatap sinis sahabat gesrek nya "Lo pikir gue di tinggal mati ama laki apa sampai mau bunuh diri segala gak level gue nangis kejer gara gara di tinggal buaya darat,air mata gue tu mahal seharga 100 jeti" cerocos vira

"Rrrrrrrrrr" jawab mereka bertiga serempak

" Auah males" setelah mengatakan itu Vira langsung masuk kedalam mobil nya dan siap untuk pulang kerumah karna telah di tunggu papanda dan Mamanda serta Abang kesayangan nya.

Savira bukan nya tak sedih karna kejadian tadi,tapi apa boleh buat menangis tak akan bisa mengembalikan semua nya yg ada malahan sakit jika mengingat kelakuan dan perkataan daril tadi.

Ini memang bukan pertama kali nya dia gagal dalam cinta,dia hanya bisa percaya akan ada seorang laki laki yg telah Allah siap kan untuk dia yg bisa menerima dia apa ada nya.

Biarkan saja Daril bahagia dengan pilihan dia, karna mencintai tak harus memiliki,dan bukankah kaoudrat perempaun itu dikejar bukan mengejar jadi untuk apa dia mengejar seseorang yg tidak menghargai kehadirannya lagi.

Saking asik nya melamun Vira sampai tak menyadari bahwa dia telah sampai di dalam pekarangan rumah nya.

Vira melihat sebuah mobil yg tak asing bagi nya,dengan cepat Vira berlari kedalam untuk menemui seseorang yg sudah lama dia rindukan.

"Assalamualaikum mama papa Abang" salam Vira "aaa.....nenek" Vira langsung berhambur kedalam pelukan sang nenek

"Aduh kamu ini masih saja manja" ucap nenek.Vira hanya tersenyum menanggapi

Setalah puas berpelukan Vira baru menyadari keheningan yg terjadi di sekitar nya.Vira memperhatikan mama nya dengan wajah yg dibasahi air mata,sedangan kan Azka hanya tertunduk lesu berbeda dengan wajah ayah nya yg sedikit cemas.

"Dek papa mau bicara"tutur regan

Vira hanya diam menunggu lanjutan kalimat dari papa nya

"Mama sama papa akan bercerai" sambung regan

Deg

Seperti tertikam jutaan pisau sakit tapi tidak berdarah,senyum yg semula terbit kini kembali datar.

"Kenapa" hanya kata itu yg mampu Vira ucapkan,dia harus menahan dulu air mata yg sudah hampir di pelupuk mata demi mendapat kan jelesan karna dengan menangis akan semakin kacau.

Ririn hanya menangis melihat sang putri yg seperti nya sok

"Papa sama Mama udh gak cocok dek" ucap regan

Vira menggelengkan kepalanya "gak mungkin pa, tadi pagi mama sama papa masih baik baik aja kok"

Sinta berpindah duduk di samping Vira "nak dengarin mama dulu" ucap Sinta lembut sambil mengelus rambut Vira sayang "papa sama Mama udh tidak sejalan lagi,tapi kami tetap menunjukan keharmonisan di depan kalian agar tidak menyakiti hati kalian" sambung nya

" Tapi pernah mama pikir sesakit apa perasaan Vira pada dengar kata itu dan mama sama papa juga menyembunyikan semua ini dari Vira....dan sejak kapan mama sama papa menyembunyikan semua ini?"

saviraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang